SALAH satu pria dengan sukarela mau berubah menjadi serigala lagi. Alasannya hanya satu. Ada seorang gadis yang kakinya patah, dan dia perlu bantuan. Tidak mungkin mereka membiarkan gadis itu berjalan terseok-seok sambil menahan rasa nyeri, mereka tidak tega. Apalagi gadis itu telah mengirim barang yang selama ini mereka tunggu-tunggu.
Tarynne, si gadis yang kakinya patah itu, kini tengah duduk di atas punggung seekor serigala. Dia agak kikuk karena dikelilingi empat pria di sisi kiri dan kanan. Terlebih, posisinya sekarang berada di lorong lubang dengan batu aneh yang menyala di kanan-kiri. Bentuk batunya persis permata seukuran kepala orang dewasa. Letaknya agak menjorok ke dalam dinding, membuat eksistensinya tampak misterius. Selain itu, tanaman-tanaman merambat yang membuat lorong yang mestinya gelap dan lembab, jadi tampak indah.
"J-jhwei lanan (te-terima kasih)." Tarynne berucap pada serigala yang dengan senang hati mau menungganginya. Serigala yang dia ajak bicara menggeram dan mengangguk.
"Apakah sulit mencari jalan kemari?" Ash bertanya, membuka obrolan. Dia manusia serigala yang pertama kali bersuara itu.
"I-iya, aku tak mengira kalian tinggal di sini," balas Tarynne, kikuk. Lebih tepatnya, dia merasa tidak enak karena sudah merusak sarang para Coldyan. Tarynne sudah meminta maaf dengan sangat karena lubang yang dia buat, tetapi para Coldyan ini dengan murah hati mau memaafkannya. Kalau saja Tarynne tidak terlalu antusias tentang penampakan Lembah Naga, kakinya pasti tidak akan patah. Belum lagi, tugasnya mengirim barang yang belum tuntas membuatnya merasa tidak tahu diri dan tidak profesional.
"Yah, kami memutuskan untuk pindah setelah kedapatan tamu tak diundang. Para manusia dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Mereka yang mengacungkan senjata duluan. Mengancam kami, lalu setelah itu, membuat rumor tak enak tentang kami. Mhankindazah theryorum (manusia-manusia menyebalkan), kecuali kau. Kau manusia yang baik." Ash tersenyum ke arah Tarynne. Tarynne membalasnya dengan tersenyum tipis, lumayan senang dipuji begitu. "Jhwei lanan (terima kasih), tapi aku ke sini hanya untuk mengantar barang."
"Tapi barang yang kau kirim adalah barang yang sangat penting bagi kami. Jadi, kau diterima di sini."
Tarynne tersenyum semakin lebar. "Senang mendengarnya."
Di depan, dia melihat lubang setinggi sepuluh meter yang tertutup tanaman merambat dengan bunga-bunga berwarna kuning emas. Entah indera pendengaran Tarynne sangat tajam atau apa, gadis itu bisa dengan jelas mendengar hiruk-pikuk yang ada di dalamnya. Suara anak-anak yang tertawa, berbagai macam geraman, langkah kaki, dan ibu-ibu yang sedang mengobrol.
Tarynne amat penasaran dengan lubang estetik yang tampak misterius itu. Meski tertutup oleh tanaman merambat, Tarynne bisa melihat cahaya hangat yang menembus dari sela-sela daun. Tampak terang dan ramai.
Seiring dia dan rombongan ini melangkah, lubang itu pun semakin lama semakin dekat, dan ketika sudah dekat, dua orang pria menyibak tanaman merambat itu, dan membiarkan Tarynne serta serigala yang dia tunggangi masuk dahulu.
Begitu masuk, Tarynne tidak bisa untuk tidak membuka mulutnya.
Indah dan ramai sekali. Di depan, ada tanah lapang luas dengan batu-batu stalagmit berukuran sedang yang tidak terlalu tajam sehingga bisa diduduki oleh warga Coldyan. Lalu, di kiri, kanan, dan depan, terdapat banyak lubang-lubang besar dari atas sampai bawah. Ada banyak tangga berbatu juga, memudahkan para manusia serigala untuk naik ke atas. Selain itu, beberapa lubang ada yang tertutup tanaman merambat, ada juga yang tertutup kain atau bulu hewan. Di sisi-sisi lubang juga dihias oleh tanaman merambat dengan bunga dominan warna kuning emas yang menempel, juga batu-batu aneh yang mengeluarkan cahaya kekuningan, benda-benda itu menambah kesan estetik, cantik, dan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LOST BROTHER
Fantasy[Fantasy - Adventure - Mystery] Duke Retmora Achilles menyatakan bahwa Terence Flame meninggal di Lembah Naga. Tarynne Flame selaku adik dari kurir yang baik itu tidak menerimanya begitu saja. Di usia muda, dia pun mendapat pekerjaan di Kantor Pos M...