RayVi - 7

44 4 0
                                    

Semangat puasanya!
Jangan lupa Vote ✯.


Happy Reading!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


"Dek bangun." Ucap Devan duduk ditepian kasur ia khawatir melihat adiknya meringkuk kesakitan. "Kamu kenapa?." Tanya nya sambil menyentuh kening Ray.

"Ga demam." Gumamnya. "Perut Ray sakit kak..." Ucap Ray pelan keringat membasahi keningnya. Devan tersentak segera melihat kalender ah adiknya kedatangan tamu bulanan.

"Ya udah jangan sekolah dulu ya?." Tutur Devan sambil mengusap rambut Ray, Ray mengangguk ia terus memegangi perutnya. "Makan dulu ya, kaka suapin biar ada isinya walau sedikit." Ucap Devan lembut sambil terus mengusap rambut Ray.

Ray mengangguk pelan, Devan segera turun mengambil kan makanan. Dobrakan pintu membuat Ray terkejut ia langsung menatap sang pelaku.

"Lo sakit apa?." Tanya Vicktor khawatir ia mendekat lalu duduk di tepi kasur. Ray menatap Vicktor garang "Bisa ga santai masuknya bikin kaget aja." Ucap Ray ketus sambil membelakangi Vicktor.

"Iya maaf Ray, gue khawatir sama Lo." Jawab Vicktor mengusap kepala Ray. "Berangkat gih nanti telat." Ucap Ray pelan ia meringis sambil terus memegangi perutnya. "Perut Lo sakit? Gara-gara apa? Lo jajan sembarangan ya?." Tanya Vicktor.

"Iya gue tadi malam makan seblak level 10." Bohong Ray mana mungkin ia memberi tahu bahwa dirinya sedang kedatangan moon. "Ck." Vicktor menyentil pelan kening Ray. "Sakit anjing!." Ray mengusap keningnya sambil merengut, Vicktor terkekeh.

"Makan yang banyak, jaga kesehatan, minum obatnya. Nanti gue pulang sekolah kesini." Ucap Vicktor. "Iya siap bos, udah sanah sekolah yang pinter." Ucap Ray. Sebelum pergi Vicktor menyempatkan menepuk pelan perut Ray.

"Vicktor berangkat dulu kak." Pamit Vicktor kepada Devan yang membawa nampan makanan. "Iya hati-hati." Jawab Devan, ia berjalan lalu duduk ditepi kasur.

"Duduk dek, nih kakak bawain sop ayam sama teh manis anget." Ucap Devan. Ray segera memposisikan dirinya untuk duduk. Devan menyuapkan makanan.

"Kakak ga ke kantor?." Tanya Ray di sela-sela kunyahannya. "Enggak, seperti biasa kakak bakalan nemenin kamu di hari pertama." Jawab Devan dengan senyum lembutnya. Ray tersenyum, ia sangat bahagia memiliki kakak seperti Devan.

"Makasih kak." Cicit Ray ia menunduk. Ia jadi teringat Mamahnya, dulu Mamahnya sering membuatkan sop ayam kesukaannya. "Kenapa dek? Inget Mamah ya?." Tebak Devan. "Iya kak, kangen." Ucap Ray sedih.

Devan tersenyum, tentu ia juga merindukan Mamah. Bukan hanya Mamahnya, ia merindukan Papah dan juga kembarannya.

Tiba-tiba kepala Ray berdenyut, kilasan memori yang berusaha ia lupakan kini berputar dikepalanya. "Dek?!." Devan panik, Ray menangis. Devan segera memeluk Ray mengusap kepala dan punggung nya tak lupa membisikkan kata-kata penenang.

"Ssstt.. kakak disini, sama Ray. Ray gak sendirian. Kakak bakalan temenin Ray jagain Ray sayang sama Ray." Ucap Devan. Setelah sekitar 10 menit akhirnya Ray tenang.

Devan mengusap sisa air mata Ray. "Tenang oke?.". Ray mengangguk kecil "Makan.". Devan terkekeh lalu menyuapkan sesendok sop ayam.

Setelah makan, Devan pamit ke ruang kerjanya ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa ia tinggal. "Kalau perlu sesuatu panggil kakak, atau bibi ya." Ray mengangguk.

Disguised?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang