chapter seven

780 50 6
                                    

Tap..
Tap
Tap

Suara langkah kaki menuruni tangga membuat semua orang yang berada diruang tamu menatap pemilik Suara langkah kaki.
Sedangkan sang pemilik suara langkah kaki Givano menggaruk tengkuknya merasa canggung saat semua mata menatap dirinya.

Giano menatap kedua orang tua givano yang sedang duduk diruang tamu, seingat givano orang tuanya sedang perjalanan bisnis keluar negeri selama beberapa hari kenapa  cepat sekali?? Apakah mereka tidak jadi pergi??.

Givano berjalan ke arah ruang tamu menduduki salah satu sofa yang kosong di sebelah adik pertamanya Ardan.
Givano memandang mereka satu persatu kenapa orangtuanya pulang a
Apa ada terjadi masalah??.

"Givano" panggil sang kepala keluarga.

Givano yang dipanggil menatap sang ayah.

"Kenapa kau terlihat kebingungan?" Tanya Jonatan.

"Kenapa ayah sama bunda sudah pulang apa ada masalah??" Tanya Givano.
Kedua orang tua givano yang di tanya seperti itu tersenyum melihat perubahan sang anak.

"Bunda sama ayah sudah pulang karna pekerjaan ayah kamu sudah selesai dan sebagian sudah handle oleh tangan kanan ayah kamu nak" ucap sang bunda bulan.
Mendengar ucapan sang bunda giano hanya menjawab dengan menggangukan kepalanya.

"Apa kamu sudah makan siang??" Tanya sang bunda.

"Belum Bun"ucap giano.

"Kalok gitu ayok kita makan siang" ucap sang bunda menggandeng tangan sang anak kapan lagi dia bisa berdekatan dengan sang anak.

Sang kepala keluarga dan adik² givano hanya menatap kepergian sang bunda dan Abang sulung mereka.

"Ayo kita susul bunda dan Abang Kelian" ucap Jonatan memecahkan lamunan mereka.
Mereka pun berjalan menuju meja makan.

Merekapun memulai memakan makanan yang tersedia di meja makan dengan givano yang disuapi sang bunda, sang bunda dengan senang hati menyuapi putra sulungnya.

Mereka menatap sang Abang sulung mereka, mengapa sikapnya berubah?  apa ini pertanda baik? apa mereka akan memulai dari awal?? apa boleh mereka berharap mendapat kan kasi sayang dari Abang sulungnya itu.

"Apa kamu mau nambah lagi nak?" Tanya sang bunda pada givano.

"Tidak Bun aku sudah kenyang" ucap givano.

"Kelian juga haru makan banyak" ucap sang bunda pada putra yang lainnya.

"Ian Bun" ucap mereka.

Setelah menyelesaikan acara makan siang mereka merekapun memutuskan berkumpul di ruang tamu.

Givano memandang mereka satu persatu, giano menatap sang ayah yang sedang memangku laptopnya mungkin sedang bekerja.
Giano memandang sang bunda yang sedang memegang handphone, begitu pula dengan ketiga adiknya.

"Hemm" deheman givano membuat mereka yang sedang fokus pada layar smartphone mereka menatap givano.

Givano yang ditatap berjalan kearah sang bunda yang berada di sebrang sofa tempat duduk givano  givano langsung memeluk sang bunda.

Sedangkan yang sedang di peluk merasa bingung tapi dia memutuskan untuk membalas pelukan sang putra.

"Hiks" Isak tangis givano memeluk sang bunda.

Mereka yang melihat merasa bingung.

"Hey kanapa nak?" Tanya sang bunda.

"Maaf bun givano salah sama bunda dan ayah dan juga  adik-adik givano, givano selalu kasar sama adik adik givano, maaf bun givano salah" ucap givano meminta maaf.

"Bunda maafin kok tapi kamu jangan di ulangi lagi ya kasin adik-adik kamu dia Taku sama abangnya sendiri, jadi kamu minta maaf gih sama adik  kamu" ucap sang bunda mengelap airmata yang berada di peliput mata givano.

"Ia Bun"

Giano pun berjalan ke arah sang adik,
Givano memeluk ketiga adik nya secara bersamaan merek yang di peluk tidak merespon membuat givano semakin sedih.
Mereka bertiga menata pada sang bunda, sang bunda yang ditatap mengagunkan kepalanya sambil tersenyum, melihat tanggapan sang bunda mereka bertiga pun membalas pelukan sang Abang membuat mereka menangis, sang bunda dan sang ayah pun menghampiri sang anak untuk bergabung berpelukan.

"Maafin Abang ya dek Abang banyak salah sama Kelian Abang janji ngak akan ulangi lagi" ucap givano.

"Ia bang kami maafin Abang tapi jangan di ulangi lagi ya bang" ucap Ardan sambil memeluk sang Abang dengan erat.

"Aaaa.. awas Ken kejepit ini" ucap Drayken berteriak.
Mendengar teriakan Ken membuat mereka melepaskan pelukan mereka.

"Hahhh" tawa mereka.

Setelah melepaskan pelukannya Ken melompat kedalam pelukan sang Abang, untung givano bisa menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjungkal.

"Hiks Abang jangan nakal lagi ya Ken sayang Abang" ucap Ken.

"Ia bang janji nggak akan nakal lagi" ucap givano.

" Nanti kita bobok bareng ya bang" ucap Ken

"Ia"

Si kembar menatap kearah Ken dengan tatapan permusuhan sedang kan yang di tatap malah memelatkan lidahnya.

Melihat sang adik yang mengejeknya membuat Ardian mengakat sang adik dari gendong sang Abang dan memeluk sang Abang dengan erat.

Ken yang di perlakukan seperti itu malah melengkungkan bibirnya dengan mata berkaca kaca siap untuk kembali menangis.

Kedua orang tua yang melihat tingkah sang anak hanya menggeleng kepala melihat tingkah laku mereka.

"Hemm"dehem Jonatan.

"Apa kamu tidak mau meminta maaf dengan ayah" ucap Jonatan sambil merentangkan kedua tangannya.

Givano yang melihat itu segera berjalan ke arah sang ayah melepas pelukan sang adik.

Sedangkan Ardian yang dilepas pelukannya oleh sang Abang melakukan hal yang sama Persia apa yang dilakukan Ken melengkungkan bibirnya dengan mata berkaca karna abangnya melepaskan pelukannya.

Givano memeluk sang ayah dengan erat begitupun dengan jonatan membalas pelukan sang putra.

"Maafin givano yah" ucap givano.

" Ok boy ayah maafin tapi jangan di ulangi lagi hemm" ucap sang ayah mengusap kepala sang anak.

"Walau pun sebenarnya bukan gw yang lakukan tapi aku akan menyampaikan maaf bang Givano pada keluarganya, bang gw udah sampaikan permintaan maaf Lo sama keluarga Lo semoga Lo bahagia di sana" batin Givano.

Setelah selesai berpelukan mereka pun melakukan aktivitas masing masing, givano duduk di sofa di ikuti oleh ketiga adiknya sedangkan sang ayah kembali ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya sedangkan sang bunda berada di dapur membuat cemilan untuk putra-putranya.

Mungkin kedepannya adik adik Givano akan menempel padanya membuat hari hari givano menjadi berat.

































Jangan lupa tinggalkan jejak vote and komen 👋 papay

Tandai Typo

😊

Giano or GivanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang