"Berhenti!" suara tegas membuat Daren yang baru saja membuka pintu langsung berhenti. Ia bahkan belum sempat membuka sepatu dan masuk selangkah ke rumah.
Sang Ayah mendekatinya. "Siapa gadis yang sedang bersama kamu ini?"
Daren menatap foto di handphone Ayahnya. Foto dirinya bersama Zoya yang diam-diam diambil seseorang waktu di sekolah. "Daren ga kenal," sahutnya melengos masuk.
"Daren!" bentak pria itu.
"Apa lagi, sih, Pa?" Daren menghela nafas jengah. Ayahnya terlihat marah besar, kemarahan yang Daren tak tau apa alasan jelasnya.
"Papa tanya sekali lagi, siapa gadis itu?" Tatapannya semakin tajam.
Jaden yang sejak tadi melihat kejadian itu menyenderkan punggungnya di tembok dekat anak tangga. Saat hendak masuk ke kamar, Jaden tidak sengaja melihat Daren dan Ayahnya sedang berdebat dan Ayahnya terlihat sangat marah. "Kejadian langka, nih," gumamnya. Jarang sekali Jaden melihat anak kesayangan keluarga ini dimarahi, karena Daren dianggap anak baik yang selalu melakukan apa yang Ayahnya katakan dengan baik. Berbeda dengan dirinya yang suka memberontak.
"Anak itu... Papa sudah peringatkan untuk ga berhubungan dengan dia lagi!"
"Dia punya nama, namanya Zoya," jawab Daren mulai berani.
"Kenapa dia bisa berada di sini? Dia mencari kamu?"
"Emangnya kenapa, sih, Pa? Yaya juga ga punya salah sama kita, kenapa Papa ga suka sama dia?"
"Daren!" Nada suaranya kembali naik satu oktaf. "Jangan pernah bantah Papa! Mulai sekarang, Papa ga mau liat kamu dekat-dekat dengan anak itu lagi. Ini demi kebaikan kita," tuturnya.
Daren semakin mendatarkan ekspresinya. "Daren ga bakal nurut, sebelum Daren ngerti kenapa Daren harus lakuin itu. Sebelum nyuruh Daren jauhin dia, tolong kasih Daren alasan yang logis." Setelah mengatakan itu, Daren segera masuk dan menaiki tangga menuju kamarnya. Tanpa memperdulikan Jaden yang sejak tadi berdiri memperhatikan gerak-geriknya dan Ayahnya yang berteriak memanggil namanya.
"Sebenernya apa hubungan Daren sama cewek itu? Kenapa Ayah tau Zoya?" Jaden semakin penasaran. Sepertinya masalah kali ini benar-benar serius dan rumit dari sebelumnya.
***
Zoya masuk ke dalam ruangan kepala sekolah. Sebenernya sebelum itu ia sudah pergi ke ruang guru, lalu wali kelasnya malah menyuruh untuk pergi ke tempat ini. Saat membuka pintu, Zoya dikejutkan oleh seorang pria tua yang sangat dikenalinya duduk santai di sofa bersama kepala sekolah. Mereka terlihat sangat akrab.
"Permisi," ucapnya membuat kedua orang itu mengalihkan pandangannya ke arah Zoya.
"Zoya, sudah datang? Masuklah," ucap Pak Zein.
"Kakek? Kenapa bisa ada di sini?" tanya Zoya duduk di sebelahnya.
"Haha, kaget, ya?"
"Kaget dikit," sahut Zoya.
Melihat interaksi mereka yang sangat dekat membuat Pak Zein kaget. Saat bersamanya pria tua itu malah bersikap sangat dingin, berbeda setelah Zoya masuk.
"Jadi, langsung ke intinya saja. Selama seminggu ini, Kakek sudah memantau kondisi kamu di sekolah. Termasuk nilai kamu."
Zoya meringis sambil menunduk malu. Sudah ia duga, tapi tidak apa, hanya saja jangan sampai kakeknya tau bahwa cucunya ini sangatlah nakal dan suka mengajak anak orang berkelahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Destiny
Teen FictionZoya adalah gadis kuat serta tak kenal takut yang menghadapi kehidupan begitu keras sejak dirinya masih kecil. Ia merupakan salah satu dari bagian keluarga Dhartama yang penuh dengan rahasia di dalamnya. Saat dirinya baru menginjak usia 7 tahun, ibu...