7

803 100 3
                                    

"Berhenti mengikuti ku!" Sungut Jeno, dia sudah terlihat sangat marah menahan mati-matian rasa kesalnya pada Soobin yang mengikutinya dari keluar sekolah sampai saat ini.

"Bahkan kau tidak mengucapkan terimakasih, aku telah membantumu kalau kau lupa." Ucap Soobin, dia memang sengaja mengikuti Jeno karena dia mau tahu dimana Jaehyun tinggal saat ini. Soobin yakin kalau Jaehyun tinggal dengan Jeno.

Jeno langsung berbalik membuat langkah Soobin terhenti, "kalau niat menolong tidak perlu pamrih, aku juga tidak pernah menyuruhmu untuk menolongku."

"Benarkah? Kalau aku tidak menolongmu mungkin kau sudah terbaring koma di rumah sakit, kau tau? Murid yang bernama Lucas itu sangat seram."

Jeno langsung terdiam, sebenarnya dia sangat bersyukur karena ada Soobin yang menolongnya tadi dengan begitu dia tidak membuat ibunya menangis lagi karena sekujur tubuhnya penuh dengan luka tapi Jeno paling tidak suka hutang budi seperti ini.

"Terus kau mau apa? Aku tidak punya uang." Ucap Jeno.

"Siapa yang minta uang padamu? Aku tahu kau miskin."

Sialan! Umpat Jeno di dalam hatinya. "cepat katakan kau mau apa aku tidak mau pulang terlambat."

"Bagaimana kalau aku makan malam di rumahmu?"

"Sialan ternyata kau lebih miskin dari aku, apa kau tidak punya rumah? Kau tidak punya uang hanya untuk sekedar membeli makanan?"

"Aku tidak semiskin itu, aku hanya merindukan masakan rumah." Nadanya sedikit pelan begitu mengucapkan rumah, Soobin tidak pernah merasakan kehangatan keluarga.

"Kau tidak punya keluarga?" Tanya Jeno tiba-tiba begitu melihat mimik wajah Soobin yang berubah.

"Jangan mengasihani ku, aku tidak suka di kasihani."

"Aku traktir saja tidak perlu ke rumahku."

"Aku tidak miskin aku bisa bayar makanan ku, aku hanya mau masakan rumah. Ayolah anggap saja sebagai perkenalan, kau dapat teman baru sekarang." Soobin langsung merangkul bahu Jeno, dia sedikit terkejut karena bahu Jeno sangat lebar dan keras, sepertinya sangat berotot. Padahal Jeno bisa melawan murid-murid itu tapi kenapa dia cuma diam saja?

Mau tidak mau Jeno melanjutkan langkahnya dengan Soobin yang merangkul bahunya tapi itu tidak bertahan lama karena Jeno langsung menyingkirkan tangan Soobin. Jeno yang sejak awal tidak punya teman dia merasa aneh begitu Soobin merangkulnya dan mengucapkan kalau dia temannya.

"Bu Jeno pulang," ucap Jeno setelah sampai di rumah sederhana nya sedangkan Soobin hanya terdiam di depan rumah Jeno.

Rumah itu sangat terlihat sederhana bahkan apartemennya jauh lebih besar, kok ada manusia yang bisa tinggal di rumah sekecil itu? Sebenarnya tidak kecil Soobin saja yang berlebihan karena melihat rumah Jeno lebih kecil dari apartemennya.

Apa benar Jaehyun tinggal di sini?

Tiffany tersenyum melihat anaknya pulang tanpa terluka, hatinya lega padahal sepanjang hari ini dia sangat mencemaskan anaknya.

"Langsung makan ya tadi ibu masak kesukaan kamu," ucap Tiffany yang menyambut kepulangan anaknya dengan hangat membuat seorang remaja yang masih berdiri diluar menatap iri.

Soobin juga mau di sambut hangat kepulangannya tapi siapa yang mau menyambutnya yang ada dia langsung di suruh menghisap penis si Mingyu sialan itu.

"Kamu bawa teman Jen?" Tanya Tiffany yang melihat Soobin.

"Iya, beri dia makan Bu kasihan dia lebih miskin dari kita." Ucap Jeno.

Sialan ingin sekali Soobin menghajar wajah Jeno dan menyumpal mulut sampahnya itu dengan kaos kakinya, apa Jeno tidak melihat barang-barang yang Soobin pakai itu mahal semua? Merk terkenal dunia yang dia pakai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bullying [Jaehyun x Jeno]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang