Tuhan pun tahu
jikalau aku mencintai dirimu
tak musnah oleh waktu
hingga maut datang menjemputku
ku tetap menunggu
kamu di lain waktuImmortal Love Song - MahaDewa
***
Pagi ini Dewangga merasa lebih bersemangat setelah kejadian kemarin malam. Statusnya yang telah lama menjomblo, kini telah ada yang mengisi ruang kecil yang ada di hatinya.
Itu membuat Dewangga terus tersenyum sedari tadi. Bermenit-menit lamanya, ia terus menyengir lebar hingga bibi yang melihat pun ikut tersenyum seolah yang dilihatnya adalah sebuah hal yang langka atau mustahil terjadi.Dengan menenteng gitar elektrik itu, Dewangga mengambil langkah untuk menuju ke garasi mobil. Entah apa yang ingin cowok itu lakukan pada gitar elektrik yang telah lama tidak ia mainkan.
Nyatanya, apa yang dikatakan Dewangga kemarin malam, tidak main-main. Ini hanya persembahan kecil dari Dewangga untuk Naisya. Mungkin, nanti satu sekolah akan dikejutkan dengan aksi Dewangga yang membuat mereka mengaga tak percaya.
Ya sudah seperti itu jika seorang Dewangga jatuh cinta, alay nya akan melibihi apapun. Bahkan, seorang Haikal Bagaskara pun mungkin kalah.
Dia tidak ingin menutup-nutupi. Bahkan, jika bisa ia ingin seluruh Indonesia tahu, seluruh dunia tahu jika dia mempunyai Naisya yang indahnya tidak bisa ia utarakan lewat kata-kata, itu katanya.
Dan begitu ia berhasil mendapatkan keindahan itu, ia merasa jika dirinya adalah laki-laki beruntung. Sepenjang perjalanan Dewangga tidak berhenti bersiul, sesekali berkaca, lalu menata rambut dengan sela-sela jarinya.
"Pangeran tampan, pantes dapetnya bidadari cantik." gumamnya, begitu ia sadar jika dirinya benar-benar tampan bak pangeran.
Mobilnya sudah berhenti di parkiran sekolah. Dengan menenteng gitar elektrik yang semakin membuat ketampanannya naik beberapa derajat. Itu membuat semua anak-anak di sekolah mengaga lebar.
Pun tidak sedikit di antara mereka yang berteriak kecil. Sesekali memuji ketampanan seorang Dewangga Aldan Nugraha. Ini moment langka, dan benar moment yang ditunggu-tunggu.
Tidak hanya waktu bermain basket, justru jika melihat Dewangga bermain musik, terutama dengan gitar elektrik kesayangannya itu, sudah tidak ada yang bisa menyangkal bahwa seorang Dewangga adalah laki-laki paling keren satu sekolah. Bahkan, cowok-cowok di sekolahnya pun tidak bisa memungkiri.
Begitu langkahnya terhenti di depan mading sekolah, Dewangga biru-biru mengeluarkan secarik kertas untuk ia tempel pada mading. Detik berikutnya, ia tersenyum kemudian melanjutkan langkahnya sebelum akhirnya mading itu penuh dengan siswa-siswi yang mengaga tak percaya.
"Sumpah, ini beneran?!"
"Oh my God, seorang Dewangga?!"
"Nggak percaya gue!!"
Sahutan-sahutan itu terdengar heboh tatkala membaca apa yang ditempel oleh Dewangga. Tidak indah, hanya secarik kertas yang bertuliskan,
PENGUMUMAN!
Mulai kemarin malam, pengaran ganteng ini udah ketemu bidadarinya. Nanti, pulang sekolah, jangan lupa nonton, gue ada persembahan kecil, tapi sayang bukan buat kalian semua, tapi buat bidadari gue. Tugas kalian nonton aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untukmu, Dewangga
Teen Fiction"Nai, perpisahan itu pasti ada, tapi kali ini aku mau egois. Kamu tau, selama aku hidup, udah berapa orang yang aku sayang pergi ninggalin aku. Aku nggak mau kamu jadi salah satunya." "Kak, menurut aku, di dunia ini nggak ada yang abadi. Semua sifa...