Biru dan bencinya

45 14 0
                                    

****

" perpisahan yang paling menyakitkan adalah berpisah karena kematian,sekuat dan sehebat apapun merindukannya ia tak akan pernah kembali ".

_Lentera biru Naftalena







biru telah sampai di depan Rumah.

Alam tidak bisa ikut masuk karena Galih menelfonnya agar segera pulang ada sesuatu hal yang ingin ia bicarakan,birupun mengerti jadi ia membiarkan Alam untuk pergi.

kali ini di depan rumah.Entah kenapa jantungnya terasa sakit,jantungnya memompa cepat membuat Biru sedikit sesak,Biru selalu saja ingin menangis,perasaannya benar-benar tidak enak,Wajah deva selalu menghantui pikirannya,dengan sedikit berlari biru masuk kedalam Rumah,ia berjalan cepat menuju ruang tamu,tapi deva tak ada di sana.

ia kemudian berlari memasuki kamar milik deva,sejenak nafasnya mulai teratur, biru mendekat kearah devi yang masih menutup mata.

Biru memegang kepala deva dan mengelusnya lembut.

" Bunda...biru kangen.".biru berbisik di telinga deva.

" perasaan biru gak enak makanya biru pulang ". biru bercerita di samping deva yang masih tertidur.

biru kemudian beralih memegang tangan Deva,dingin itu yang ia rasakan.

" B-bunda..tangan bunda dingin".ucap Biru mencoba membangunkan deva.

" bunda..bangun dulu,kita kerumah sakit yah ".ucap Biru,namun tak ada pergerakan sama sekali.

jantung biru memompa lebih cepat bahkan berkali-kali lebih cepat,dadanya terasa sesak,pikiran negatif mulai menguasai pikirannya.

" bunda ini biru ".

" biru udah pulang dari sekolah ".

" bunda gak mau nyapa biru?".

" kali ini biru capek,biru mau di elus sama bunda,bangun bunda..".

Biru sudah frustasi,devapun tak kunjung membuka mata,tangis biru mulai terdengar di dalam kamar itu.
biru teringat sesuatu ia kemudian mengambil ponsel yang tersimpan dalam tas sekolah miliknya,ia mencari nama mila di sana,hanya mila yang bisa menolongnya kali ini.

tut...tut...

telfon mulai berdering,Biru menggigit jari-jari dengan tangan yang bergetar ia berharap mila mengangkat telfonnya.

" halo biru!".

suara mila terdengar dari seberang sana,Biru mengucapkan beribu-ribu syukur karena mila mengangkat telfonnya.

" Mila..tolong bunda".

" lo kenapa biru?".

" bunda gak bangun mila".

" gw kesana sekarang ".

sambungan terputus.

Biru kembali mendekati deva,biru menggenggam erat tangan deva.

ALAM DAN BIRUNYA[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang