Happy reading semuanyaa 🌼
***
KIA sedang rapat bersama dengan timnya, mereka adalah tim pemasaran 1 yang terdiri dari Kia, Gita, Faya dan Arif. Mereka tengah membahas kelanjutan projek yang sebelumnya sudah disetujui perusahaan.
“Kita itu butuh model atau brand ambassador yang mencerminkan produk kita banget. Saran gue cari aja influencer yang lagi naik, soalnya popularitas BA kita bakal ngaruh sama kepercayaan konsumen. Selebrgam kek, YouTubers, atau beauty influencer, atau konten kreator lain” ucap Faya memaparkan.
“Ada saran nggak?”
“Jujur gua kurang tau ya masalah influencer yang bagus dan lagi naik sekarang” sahut Arif.
“Tapi pendapat aku, nggak harus orang terkenal nggak sih? Yang penting itu sesuai sama kriteria, bisa berekspresi dengan baik. Kita juga masih harus manage pendanaannya juga kan?” ucap Kia. Walaupun ini adalah projek pertamanya sebagai ketua tim, tapi ia sudah memiliki beberapa pengalaman.
“Pikiran gue emang agak aneh tapi gue kepikiran tentang Pak Fere. Dia cocok nggak sih?” sahut Gita tiba-tiba.
Ucapan random Gita itu langsung membuat Arif mencak-mencak. “Gila lo ya? Dia general affair setara manager umum! Mana mau kita suruh-suruh buat nanganin projek di bawah kayak gini”
“Iya, gak mungkin Pak Fere Git”
“Ish dengerin dulu. Secara nih ya, produk kita ini kan ada kaitannya sama kegiatan out dor, butuh visual yang lebih menarik dari setting tempat dan segala macem. Nah Pak Fere itu fix akan tetep jadi center perhatian di manapun, visual oke, wibawa oke, pokoknya perfect. Dia memang bukan artis, konten kreator dan segala macem tapi pesonanya kuat. Baru beberapa hari masuk ke sini aja, udah terkenal, banyak yang cari-cari tau”
Kia terdiam, ingatannya berjalan mundur. Ia mengingat momen dimana ia pergi camping bersama Fere untuk mengisi weekend. Lelaki itu cekatan dalam merakit tenda dan menyalakan api untuk penghangat. Dengan setelan celana kargo dan kaos polo lengan pendek, Fere terlihat cukup keren, apalagi saat kacamata hitamnya dipakai.
Mungkin Gita benar, Fere sangat cocok untuk menjadi model untuk produk mereka yang notabennya adalah paket fasilitas kegiatan outdoor.
“Oke gue akui, tapi Pak Fere itu dingin datar gitu mukanya, mana bisa lo suruh dia senyum. lo yakin dia bisa senyum?”
“Bisa”
“Lo pernah disenyumin Pak Fere Ki?” heran Faya. Kia jadi gelagapan sendiri.
“B-belum, maksudnya itu- kayaknya nggak mungkin ada orang yang nggak bisa senyum, pasti bisa walaupun sedikit gitu”
Seandainya mereka tau, Fere juga punya senyum yang hangat."Tapi tetep intinya gak masuk akal kalo kita pake Pak Fere. Mau nganggarin berapa? Ngomongnya gimana, belum apa-apa udah stress mikirinnya” sanggah Arif, tetap tidak setuju dengan ide Gita yang konyol.
“Belum dicoba kok udah nyerah!”
“Kalo berani ngadep ya silakan, gua dukung-dukung aja”
“Biar aku aja yang coba ngomong” sahut Kia yang langsung membuat ketiga rekannya berhenti berdebat.
“Seriusan Ki?”
Sebenarnya Kia juga tidak yakin apakah Fere akan bersedia atau tidak, namun tidak ada salahnya ia mencoba memperjuangkannya.
***
Mendekati jam istirahat makan siang, Kia menuju ruangan Fere. Sengaja Kia memilih waktu tersebut supaya punya alasan untuk tidak berlama-lama. Sayangnya dari depan pintu kaca, terlihat jika kursi lelaki itu kosong. Fere tidak ada di ruangannya.
Seharusnya Kia langsung kembali saja, bukannya terfikir ide untuk mengirim pesan pada lelaki itu. Rasanya tidak mungkin Fere tidak membalas setelah kemarin lelaki itu gencar menghubunginya.
To : Fere
Dimana?
Walau satu kata, Kia butuh waktu sampai akhirnya yakin untuk mengirimnya. Baru hitungan detik pesan itu langsung bercentang biru. Fere bahkan sedang mengetik sesuatu.
Lantai 4, meeting room.
Tiba-tiba banget nyariin, udah kangen?
Kia berfikir sejenak. Suasana hati Fere tampak sedang bagus, ia tidak boleh merusaknya sebelum berhasil mengutarakan tujuan awalnya mencari Fere.
Iya.
Balas Kia, toh sejujurnya itu bukan kebohongan. Ia merindukan Fere sekalipun hampir setiap hari melihatnya di kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, My Ex Husband
RomanceKia (26) tidak menyangka akan bertemu Fere (29) general affair baru di tempatnya bekerja yang juga merupakan mantan suaminya.