chapter four

1.2K 87 3
                                        

"Ken apa kamu baik-baik saja??" Tanya Ardian cemas akan keadaan Drayken yang saad ini terdiam, dia takut kalau Abang sulungnya berbuat sesuatu kepada adik bungsunya itu.

Chapter sebelumnya

______________________________________

"Ken ngak papa ko bang"ucap Drayken, mereka yang mendengar jawaban dari Ken mengagunkan kepala.

Setelah semuanya terkumpul mereka pun memulai acara sarapan pagi mereka dengan tenang.

Setelah sarapan givano beranjak dari tempat duduknya yang membuat suara decitan.

Cittt...

Suara decitan bangku yang bergesekan dengan lantai.

Mereka yang mendengar suara decitan tersebut melihat ke arah sumber suara yang berasal dari bangku Abang sulung mereka yang beranjak dari tempat duduknya.

Vano yang di tatap adik-adiknya mengusap kepala bagian belakangnya untuk mengurangi rasa canggungnya.

"Abang ke atas duluan jangan lupa dihabisi makanannya"ucap vano.
Karan tidak mendapatkan balasan dari adiknya vano pun berjalan meninggalkan ruang makan menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

Mereka yg berada di meja makan menatap satu sama lain.

"Kok ada yang beda dengan-nya?" Ucap Ardan menatap kepergian vano.

"Apa dia mulai berubah?"tanya Ardian menatap saudara kembar' nya.

"Jangan terlalu termakan dengan ucapannya dia itu bajingan kalau Kelian lupa" ucap Ardian.
Ardian dan Drayken hanya menganggukkan kepalanya membenarkan ucapan Abang keduanya itu.

Tiba-tiba Ardian teringan tentang Ken yang di gendong Abang sulungnya itu.
Ardian menatap Ken dengan lekat.

Drayken yang melihat tatapan abangnya mengangkat alisnya 'seolah bertanya mengapa Abang ini menatapnya'.

Ardiana mendapatkan balasan tatapan adiknya menghembuskan nafas kasar.

"Kenapa kamu tadi digendong bang vano Ken?" tanya Ardian.

"Tadi ken hampir jatuh dari tangga bang-" belum selesaikan Ken bercerita sudah terlebih dahulu di potong oleh kedua abangnya yang khawatir dengan keadaannya.

"Kok bisa, tapi kamu ngak papakan? Ada yang luka?" Tanya Ardan memutar tubuh Ken untuk mengecek apa ada yang terluka di tubuh adiknya itu.

" Ken kan bilangnya hampir bang berarti Ken belum sempat jatuh, makanya kalok Ken ngomong jangan di potong dulu" ucap Ken

" Yasudah lanjut gih ceritanya"ucap Ardian.
Ken yang mendengar ucapan Abang ketinggiannya itu memutar bola matanya malas.

"Tadi kan Ken hampir jatuh dari tangga, Untung aja ada bang vano yang nahan kerah baju Ken dari belakang, kan Ken lagi panik tu
Karna hampir jatuh dari tangga jadi Ken masi linglung tuh, bang vano yang melihat Ken linglung pun langsung gendong ken, Ken yang di gendong pun jadi semakin linglung Karan bang vano tiba-tiba gendong ken, jadi gitu ceritanya makanya bisa Ken di gendong bang vano" ucap Ken menjelaskan.

Kembar yang mendengar cerita adiknya hanya mengangguk paham.

Setelah sarapan Mereka pun beranjak dari meja makan menuju kamar mereka masing-masing.

Kalau ada yang nanya kenapa mereka nggak sekolah jawabannya karena masih libur ya Guys

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°


















================================

Sedangkan di tempat lain lebih tepatnya dimana givano berada.

Saat ini givano sedang duduk di balkon kamarnya sambil melihat cerahnya matahari.

Karna triknya matahari givano memutuskan untuk masuk ke kamarnya Karana terlalu panas di balkon kamarnya.

"Gw bosan" gumaman givano berjalan ke arah kasur nya.

"Apa gw jalan jalan aja ya untuk ngilangin ke bosanan gw , tapi gw nggak tau mau kemana inikan bukan dunia gw nanti kalok gw tersesat macem mana??" Gumaman giano

"Apa gw cobak deketin adek nya givano??"gumaman givano

"Kayaknya gw harus ambil hati mereka agar mereka mau maafin vano tapi macem mana ya?? Aaahh pusing gw" ucap givano frustasi.

Karna suntuk berada dikamar terus vano memutus kan untuk mengelilingi Mension Sanjaya yang cukup besar.

Vano menuruni tangga menuju lantai bawah, vano akan memulai melihat-lihat Mension dari lantai bawah.

Saat sudah berada di lantai bawah givano berjalan ke arah pintu belakang Mension tempat beradanya taman Mension terletak.

Vano melihat banyak nya bunga yang bermekaran vano tersenyum melihat banyak nya bunga di taman tersebut, taman itu terlihat begitu indah pasti bunga bunga itu dirawat dengan cukup baik.

Vano berjalan ke ajar bangku taman sambil menghirup udara yang begitu menyegarkan.
Udaranya begitu sejuk di taman ini mungkin ini akan menjadi tempat favorite givano.

"Mungkin gw betah berlama-lama di sini, mungkin kalok ada cemilan kayaknya enak sambil nyantai" gumaman giano

Karana niat giano melihat-lihat giano pun beranjak Karna masi banyak tempat yang haru dia lihat di Mension ini.

Givano pun berjalan ke arah ruang tamu, givano menduduki salah satu sofa tersebut
Karna gabut givano pun menyalakan tv untuk menghilang kan kesunyian.
Walau pun sunyi bukan berarti tidak ada orang malah banyak bodyguard yang berjaga di setiap sudut tapi mereka diam aja tempat bersuara seperti patung membuat ruangan ini sunyi.

Givano terus Menganti siaran untuk mencari siaran mana yang ia tonton,
Givano menemukan siaran yang ingin dia tonton yaitu si kembar botak yang tidak besar-besar.

Givano menonton sambil berbaring di sofa panjang ditemani dengan cemilan yang dia minta pada maid yang lewat.

Karna kenyang memakan cemilan yang begitu banyak membuat givano ngantuk yang akhirnya vano tertidur di sofa panjang
'niatnya mau keliling Mension malah molor'

Tap
Tap
Tap

Langkah kaki menuruni tangga, tiba tiba langkah kakinya terhenti melihat Abang sulungnya yang tertidur di sofa panjang di temani oleh tv yang menyala.

"Tumben sekali dia berada disana" gumaman Ardian.

Ardian pun melanjut kan langkah nya menuju dapur untuk mengambil stok air untuk di kamarnya.





























Maaf kalok kurang bagus

Jangan lupa vote dan komen 🥰🥰











Giano or GivanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang