Jeno memejamkan matanya begitu ada yang mengguyur kepalanya dengan minuman soda.
Keadaannya sudah sangat mengenaskan, pelipis dan bibirnya robek mengeluarkan darah, hidungnya hampir patah bahkan seragamnya sudah tidak berbentuk lagi karena saking kotor dan rusak tapi segerombolan murid di depannya seakan belum puas.
"Sudah ku bilang jangan taruh sauce di makananku brengsek!"
Bughh!
Hyunjin menendang kepala Jeno sampai tersungkur tapi Jeno hanya diam saja tidak membalasnya, bukan takut tapi membalasnya sama saja mencari perkara. Keluarga Hyunjin sangat di hormati di sekolah ini dan bisa saja menghancurkan keluarganya dalam hitungan detik.
"Sialan melihat wajahnya saja membuatku semakin kesal, kita harus bayar mahal untuk sekolah di sini tapi dia? Tanpa mengeluarkan uang sepeser pun dan malah dapat bantuan."
Srekkk!
Hyunjin menarik kerah seragam Jeno sampai kepalanya ikut ke tarik, "kau tahu? Uang yang kau terima itu uang kami, apa yang kami lakukan padamu itu sepadan dengan uang yang kami keluarkan untuk sekolah di sini."
Bughh!!!
Hyunjin kembali menghajar wajah Jeno tanpa peduli kalau wajah itu sudah berlumur darah.
"Jangan berani mengadu atau kau akan menyesal," ancam Hyunjin.
"Aarrrggghhhhh!!" Jeno meraung kesakitan begitu kakinya di injak Hyunjin, Hyunjin semakin kuat menginjaknya sampai Jeno benar-benar merintih kesakitan, itu yang paling di sukai Hyunjin.
"Ini belum seberapa, aku akan membuat hidupmu seperti di neraka."
Hyunjin dan teman-temannya pun pergi meninggalkan Jeno sendiri, sepertinya hari ini sudah cukup menyiksa murid miskin itu.
Jeno tidak tahu kesalahan apa yang telah dia perbuat sampai dia di perlakukan seperti ini, sudah hampir dua tahun Hyunjin dan teman-temannya merundungnya. Sebenarnya Jeno sudah pernah melaporkan Hyunjin ke pihak sekolah tapi itu malah membuat Hyunjin semakin menjadi dan pihak sekolah seperti menutup mata tidak peduli dengan muridnya yang melakukan tindakan kekerasan di sekolah.
Dengan tertatih Jeno berusaha berdiri meskipun rasanya sangat sakit, Jeno terpincang-pincang berjalan ke toilet sekolah untuk membersihkan dirinya.
"Akhh.." Jeno meringis ketika dia membersihkan luka di wajahnya, Jeno tidak bisa pulang dalam keadaan seperti ini dia tidak mau buat orang rumah khawatir.
Setelah selesai membersihkan dirinya Jeno langsung keluar tapi begitu dia buka pintu toilet-
Byurrr!
Hyunjin dan teman-temannya tidak benar-benar pergi, mereka menyiram Jeno dengan air kotor bekas pel satu sekolah yang warnanya sudah sangat hitam kental dan bau, Jeno hanya bisa memejamkan matanya saja agar air kotor itu tidak masuk ke matanya.
"Lebih baik kau keluar dari sekolah ini Jen, percuma kau bertahan karena aku tidak akan berhenti mengganggumu." Ucap Hyunjin sambil melempar ember yang dia pegang ke wajah Jeno.
Jeno menunduk dan tanpa bisa di tahan lagi dia meneteskan air matanya, bahunya bergetar hebat karena menangis.
"Apa kau menangis Jen? Astaga aku sangat merasa bersalah kenapa tidak dari dulu aku menyiram mu dengan air kotor."
Hyunjin tertawa puas melihat Jeno menangis, dia benar-benar puas setidaknya untuk hari ini.
Srekk!
Pintu kelas terbuka seluruh murid bahkan guru yang sedang mengajar langsung menoleh ke pintu, ada Jeno yang berdiri di sana dengan keadaan yang memprihatinkan. Tidak ada seragam yang basah lagi karena Jeno sudah menggantinya dengan seragam olahraga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bullying [Jaehyun x Jeno]
Teen FictionJeno sering mendapatkan tindakan kekerasan di sekolahnya karena hanya dia dapat bantuan dari sekolah tapi guru dan pihak sekolah seakan menutup mata mereka sampai pada akhirnya Jeno tidak sengaja menolong seorang mafia dari kematiannya yang perlahan...