Eighteenth Location - Quarrel

9 2 0
                                    

ALICIA adalah gadis yang amat keras kepala. Dia tidak mau menyerah, dan terus mengejar Tarynne baik dengan sapu atau berlari sampai dirinya kelelahan.

Tenaga Tarynne sudah di ambang batas saat itu, kelelahan juga. Ketika dia hendak mengusir Alicia lagi, gadis penyihir itu langsung memohon. Dia meraung di depan Tarynne. Menjatuhkan diri sambil bersimpuh lutut. “Aku cuma ingin jadi seperti Mamaku, aku hanya ingin jadi seperti dia. Tolong biarkan aku ikut. Jika Bibi Petunia menyusul, aku sendiri yang akan mengurusnya, aku janji!”

Renzo menatap Alicia kasihan, tetapi tidak dengan Tarynne. Tarynne masih menatap Alicia masygul. Masih mengharapkannya untuk tidak ikut. Namun, karena hari sudah gelap, akhirnya Tarynne mengizinkannya. “Jika Nyonya Melvin ke sini dan menyuruhmu pulang, maka kau harus pulang!” Tarynne berkata lebih tegas. Alicia mengangguk kencang saat itu, menurut.

Keesokan harinya, perjalanan yang mestinya dilakukan oleh satu orang (atau dua orang bersama Renzo), sekarang bertambah dengan adanya Alicia. Gadis itu berjalan riang, dia juga kadang sesekali menyuruh Tarynne dan Renzo untuk berjalan cepat. Alicia juga yang memimpin jalan, seolah dia yang merencanakan petualangan ini.

Tarynne tidak bisa untuk tidak memunculkan wajah kesalnya saat itu. Dia percaya, lambat laun, Petunia pasti akan menyusul kemari.

Setidaknya, itulah yang dia percayai empat hari lalu.

Untuk sementara ini, air terjun yang ada di depannya bisa menjadi obat penenang untuk kepalanya yang pening. Letaknya tepat di belakang gunung runcing berjarak sepuluh kilometer dengan pepohonan masif berdaun agak gelap di sekelilingnya. Di bawahnya, juga terdapat kolam yang mengarah langsung ke sungai dangkal dengan bebatuan besar dan batu-batu kerikil di kedua sisi sungai. Renzo sedang berenang mencari ikan di bawah kolam air terjun, sementara Alicia yang bertanggung jawab membuat api.

Alicia sendiri yang mengusulkan diri. Selain itu, dia juga meminta Tarynne untuk menerjemahkan beberapa kosakata di buku kuno selama dia sedang membuat api. Jadilah Tarynne sekarang, duduk bersandar di bawah pohon masif berdaun lebat sambil memegang buku kuno yang terbuka.

Hanya karena Tarynne paham bahasa lain, seperti bahasa Elf, Kurcaci, Duyung, dan lain-lain, Alicia dengan seenak jidat memintanya menerjemahkannya. Mulanya, Tarynne merasa tidak masalah kalau Alicia meminta sekali dua kali. Namun, setelah empat hari ini, gadis penyihir itu memintanya berkali-kali, dan baru sekarang, rasanya Tarynne merasa sedang dimanfaatkan.

Dalam hati, Tarynne bertanya-tanya. Kapan Petunia akan ke sini? Apa dia tidak menyayangi keponakannya atau sedang mencarinya di tempat lain sambil panik?

Sungguh, Tarynne benar-benar menunggu momen di mana Alicia diseret paksa oleh Petunia. Entah kapan momen itu akan terjadi. Rasanya, Tarynne tidak ingin berharap lagi. Dia benar-benar sudah pasrah sekarang.

“Aaaa! Api! Api! Api!”  Alicia menjerit heboh di dekat api. Dia hendak mengeluarkan sihir api saat itu. Namun, sayangnya, Alicia mengucapkan mantranya dengan nada tinggi, artinya kau meminta api itu berubah menjadi besar—sehingga apinya menyembur, meninggi ke langit sampai tingginya melebihi pohon yang ada di sekeliling air terjun ini.

Tarynne langsung berdiri saat itu juga, menjatuhkan buku kunonya. Dia langsung lari ke kolam, melepaskan topinya, dan langsung mengambil air dengan topi itu. Dia lantas berlari ke arah api, dan menyiram api itu dengan air.

“Pakai mantra air, cepat!” suruh Tarynne, kalap. Alicia mengiyakan, lalu memegang tongkat sihirnya kuat-kuat. Dia mengarahkannya ke api. Tarynne terus berlari bolak-balik. Mengambil air, lalu menyiramnya ke api, mengambil air, lalu menyiramnya ke api, begitu seterusnya.

Alicia menghela napas sebentar, lalu mulai bersuara. Rasanya, ini untuk pertama kalinya dia mengeluarkan mantra air. “Wattero!”

Alicia menyebut mantranya dengan nada tinggi, sehingga air deras pun sontak keluar dari tongkat sihirnya. Menyiram api dengan aliran air yang kuat.

THE LOST BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang