Saat Aji dan Esa sedang kebingungan ingin menaruh dimana mayat supir bus kampus mereka, terlihat sosok wanita yang sempat dilihat oleh Aji datang dan berada tepat di belakang Esa. Aji berteriak dan menjatuhkan tubuh tak bernyawa supir bus kampusnya itu, ia segera berlari memasuki busnya lagi.
"AAAA! JANGAN GANGGU GUA!"
Mendengar teriakan Aji membuat Esa terbelalak dan segera meninggalkan tubuh tak bernyawa supir bus kampusnya itu dan berlari menyusul Aji.
"Ji! Jangan becanda deh, tungguin gua!" teriak Esa. Keduanya langsung menaiki bus kampusnya lagi dengan napas tersengal.
"Lu berdua gapapa?" tanya Bayu khawatir. Aji mengangguk takut. Esa menghela napasnya berat.
"Aji! Dia kayanya liat sesuatu lagi tadi. Gila aja gua ditinggalin kan gua parno!" ucapnya sembari mengatur napasnya yang tersengal. Bayu menoleh ke arah Aji dan lelaki itu hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Eh, guys, liat deh!" ucap Mahesa tiba-tiba. Sontak membuat semua orang yang ada di dalam bus menoleh ke arahnya.
"Di sana kaya ada cahaya. Mungkin di sana ada rumah," ucap Mahesa lagi.
"Mana, Hes?" tanya Riki.
"Iya, Hes. Mana?" tanya temannya yang lain.
"Oh iya, ada. Tuh di sana. Gua liat jelas!" ucap Hanni. Semua orang mengikuti arah pandang Hanni dan mengangguk menyetujui ucapan Hanni.
"Ya udah kalo gitu, kita keluar dan cari bantuan ke rumah itu," ucap Rino.
"Nggak, kak. Gua gak setuju," ucap Danilla.
"Anjing!" desis Rino kesal.
"Ssst! Sabar, Rin," ucap Bayu pelan.
"Pokoknya kita semua harus nunggu di sini sampe besok pagi!" ucap Danilla lagi. Aji mendengus, sedangkan Esa terlihat kesal.
"Setan!" desisnya. Aji menoleh dan membungkam mulut kawannya itu.
"Hop, cep," ucap Aji. Esa menghela napasnya kasar.
"Terus lu pikir pak Kiki yang lagi luka parah kaya gini kudu nunggu sampe pagi?! Gak mikir apa lu, dek? Pak Kiki gak bakalan bisa bertahan sampe selama itu anjir!" ucap Rino lagi. Mahesa mengangguk.
"Bener kata kak Rino. Lagian gua gak pengen terus-terusan di sini," ucap Mahesa. Danilla mendelik.
"Eh lu diem ya! Siapa juga yang minta pendapat lu!" ucap Danilla. Mahesa mencibir.
"Coba kalo kita gak buru-buru balik, pasti gak bakalan kek gini kan jadinya? Lagian salah pak Kiki sendiri yang ngebet banget pengen pulang malem ini," ucap Danilla lagi.
"SSST! UDAH DEH DIEM!" bentak Rino akhirnya. Danilla terdiam. Bayu yang menoleh ke arah dimana tubuh tak bernyawa supir bus kampusnya diletakkan terbelalak.
"Rin, supir... supir bus kampus kita ilang!" ucap Bayu. Aji langsung bangkit dari duduknya dan mencoba memastikan ucapan bayu dan ia juga tak menemukan mayat supir bus kampusnya itu.
"Ya udah kalo gitu gua cari bantuan deh bang!" ucap Aji akhirnya. Esa bangkit dan menarik lengan Aji.
"Gua ikut, Ji," ucap Esa yakin. Aji mengangguk.
"Gua juga ikut!" ucap Bayu. Rino mengangguk.
"Gua juga."
"Ji!"
Aji menoleh ke arah sumber suara. Terlihat Hanni yang memanggil namanya.
"Gua ikut ya?" pintanya. Aji tersenyum dan mengangguk.
![](https://img.wattpad.com/cover/366041087-288-k53978.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] Dutch Noni's Revenge • Han Jisung
Horor"𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝓘𝓷𝓭𝓲-𝓖𝓸!" (Feat. Stray Kids & Enhypen) Cerita bermula ketika Setiaji Suryawijaya Handy bersama teman-temannya di kelas mata kuliah pilihan "Dramaturgi" sedang mengadakan studi banding ke Universitas Seni Bogor. Namun nahas, saa...