Di pagi hari Jeno terbangun dengan tubuh yang pegal dan sakit karena dia harus tidur di lantai, tempat tidurnya di kuasai Jaehyun. Benar-benar tamu tidak tahu diri, bahkan Jaehyun bukan tamu.
Tokk.. tokk.. tokkk..
"Jen kamu sudah bangun sayang? Langsung mandi ya lalu sarapan, jangan sampai terlambat ke sekolah." Terdengar suara Tiffany di depan kamar.
"Iya bu," jawab Jeno.
Jeno benar-benar tidak ingin ke sekolah, sekolah seperti neraka untuknya. Mungkin tidak lagi kalau dia berani melawan Hyunjin dan teman-temannya, dengan itu tidak ada lagi yang mengganggunya. Tapi bagaimana cara melawannya?
"Kau di suruh mandi bukan melamun," ucap Jaehyun yang ikut terbangun karena suara Tiffany tadi.
"Bukan urusan mu!" Jeno langsung menarik handuknya dan keluar dari kamar meninggalkan Jaehyun sendiri.
Jaehyun terdiam, dia bingung apa yang harus dia lakukan sekarang. Semua telah berkhianat padanya tapi Jaehyun harus merebut kembali posisinya karena dia lah yang berhak akan itu.
"Akhh.. sial!" Jaehyun langsung meringis begitu menggerakan tubuhnya, lukanya masih terasa sakit. Kalau seperti ini bagaimana caranya dia bisa merebut kembali haknya? Bergerak saja susah, Jaehyun benar-benar sangat lemah saat ini.
Cklekk..
Pintu kamar terbuka dan masuklah Jeno yang sudah rapih dengan seragam sekolahnya.
"Keluarlah, ibu menyuruhmu sarapan." Ucapnya sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah.
"Kalau bisa aku sudah keluar dari tadi," jawab Jaehyun sedikit kesal.
"Masih sakit?" Tanya Jeno dan dapat anggukkan dari Jaehyun.
"Biar ku lihat," Jeno mengecek luka Jaehyun, dia menarik keatas kaos yang di pakai Jaehyun dan perbannya masih terlihat rapih dan bersih tidak ada darah.
"Mungkin karena obat biusnya sudah hilang jadi baru terasa sakitnya," terang Jeno. "Mau sarapan di kamar?"
Jaehyun menatap aneh Jeno, kenapa tiba-tiba anak ini jadi baik dan peduli padanya? Kemana perginya orang yang mengusirnya semalam?
"Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Jeno yang terus di tatap Jaehyun.
"Kenapa tiba-tiba jadi baik?"
"Siapa?"
"Kau."
Jeno berdecak, "kalau aku jahat aku tidak mungkin menolong mu."
"Terserah," jawab Jaehyun acuh.
"Apa sangat sakit? Aku bisa memapah tubuhmu ke ruang makan."
"Tidak perlu nanti kau mengeluh berat," tolak Jaehyun.
"Jangan buat ibu ku repot selagi aku tidak ada di rumah, aku serius."
"Jangan terus mengoceh nanti kau terlambat ke sekolah."
"Sialan," Jeno pun keluar dari kamarnya dan bersiap pergi ke sekolah meskipun dia tidak mau.
.
.
.
.
.Jeno menghela nafasnya sebelum dia masuk ke kelas, masuk ke kelas sama saja seperti masuk ke nereka. Jeno melangkah masuk dan tidak terjadi apa-apa, Hyunjin dan teman-temannya terlihat biasa saja, mereka sibuk mengobrol seperti tidak melihat Jeno.
Ini aneh, biasanya Hyunjin langsung menariknya ke belakang sekolah dan memukulinya. Meskipun begitu Jeno bisa bernafas lega, setidaknya dia selamat di jam pelajaran pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bullying [Jaehyun x Jeno]
Teen FictionJeno sering mendapatkan tindakan kekerasan di sekolahnya karena hanya dia dapat bantuan dari sekolah tapi guru dan pihak sekolah seakan menutup mata mereka sampai pada akhirnya Jeno tidak sengaja menolong seorang mafia dari kematiannya yang perlahan...