-Part 13-

542 98 15
                                    

Lisa sudah tiba di apartment para gadis dan sekarang dia lagi di sidang oleh ketiga gadis yang seakan sudah ingin menerkam dirinya.

"W-Wae?" Gugup Lisa.

"Sebelum lo bertemu Chaeyoung, kita harus memastikan kalau lo serius sama perasaan lo" ujar Irene menatap Limario dengan tajam.

"Apa perubahan gue ini belum meyakinkan huh? Gue bahkan sanggup mengorbankan diri gue demi cinta gue untuk Chaeng" ujar Lisa sedikit memelas.

"Apa kalau Chaeyoung menolak cinta lo, lo akan melakukan hal yang sama seperti yang Jeffri lakukan kepada Chaeyoung?" Tanya Jennie dengan serius.

Lisa mendengus "Apa Nuna fikir gue ini cowok brengsek? Walaupun gue nakal, gue bukan cowok yang suka mengambil kesempatan keatas cewek. Gue tidak pernah tidur bersama mana mana cewek. Palingan juga hanya pegangan tangan si"

"Bagaimana kalau Chaeyoung membutuhkan waktu selama 3 tahun untuk menghilangkan trauma nya itu?" Kali ini Joy yang memberikan pertanyaan.

"Gue bahkan sanggup menunggu Chaeng untuk selama lamanya"

Ketiga gadis itu saling bertatapan sebelum mengangguk.

"Jika suatu hari nanti lo menyakiti Chaeyoung, jangan pernah berharap kalau lo bisa ketemu sama dia lagi!" Ujar Jennie penuh penekanan.

"Nuna bisa percaya sama gue! Gue janji tidak akan menyakiti Chaeng!" Balas Lisa penuh yakin.

"Kita bertiga memutuskan untuk membawa Chaeyoung bertemu Psikiater. Bagaimana kalau lo membantu kita membujuk Chaeyoung?" Tanya Jennie.

"Itu ide yang bagus. Nanti gue ngomong sama Chaeyoung" sahut Limario.

"Chaeyoung masih tidur. Mendingan lo kekamar dia dan lo ngomong baik baik sama dia setelah dia sadar. Dan awas saja kalau lo macam macam!" Ujar Irene dengan serius.

Lisa tersenyum senang "Semuanya bakalan baik baik saja" ujarnya bergegas kekamar Chaeyoung.

Dibukanya pintu kamar itu dan pelan dan terlihatlah sosok pemilik kamar yang masih tidur dengan wajah damainya.

Secara perlahan lahan Lisa berganjak duduk dikasur disamping Chaeyoung. Tangannya beralih mengelus pipi Chaeyoung yang terdapat kesan air mata itu.

"Chaeng, maaf" lirihnya.

Elusan dipipinya itu membuat Chaeyoung menggeliat kecil namun dia masih saja belum membuka matanya.

"Eungh"

"Chaeng-ah" panggil Lisa.

"Lisa-ya" balas Chaeyoung yang masih didalam mimpi.

Secara tiba tiba, Chaeyoung menarik Lisa sehingga sosok itu terbaring disampingnya.

Glup

Lisa menelan ludahnya dengan kasar. Walaupun situasi ini sudah pernah berlaku, tetap saja dia merasa senang.

"Gemes banget si chipmunk gue" gumamnya mencubit pipi gembul Chaeyoung.

"Eungh andwae~" rengek Chaeyoung menenggelamkan mukanya diceruk leher Lisa.

Bukannya menjauh, Lisa dengan santainya menjadikan lengannya sebagai bantalan bahkan dia memeluk Chaeyoung dengan erat.

Hehe, kesempatan tidak boleh di sia siakan:)









Chaeyoung mengerjabkan matanya berkali kali. Ah, sudah lama dia tidak mendapatkan tidur yang damai dan hari ini dia kembali mendapatkannya.

Dakapan hangat yang diberikan oleh seseorang itu juga membuat dirinya merasa nyaman.

Tapi tunggu! Siapa yang memeluknya!?

"L-Lisa!?" Kaget Chaeyoung ketika nyawanya sudah sepenuhnya terkumpul.

Lisa yang ternyata ikut tertidur itu akhirnya membuka matanya "Chaeng? Kamu sudah bangun?"

"Bagaimana kamu bisa ada disini?" Tanya Chaeyoung tanpa menjawab pertanyaan Lisa.

"Aku khawatir sama kamu makanya aku kembali kesini" jelas Lisa tidak sepenuhnya berbohong.

"Chaeng" panggil Lisa beralih mengelus pipi Chaeyoung "Maafkan aku ya soal tadi. Aku tidak bermaksud untuk membuat trauma kamu kambuh. Aku hanya ingin membantu kamu sembuh dari trauma kamu tapi ternyata cara aku salah. Aku benar benar menyesal. Maafin aku ya"

Chaeyoung tersenyum tipis "Tidak apa apa Li. Kamu juga tidak terlalu tahu soal trauma aku"

"Kalau begitu, izinkan aku membantu kamu menghilangkan trauma kamu" pinta Lisa.

Dahi Chaeyoung mengernyit "Bagaimana caranya?"

"Kita bertemu Psikiater"

Raut wajah Chaeyoung berubah "P-Psikiater?"

Lisa mengangguk "Iya Chaeng. Psikiater bisa membantu kamu untuk sembuh"

"Tapi aku takut Li"

"Tidak ada yang perlu kamu takutkan. Aku akan menemani kamu. Ketiga Eonnie kamu itu juga ingin banget kamu sembuh. Kita semua akan terus mendukung kamu" bujuk Limario.

Chaeyoung menggigit bibir bawahnya "Apa ini keputusan yang tepat?"

"Ini keputusan yang tepat Chaeng"

Chaeyoung menatap terus kedalam mata Lisa. Dapat Chaeyoung lihat ketulusan dimata itu namun dirinya masih terasa ragu.

"It's okay Chaeng. Semuanya bakalan baik baik saja" bujuk Lisa lagi.

Chaeyoung menunduk dan tidak lama kemudian dia mengangguk "Baiklah" putusnya pada akhirnya.

Ting!

Chaeyoung bangkit dari rebahannya lantas dia menyambar ponselnya yang ada diatas nakas.

Tangannya sontak terketar ketar ketika membaca pesan yang dikirim oleh seseorang itu.

"Chaeng" Lisa bergegas ikut bangkit dari rebahan "Kenapa?" Khawatirnya.

"A-Appa ingin aku kemansion"

"Kapan?"

"Nanti malam"

"Aku akan menemani kamu"

"Kamu serius? Aku bisa meminta Jennie Eonnie untuk menemani aku"

Lisa menggeleng "No. Biarkan aku saja yang menemani kamu. Selama kamu bersama aku, akan aku pastikan kamu bakalan baik baik saja. Aku janji!" Ujarnya dengan serius.

Secara tiba tiba Chaeyoung memeluk Lisa dengan erat "Terima kasih Li. Kamu yang terbaik!" Serunya dengan senang tanpa sadar kalau Lisa sudah deg degan.







Tekan
👇

Sacrifice of Love✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang