MENJEWER anak nakal yang keluar pasar seenaknya adalah hal biasa di Pasar Penyihir. Pria baik yang berprofesi sebagai penjaga gerbang ini meminta maaf pada Tarynne dan Renzo atas kelakuannya yang tidak mengenakan. Dia melakukan itu semata-mata karena perintah Petunia. Petunia bilang, apabila Alicia sudah ditemukan, jewer saja telinganya, dan pria ini telah melakukan apa yang Petunia perintahkan.
Telinga Alicia sudah sangat merah sekarang. Dia merengut dengan melipat kedua tangannya di dada. Pipinya dikembungkan.
"Kau baik-baik saja?"
"Kenapa kau tidak membantuku?" Alicia langsung sewot pada Renzo yang tiba-tiba menanyakan keadaannya. Renzo terkejut, bingung harus berkata apa pada Alicia yang marah.
Setelah berbincang dengan Tarynne, penjaga yang baik itu lalu berjalan ke arah Alicia, menatap gadis kecil itu tegas. "Baiklah, Alicia. Sekarang, pekerjaanmu adalah membawa kurir yang baik ini ke Bibimu. Lain kali, turuti apa yang Bibimu katakan. Tentu dia tidak akan melarangmu keluar, kecuali kalau kau meminta izin, paham?" tanyanya. Alicia menundukkan kepalanya, merasa malu. "I-iya, Paman Jerome. Tak akan kuulangi lagi," sesalnya.
Penjaga baik hati yang dia panggil Jerome pun mengangguk. "Ya, baguslah. Kami sampai harus menghentikan beberapa orang agar bisa menemukanmu." Jerome berkata sambil menyentuh pelipisnya, pening. "Nona, maaf, ya."
"Tidak apa-apa, Tuan. Anda tidak perlu minta maaf." Tarynne berkata dengan sopan. Senyumnya mengembang, membuat Alicia murka. "Kalau begitu, aku akan kembali bertugas. Alicia, tolong, ya."
"Iya, iya. Ayo, ikuti aku." Alicia berkata dengan ogah-ogahan. Sekarang, dia yang memimpin jalan.
Di sebelah kiri mereka, terdapat banyak beberapa kuda dan kereta kuda yang berjalan lambat. Sebelumnya, kuda dan kereta kuda itu berjajar berhenti di tengah jalan dengan rapi saat Tarynne dan Renzo sampai di sisi jalan. Namun, begitu Alicia muncul, kuda dan kereta kuda ini pun kembali berjalan meski agak lambat.
"Wah, Nayna, penciumanku benar. Mereka bukan manusia." Renzo berbisik pada Tarynne. Melihat-lihat rupa orang-orang yang sedang menaiki kuda maupun kereta kuda.
Renzo benar, mereka bukan manusia. Orang-orang itu berasal dari ras yang berbeda. Elf, Kurcaci, Peri-peri kecil yang sedang naik di atas kepala kuda, para Putri Duyung yang sedang jadi manusia, Sentaurus yang sedang mengulurkan kepala-bertanya-tanya kenapa jalanan menjadi lamban-dan beberapa wanita dengan tangan berbentuk sayap burung yang sedang sibuk meregangkan badan di sisi jalan lain. Beberapa dari mereka ada yang mengobrol, beberapa ada yang menatap Tarynne, Renzo, dan Alicia secara refleks.
Ketiganya pun memasuki gerbang. Jerome dan satu rekannya yang juga seorang penjaga menunduk beberapa kali. Meminta maaf kepada para pengunjung yang baru memasuki kawasan pasar. "Maafkan kami, anaknya sudah ketemu."
"Wah, kau dicari secara besar-besaran, tuh." Tarynne mengejek setelah dia melihat bagaimana dua penjaga dengan topi penyihir itu meminta maaf. Alicia mendecak, "berisik! Kau mau ikut aku atau tidak? Kalau tidak mau, cari jalan saja sendiri, huh!" Alicia membuang muka, dan lanjut berjalan.
Renzo seketika langsung merapat dirinya pada Tarynne, memeluk lengan gadis itu. Tarynne menatap manusia serigala yang ada di sampingnya, geli. "Pa-pasarnya terlalu besar untuk kita berdua, Nayna. Aku takut," kata Renzo, pandangannya mengarah ke depan.
Pandangan Tarynne pun juga ikut mengarah ke depan. Penasaran, sebesar apa pasar yang Renzo maksud. Begitu matanya bertemu tatap dengan pasar itu, Tarynne pun refleks berhenti melangkah.
Pasar ini di apit oleh dua pohon super masif yang memiliki banyak jendela dan balkon. Ada beberapa orang yang sedang duduk di balkon, beberapa ada yang penyihir, beberapa ada yang manusia, dan beberapa ada yang berasal dari ras lain. Beberapa jendela juga terbuka, menampilkan beberapa aktivitas seperti penyihir yang sedang naik tangga, mengeringkan kain lap di kisi jendela, dan lain-lain. Kemudian di bagian tengah atas, di tengah-tengah pohon, Tarynne dan Renzo melihat banyak jembatan gantung yang menjadi penghubung antar pohon ke pohon. Beberapa ada yang dibiarkan teronggok, terbawa angin sesekali, beberapa ada yang sedang dilewati oleh seorang Elf dan Kurcaci.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LOST BROTHER
Fantasía[Fantasy - Adventure - Mystery] Duke Retmora Achilles menyatakan bahwa Terence Flame meninggal di Lembah Naga. Tarynne Flame selaku adik dari kurir yang baik itu tidak menerimanya begitu saja. Di usia muda, dia pun mendapat pekerjaan di Kantor Pos M...