SELAMAT DATANG DI CERITA INI!!! 💐💐
KOMEN DULU DONG, DARI MANA KALIAN NEMU CERITA INI?
CERITA INI 100 % FIKSI!!
Happy Reading!
Di sebuah sore yang tamaram, langit yang tadinya biru berubah menjadi gelap. Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Gadis dengan payung yang ada di tangannya itu mulai membuka payungnya ketika setetes air hujan sudah membasahi permukaan kulitnya.
Hujan ini benar-benar mengingatkannya dengan kenangan di sebuah hari yang telah lama usai. Gadis itu tersenyum kecut, ketika ia menyadari jika ia hanya bisa mengenang hingga akhirnya ia harus merasakan rasa sesak itu pada dadanya. Lidahnya terasa kelu, tubuhnya bergetar, kakinya lemas, bahkan untuk sekedar melangkah saja rasanya ia tidak kuat.
Seketika tangisnya pecah begitu saja, bersahut-sahutan dengan suara hujan disertai angin. Gadis itu memukul-mukul dadanya dengan isak tangis yang tak henti-henti. Tak peduli dengan bajunya yang sudah basah kuyup walaupun sudah memakai payung.
Gadis itu menoleh kearah tempat di mana seorang ibu-ibu yang tengah menerabas derasnya hujan. Ia menghampiri ibu-ibu itu dan memberikan payungnya. Ia tidak peduli jika setelah ini ia akan jatuh sakit karena air hujan. Gadis itu berteduh di sebuah halte bus.
Sekujur tubuhnya mulai menggigil, ia memeluk tubuhnya sendiri. Sepertinya hujan kali ini sangat deras, dan menyakitkan baginya.
"Kenapa payungnya lo kasih ke orang? Padahal lo juga butuh?" Gadis itu menoleh, mendapati seorang cowok seumuran dengannya yang tengah berdiri di sampingnya.
"Gimana bisa aku biarin aku pakai payung, sementara orang lain kehujanan." ucapnya dengan mulut yang bergetar akibat menggigil. cowok itu melepas jaketnya sebelum akhirnya ia balutkan pada tubuh gadis itu.
"Kenapa dikasih ke aku?"
"Gimana bisa gue biarin gue pake jaket itu, sementara orang lain kedinginan."
"Oh iya, lain kali kalo mau nangis, jangan di tengah jalan. Tapi gue maklum sih, hidup emang berat. Tapi kalo lo ditakdirin buat hidup, ya lo harus tanggung jawab. Jadi jalanin aja, namanya juga hidup. Toh, mati pun belum tentu bisa tenang." Setelah mengatakan itu, cowok itu melenggang pergi menerabas derasnya hujan.
"Tapi, harus sampe kapan aku tanggung jawab sama sedih yang nggak habis-habis?"
INI BARU PROLOG YA, TEMAN-TEMAN. BTW, DILANJUT NGGAK? YANG MINTA LANJUT KOMEN DONG! 💐💐
KAMU SEDANG MEMBACA
Untukmu, Dewangga
Teen Fiction"Nai, perpisahan itu pasti ada, tapi kali ini aku mau egois. Kamu tau, selama aku hidup, udah berapa orang yang aku sayang pergi ninggalin aku. Aku nggak mau kamu jadi salah satunya." "Kak, menurut aku, di dunia ini nggak ada yang abadi. Semua sifa...