Second Location - Mariennaz

31 10 23
                                    

KANTOR Pos Mariennaz adalah kantor pos yang dipimpin oleh seorang Duke bernama Retmora Achilles. Beliau adalah saudara dekat Yang Mulia Raja Kallia, dan sudah mendirikan bisnis ini sejak puluhan tahun yang lalu. Lebih tepatnya, saat Kallia terlibat perang antar negara.

Dahulu, Kantor Pos Mariennaz bukanlah sebuah kantor pos, melainkan sebuah organisasi yang bertugas sebagai mata-mata untuk menyusup ke wilayah musuh. Tujuannya adalah, untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya. Namun, sepuluh tahun setelah perang berakhir. Organisasi itu akhirnya mengubah tujuan dan fungsinya menjadi sebuah organisasi pengantar surat dan barang sehingga jadilah kantor pos.

Tarynne adalah anggota termuda di Mariennaz, dan orang-orang selalu menyebutkan bahwa gadis itu masuk ke sana melalui jalur orang dalam.

Yah, Tarynne sendiri tidak bisa mengelak dengan semua cibiran atau nyirnyiran yang biasa dilempar padanya. Karena, apa yang mereka katakan sebenarnya benar adanya.
Tarynne masuk ke Mariennaz berkat orang dalam. Berkat Duke Achilles.

"Jadi, Kakak ... menghilang?" Tarynne yang berumur sepuluh tahun berbicara dengan Duke Achilles secara langsung. Sebagai satu-satunya anak perempuan di rumah yang sederhana itu, Tarynne hanya bisa menyajikan segelas air hangat untuk Duke. Duke Achilles mengangguk, "benar."

"Dan ... dia meninggal?" tanya Tarynne lagi, dengan mulut bergetar. Duke Achilles lagi-lagi mengangguk. "Benar. Kami akan memberimu kompensasi berupa biaya pendidikan dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Kemudian, kami juga akan memberikan biaya hidup padamu sampai kau menikah. Selain itu, kami juga akan menempatkanmu ke panti asuhan terbaik yang ada di bagian selatan Kerajaan, dan meski kau diadopsi pun, kau akan tetap kami biayai."

"Ti-tidak ...." Tarynne berbisik pelan, menolak tawaran yang lumayan menggiurkan itu. Duke mengernyitkan kening. Merasa bahwa dia mendengar sesuatu dari mulut mungil itu. "Apa?"

"Aku bilang, aku tidak mau!" Tarynne berteriak keras sampai beberapa pengawal Duke yang berjaga di luar menoleh. Mata mereka kompak membesar. Sangat terkejut, karena Duke diteriaki dengan kasar oleh gadis kecil yang tidak berpendidikan.
Pria dengan setelan blazer hitam, lengkap dengan dasi kupu-kupu-yang tengah berdiri di sebelah Duke-menyahut ganas. "Hei! Dasar tidak so-"

Duke Achilles langsung mengangkat sebelah tangannya pada sekertaris pribadinya. Memerintahkannya untuk berhenti. Sang sekertaris pun menurut. Untuk selanjutnya, keduanya pun mendengar Tarynne yang mulai mengganas. "Kau pikir, nyawa bisa dibayar dengan uang, hah? Dan kau pikir, meski Kakak menghilang selama dua bulan, kau bisa seenaknya menganggap dia meninggal?"

Tarynne, gadis itu ... dia tidak seperti yang diperkirakan.

"Nak, jarak dari Kerajaan Kallia dan Lembah Naga hanya terpaut dua Minggu. Kalau Kakakmu tidak pulang selama tiga Minggu, kami tentu tidak akan membuat berita tentang meninggalnya Kakakmu karena kantor memberi waktu istirahat kepada para kurir selama seminggu untuk kembali, tergantung kondisi fisik dan medan perjalanannya. Namun, Kakakmu pergi ke Lembah Naga dan sudah dua bulan tak kembali. Sebelum membuat berita semacam ini pun, kami juga sudah melakukan pencarian besar-besaran guna menemukan Kakakmu, tapi nihil. Kami tidak menemukan apa pun. Selain itu, barang yang seharusnya dikirim pun jadi tak terkirim berkat menghilangnya Kakakmu."

"Memangnya kalian tidak menemukan petunjuk saat mencari Kakakku? Seperti robekan baju atau tasnya yang hilang, misalnya?"

"Nak, kami sudah berkali-kali mencari Kakakmu dan kami benar-benar tidak menemukan petunjuk apa pun. Dia menghilang secara misterius. Bersih. Petunjuk apa pun seolah lenyap begitu saja." Sekarang, sekertaris itu yang berkata. Lumayan dongkol dengan ucapan Tarynne, padahal dia masih anak-anak.

THE LOST BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang