Chapter 11 : Happy Ending

1.1K 90 0
                                    

Noah terbangun dalam keadaan linglung, selain rasa sakit yang memalukan pada bagian belakangnya, tidak ada keluhan berarti lainnya yang ia rasakan. Gao Minghao benar-benar merawatnya dengan baik.

Tak butuh waktu lama baginya untuk mengingat adegan-adegan panas semalam. Seluruh wajahnya telah terbakar panas.

"Paman, kamu sudah bangun?"

Dikejutkan oleh asal suara itu dan rasa kantuknya menghilang dalam sekejap. Justru ia berpikir dengan lebih jernih lagi saat ini.

Benar, Gao Minghao pasti yang membawanya ke Pangkalan Militer semalam. Tapi bagaimana dengan bayinya? Bukankah dia membuatnya khawatir?

"Xiao Hao. Sean, dia...?"

"Ayah!!!" Pekik seorang bocah tiga tahun dengan hidung memerah dan mata berlinang. Kaki-kaki kecilnya berlari gesit ke arah sang Ayah, melemparkan diri dalam pelukan hangat yang sangat ia rindukan.

"Ayah, kemana saja kamu? Kenapa ayah tidak membawaku bersamamu? Apakah kamu ingin meninggalkan bayinya sendirian?"

Dihadapkan pada sepasang mata biru langitnya yang basah dan menyedihkan, hatinya berkedut nyeri. Benar saja, dia membuat bayinya menangis selama ini.

"Maafkan ayah, sayang. Ayah bersalah karena meninggalkan bayinya. Tapi Ayah selalu menyayangimu, tidak mungkin pergi tanpa bayinya, oke. Jangan menangis lagi, ba. Bukankah ayah baik-baik saja sekarang?" Noah berkata dengan lembut, menghiburnya.

Merasakan keluhan putranya, Gao Minghao juga maju untuk mengambil bocah itu, lepas dari pelukan Noah. Entah mengapa ia menjadi sedikit tidak bahagia melihat (calon) istrinya dipeluk lama oleh bayi mereka, meninggalkannya sendiri.

Mungkinkah dia cemburu?

- tapi Sean adalah bayi mereka.

Sikap posesif ini terlalu mengerikan, ba!

Sean kecil mengungkapkan ketidakpuasan itu melalui tatapan mata tajamnya. Seakan mengorek luka lama Gao Minghao, dia berkata. "Lihat mereka yang tidak layak menjagamu, ayah mulai sekarang aku akan melindungimu sendiri!" Dia tidak percaya bahwa  ayah besarnya akan benar-benar kehilangan ayahnya di pesta.

Gao Minghao bukan ayah yang kompeten, untuk sekarang.

Tertohok oleh jawaban putranya, Gao Minghao tidak mampu berkata-kata apalagi menyangkalnya. Ia hanya bisa memalingkan wajahnya dengan malu. Kemudian ia mengalihkan tatapannya ke arah Noah seakan meminta bantuan.

"Baiklah. Jangan salahkan ayahmu. Dia tidak sengaja, oke."

Sean kecil, "oh, jadi ayah mengakuinya, ya."

Gao Minghao dengan tatapan memelas. Jadi istrinya juga berpikiran sama?

Satu hal lagi yang membebani pikiran Gao Minghao adalah fakta bahwa hasil pemeriksaan Noah sebelumnya masuk ke pusat data medis Ibu Kota Kekaisaran. Dengan kata lain, data itu akan diunggah secara rahasia ke bagian arsip. Dan dimana mereka akhirnya menemukan kecocokan antara Tuan Muda Moore dan Putra Mahkota Noah.

Dan di saat bersamaan Kaisar Darryl bersama Permaisuri Clathria datang dengan tergesa-gesa ke rumah sakit untuk memastikan kebenaran.

Lima tahun mereka berada dalam keterpurukan atas kehilangan putranya, dimana ada harapan sekecil apapun, mereka selalu berharap bahwa apa yang terjadi sebelumnya hanyalah mimpi. Percaya bahwa Noah masih hidup hingga saat ini.

Di luar bangsal, rumah sakit tidak bisa mencegah kedatangan Kaisar dan Permaisurinya menampilkan rekaman real-time bangsal itu. Kebersamaan Noah dengan cucu kecil Tuan Moore juga mantan marsekal Gao, Noah yang telah melepaskan penyamarannya muncul dalam tampilan putra mereka yang sama.

[END] Melarikan Diri Usai Mencuri Benih Tuan NagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang