06. Dijodohkan Dengan Gus

808 17 2
                                    

Welcome to the world of my imagination.

Semoga Kalian suka dengan cerita Saya:)

Happy reading!!!

️❤️❤️❤️

Satu hari sudah berlalu, Adel terus memikirkan tentang pernikanannya dengan Gus Yusuf.

Sekarang Adel, sedang berada diteras asramanya, Adel sendirian termenung disana, karena Dillah sedang membantu masak karena hari ini adalah hari piketnya.

Adel menatap langit yang cerah, siang ini, langit begitu indah, tidak ada awan mendung sedikitpun, bahkan burung-burung yang bertebrangan sangat menikmati suasana sekarang.

Berbeda dengan Adel yang begitu gelisan. Adel menadahkan tangannya.

'Ya Allah, jika benar ini yang Engkau takdirkan untuk Hamba, Hamba mohon, lancarkanlah semuanya. Aamiin,'

Lalu mengusapkan pada wajahnya, dan tak lama, penjaga asrama putri datang, untuk memanggil semua santriwati untuk makan siang diaula khusus untuk santri putri.

Dan Adel juga beranjak dari tempatnya menuju aula.

Dua hari kemudian...

Dua hari sudah berlalu, rumah Adel sekarang banyak kedatangan tamu, terutama tamu pondok pesantren An-Nur.

Yaps, hari ini adalah hari pernikahannya Gus Yusuf dan Adel, dikediaman mempelai wanita.

Dan sekarang, Adel sedang diriasi, begitu indah, dengan balutan abaya syar'i putih, dengan hijab panjang yang senada dan mahkota kecil diatas kepalanya, wajah yang Indah, apalagi ditambah dengan cadar yang senada juga.

Begitu anggun.

"Del, semangat ya!" Dillah, yang selalu berada disisi sahabatnya, terus memberikan semangat untuk Adel.

Adel tersenyum dibalik cadarnya, lalu mengangguk "Makasih Dillah," Dillah juga mengangguk.

Adel beralih menatap pantulannya dicermin, Adel akui, riasannya saat ini begitu anggun dan cantik, Adel sampai tidak bercaya, bahwa didepan cermin ini adalah dirinya.

"Gus Yusuf pasti sangat suka Del," Adel menanggapinya dengan senyuman.

Dirinya terlalu gugup sekarang.

Tiba-tiba pintu terbuka, terlihatlah seoarang wanita paru bayah, dengan abaya yang senada dengan Adel menghampirinya, dengan senyuman manisnya.

"Sayang,"

"Umah, Adel gugup," cicitnya.

Hera tersenyum, lalu mengelus punggung putrinya, yang sebentar lagi akan menikah ini.

Tak sadar, air matanya mengeluarkan cairan bening, Adel yang melihatnya tentu khawatir.

"Umah? Umah Kenapa? Kok nangis?" Berdiri, dan menghapus air mata Umah-nya.

Dijodohkan Dengan Gus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang