2

1.7K 119 4
                                    

Cklekk

Jeno keluar dari ruang kerja Yoona dengan tangan dan baju yang berlumur darah, ruangan itu di pakai sementara untuk menangani luka pria asing yang di tolong Jeno.

"Bagaimana keadaannya Jen? Apa dia sudah membaik?" Tanya Tiffany yang menunggu di luar.

"Lukanya sudah di jahit tinggal tunggu orang itu tersadar," jawab Jeno.

"Jen tolong jawab ibu dengan jujur ya, apa kau yang melakukannya?" Jujur Tiffany sangat khawatir, dia takut orang itu terluka karena ulah anaknya. Hidupnya sudah sangat susah Tiffany tidak mau berurusan dengan hukum pasti itu akan membutuhkan banyak uang apalagi kalau melawan dari kalangan atas.

"Mengenalnya saja tidak bagaimana aku bisa melukainya? Ibu jangan khawatir Jeno hanya membantunya." Jawab Jeno untuk menenangkan sang ibu.

Ini lah alasan kenapa Jeno selalu diam dan tidak membalas orang-orang yang mengganggunya, dia hanya memikirkan ibunya dan tidak mau ibunya susah karenanya.

Cklekk..

Ruang kerja Yoona kembali terbuka kini keluar seorang pria manis bernama Jaemin dengan tangan yang membawa wadah berisikan kapas yang berlumur darah, pandangan Jaemin dan Jeno bertemu sekilas karena Jaemin langsung memalingkan wajahnya.

Jeno dan Jaemin ini bertetangga bahkan orang tua mereka sangat dekat tapi sayangnya Jeno dan Jaemin tidak berteman atau lebih tepatnya Jaemin yang tidak mau bicara dengan Jeno, bahkan Jaemin hanya diam saja begitu Hyunjin dan teman-temannya merundung Jeno di sekolah.

Meskipun memiliki wajah yang sangat tampan tapi Jaemin sama sekali tidak tertarik pada Jeno, Jeno tidak lebih dari pria pecundang yang tidak punya harga diri di mata Jaemin.

Berbanding terbalik dengan Jeno yang tertarik pada pria manis itu, ya Jeno menyukai Jaemin sudah lebih dari tiga tahun lalu atau semenjak Jaemin pindah ke samping rumahnya tapi Jeno cuma bisa menyukai Jaemin dalam diam tidak berani mengungkapkan perasaannya pada pria manis itu, Jeno sadar diri siapa dia dan siapa Jaemin. Mana mungkin pria semanis Jaemin menyukainya, jangan kan menyukai Jaemin bahkan tidak mau bicara dengannya.

"Kalian sudah makan? Kalau belum bagaimana kalau kita makan bersama? Aku dan Nana tadi masak banyak dan ternyata suamiku tidak pulang malam ini, mubazir bukan?" Ajak Yoona.

Yoona sangat tahu perekonomian tetangganya ini, semenjak di tinggal mati oleh suaminya hidup Tiffany dan anaknya sangat berubah dratis, semua hartanya ludes tidak tersisa sedikit pun, bukan karena pihak bank keluarganya pun tidak ada yang tahu, semua hartanya seperti di telan bumi lenyap begitu saja.

Yoona sering membantu tetangganya ini tapi tidak terang-terangan, kalau langsung membantunya Tiffany pasti akan menolak.

"Bagaimana Jen, kamu mau makan malam di sini?" Tanya Tiffany, lagipula di rumah dia belum sempat masak.

Sebelum menjawab Jeno melirik Jaemin yang sedang menatapnya dengan wajah datar.

"Bagaimana Jen?" Tanya Tiffany lagi karena Jeno hanya diam saja.

"Jeno mau Bu," jawab Jeno pada akhirnya.

Mereka pun makan malam bersama, Yoona dan Tiffany asik mengobrol dan sesekali tertawa bersama tidak seperti anak-anaknya yang sibuk dengan dunianya sendiri seperti tidak mengenal satu sama lain. Jeno sibuk mengaduk-aduk makannya sedangkan Jaemin sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Sepertinya sebentar lagi obat biusnya hilang, kalian bisa tolong mengeceknya?" Ucap Yoona pada Jeno dan Jaemin.

Jeno mengangguk tapi tidak dengan Jaemin yang langsung beranjak dari tempatnya, Jeno langsung menyusul Jaemin dan berjalan di belakangnya.

"Mau sampai kapan?" Ucap Jaemin tiba-tiba sambil berbalik menghadap Jeno membuat Jeno langsung berhenti melangkah.

"A-apa?" Tanya Jeno yang tidak mengerti pertanyaan Jaemin.

"Mau sampai kapan jadi parasite di keluargaku?"

"Apa maksudmu?" Jujur Jeno sangat terluka mendengar perkataan Jaemin.

Parasite? Jadi selama ini Jaemin hanya menganggapnya sebagai parasite?

"Kau tidak bodoh, kau tau maksudku." Jaemin melanjutkan jalannya tapi tidak dengan Jeno yang terdiam, dia benar-benar sangat terluka dengan perkataan Jaemin.

"Nghh.. sshhh.." pria asing itu meringis dan tidak lama matanya terbuka perlahan, dia tidak pakai baju dan lukanya sudah di perban dengan rapih.

"Kau sudah sadar?" Tanya Jaemin dengan nada datarnya.

"Aku dimana? Siapa kau? Akhh" pria itu mau bangun tapi langsung meringis begitu dia menggerakkan tubuhnya, rasanya sangat sakit.

Sialan dia jadi teringat apa yang terjadi kepadanya, dia di tusuk oleh pria asing yang dia yakini utusan dari tangan kanannya yang telah berkhianat padanya.

"Sialan!" Umpat pria itu tiba-tiba yang membuat Jaemin dan Jeno terkejut, pria itu sangat menyeramkan.

"Kau sudah membaik?" Tanya Jeno dengan memberanikan diri mendekat pada pria asing itu yang membuat Jaemin reflek mundur, itu memang niat Jeno dia takut orang ini melakukan hal yang tidak terduga. Hanya jaga-jaga saja tidak ada salahnya bukan? Lagi pula mereka tidak mengenal pria itu.

"Ini masih sedikit sakit," balas pria itu sambil melirik lukanya yang kembali mengeluarkan darah.

"Aku panggil mama dulu," Jaemin yang melihat itu langsung keluar memanggil mamanya dan tidak lama dari itu mereka semua datang.

"Astaga jangan bergerak dulu ya, lukamu masih basah. Aku harus mengganti perbannya." Ucap Yoona yang langsung mengambil perban baru.

"Jeno bisa bantu Tante? Tolong kamu buka perbannya ya, lalu bersihkan darahnya dengan kapas."

Jeno mengangguk dan langsung menuruti apa yang di katakan Yoona, Jeno mulai membuka lilitan perban yang melilit tubuh pria asing itu, Jeno seperti memeluk tubuh pria besar itu. Setelah selesai Jeno membersihkan darahnya, dia sedikit meringis melihat luka jahit itu.

Yoona pun selesai mengganti perbannya dan pria itu kembali di baringkan ke tempat tidur, pria asing itu masih terlihat bingung dan sesekali merintih kesakitan.

"Siapa namamu?" Tanya Yoona.

"Jaehyun, Jung Jaehyun." Jawab pria asing itu yang ternyata bernama Jung Jaehyun.

"Jaehyun apa ada keluargamu yang bisa di hubungi?" Tanya Yoona lagi.

Jaehyun terdiam dia tidak langsung menjawab. Keluarga? Bahkan Jaehyun tidak pernah melihat wajah kedua orangtuanya, dia di besarkan oleh ketua mafia yang paling di takuti di negara ini tapi setelah beliau meninggal anak buahnya berusaha menyingkirkan Jaehyun karena Jaehyun lah satu-satunya alih waris sebagai penerus meskipun dia bukan anak kandung.

"Jae?" Panggil Yoona karena Jaehyun hanya diam saja.

"Aku tidak punya keluarga," jawab Jaehyun datar.

"Lalu dimana kau tinggal?"

"Aku gelandangan."

Jeno yang mendengar itu hanya bisa berdecak, hanya orang bodoh yang percaya kalau pria ini gelandangan, lihat saja barang-barang yang dia pakai semua merk dunia, hanya segelintir orang yang mampu membelinya.

"Astaga Jae kau tidak punya siapa-siapa dan rumah?" Ucap Tiffany tiba-tiba yang membuat Jeno langsung menoleh ke ibunya itu.

Sialan, apa ibunya percaya begitu saja? Jangan bilang kalau..

"Kalau begitu kau bisa tinggal dengan kami untuk sementara sampai lukamu membaik," ucap Tiffany lagi setelah dapat anggukkan dari Jaehyun.

Entahlah ibunya terlalu baik atau bodoh.

TBC

Bullying [Jaehyun x Jeno]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang