chapter three

961 81 6
                                    

"givano tunggu sebentar" ucap sang kepala keluarga.

Givano kembali duduk di tempat duduknya, givano menatap Jonatan dengan sebelah alis terangkat yang mengartikan (apa).

Jonatan yang melihat respon anaknya hanya menghela nafas kasar.

"Ayah dan bunda ada perjalanan bisnis keluar negeri, ayah harap kamu dan adik-adikmu tidak membuat masalah saat ayah pergi dan satu lagi tolong givano bersikaplah layaknya seorang Abang terhadap adik-adikmu" ucap Jonatan sang kepala keluarga.

Givano hanya menganggukkan kepalanya bahwa dia mengerti.

"Givano bunda titip adik-adikmu ya bunda mohon sama kamu jangan kasar lagi ya sama adik-adikmu"ucap bulan dengan lembut.

"Ayah bunda boleh ngak kalau kita tinggal dia apartemen aja selagi ayah sama bunda pergi? Tanya Ardan Sanjaya adik pertama givano.

"Jangan ya nak di luar sangat berbahaya bunda takut Kelian ngak ada yang ngawasin, sebaiknya Kelian tinggal di Mension aja selagi bunda sama ayah pergi" ucap sang bunda lembut

Mereka hanya menganggukkan kepalanya tanda bahwa mereka mengerti.
Melihat tidak ada lagi yang di bahas givano pun beranjak dari tempat duduknya.

Citt...

Anggap saja itu suara decitan kursi.
Suara decitan kursi mengalih kan atensi merekat terhadap givano, givano yang di tatap pun berdehem, dia merasa canggung terhadap keluarga barunya sekarang.

"Ayah bunda givano ke atas" ucap givano pamit undur diri.

Mereka yang mendengar givano pamit merasa bingung 'tumben sekali anak itu' bati mereka.

______________________________________
























______________________________________

Saat ini givano berada di kamarnya sambil memainkan handphone givano.
Givano mengotak-atik handphone givano asli sungguh sangat membosankan tidak ada aplikasi yang tersedia hanya ada aplikasi bawaan dari handphone tersebut.

Giano merasa bosan dan meletakkan handphonenya di atas naskas di samping ranjang tempat tidurnya.

Setelah meletakkan handphonenya givano menatap langit kamarnya dengan perasaan campur aduk.

"Besok ayah dan bunda givano mau pergi apa yang harus gue lakukan ya?"gumaman giano.

"Apa gue coba deketin mereka, tapi gue takut mereka curiga, ah masa bodo lah yang penting gue bisa deket sama mereka"

Giano menatap jam weker di atas naskas yang sudah menunjukkan pukul 11.00, giano yang melihat itu pun bergegas untuk tidur.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Di pagi hari ini orang tua givano sudah berangkat ke luar negeri untuk perjalanan bisnis, tinggalah vano dengan saudara-saudaranya dimension besar ini, eh nggak sih masi ada pekerja lainnya.

Saat ini Givana berjalan keluar dari kamarnya tujuan saat ini adalah ruang makan karena dia sudah sangat lapar.

Saat ingin menuruni tanggal givano berpapasan dengan adik bungsunya drayken, drayken yang melihat abang sulungnya pun mempercepat langkahnya menuruni tangga, karena kurang hati-hati draken tersandung kakinya sendiri yang membuat tubuhnya oleng.
Givano yang melihat adiknya yang mau terjatuh langsung saja dia menarik kerah baju belakang drayken agar menahannya supaya tidak jatuh.

Drayken yang merasa Tubuh nya tidak kunjung jatuh pun membuka matanya dia melihat Abang sulungnya sudah menahan tubuhnya supaya tidak jatuh.

Vano melihat adiknya bengong merasa lucu mungkin adiknya ini masi syok dengan kejadian barusan,
Vano yang melihat itu merasa tidak tega, vano menggendong drayken menuju ruang makan.

Drayken yang digendong pun tidak merespon karna dia masi syok dengan kejadian tadi.

Sampainya di meja makan giano melihat adik kembarnya sudah menunggu di meja makan.

Tap
Tap
Tap

Si kembar yang mendengar suara langkah kaki langsung mengalihkan pandangannya kepada Abang sulung mereka yang sedang menggendong adik bungsu mereka.
Mereka yang melihat itu pun merasa bingung ' kenapa Abang mereka yang cuek ini mengendong adik bungsu mereka?' batin si kembar.

vano yang melihat si kembar sedang menatap nya dengan bingung dia tidak merespon, dia tau pasti mereka saat ini merasa bingung kenapa dirinya mengendong adik bungsu mereka.

vano berjalan ke arah meja makan dan duduk di kursi yang kosong, vano mendudukkan drayken di bangku kosong sebelahnya.

"Ken apa kamu baik-baik saja?" Tanya Ardian cemas akan keadaan drayken yang saat ini terdiam, dia takut kalo Abang sulungnya itu berbuat sesuatu kepada adik bungsunya itu.

































Jangan lupa vote and komen 🥰🥰

Giano or GivanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang