RayVi - 9

29 2 3
                                    

Jangan lupa vote!
Terimakasih-!!

Happy Reading

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Anjing gue telat!." Ray terbangun dengan tergesa-gesa segera ia bersiap-siap. Kakaknya hari ini tidak pulang karena ada urusan bisnis.

Ray turun lalu memakan roti yang telah di siapkan pelayan, lalu memasukkan kotak bekal. Ia mengeluarkan motornya, memakai helm lalu segera melajukan motornya.

Kalau kalian tanya Vicktor mana, ia sudah disekolah duluan karena Ray sendiri yang meminta agar tidak dijemput.

Ray tiba di sekolahnya, ia memikirkan motornya lalu berlari tergesa-gesa. Saat memasuki lobby sekolah ia dihadang guru. "Eits kamu telat Ray, tumben sekali kamu telat." Ucap Bu Rani. Ray mengatur nafasnya "Iya Bu maaf saya begadang nonton film sampai lupa waktu." Jawab Ray menyatukan kedua tangannya 🙏🏻.

Bu Rani geleng-geleng kepala "Ada-ada aja. Saya berikan hukuman, yaitu berdiri didepan kelas kamu sampai jam istirahat tiba." Ray sontak melebarkan matanya, lalu ia mengangguk lesu "Oke Bu maaf sekali lagi, saya permisi." Ray berjalan gontai menuju kelasnya.

"Ga tega saya ngehukumnya." Gumam Bu Rani yang didengar rekannya "Gapapa hukuman itu termasuk ringan, kakaknya kan sudah kasih pesan agar memperlakukan Ray seperti murid pada umumnya." Ucap pak Edward.

Almarhum kedua orang tua Ray adalah donatur disekolah ini, sekarang dilanjutkan oleh sang kakak.

Di dalam kelas Vicktor mengirimkan pesan dan spam telepon kepada Ray. "Psstt... Vik, noh Ray diluar kayaknya dia lagi dihukum." Ucap cowok yang duduk disebelah Vicktor. Vicktor segera mengalihkan pandangan melihat dari jendela terdapat Ray yang berdiri.

Ray hanya tersenyum setiap ada orang yang lewat. "Ray ganteng, ko diluar ga masuk?." Tanya Lisa ia baru saja dari toilet modus sekali lewat kelas Ray. "Gue dihukum." Jawab Ray seadanya. Lisa mengangguk "Lo mau jadi pacar gue?." Tanya Lisa spontan.

Ray mendelik "Ogah.". "Tega banget padahal gue cantik, baik, body goals, kaya." Ucap Lisa ia menghentakkan kakinya kesal. "Gue lebih kaya dari Lo, dan berhenti deketin gue." Ucap Ray "Udah sonoh pergi masuk kelas Lo." Lanjutnya.

"Semangat Ray calon pacarku~" Lisa mencolek dagu Ray lalu berjalan pergi. Ray segera mengusap-usap kasar dagunya "Najis." Gumamnya.

"Ray kamu boleh masuk." Ucap Bu Rani yang tiba-tiba datang terlihat ia sedikit berkeringat. "Eh? Kenapa Bu, hukuman saya kan belum selesai." Tanya Ray bingung. "Ibu cabut hukuman kamu, ibu juga sudah mengabari guru yang sedang mengajar didalam kelas kamu. Silahkan masuk dan selamat belajar." Ucap Bu Rani dengan senyuman.

Ray bingung tapi ia mengucapkan terimakasih lalu memasuki kelas tak lupa ia meminta maaf pada guru yang sedang mengajar. Bu Rani menghela nafas lega, lalu berjalan pergi.

Vicktor tersenyum kecil melihat Ray masuk lalu menduduki kursinya.

Jam istirahat telah tiba para murid berhamburan keluar. "Napa Lo telat?." Tanya Vicktor. "Gue nonton film sampe lupa waktu dan berakhir bangun kesiangan." Jelas Ray. "Pelayan ga ada yang bangunin Lo?." Vicktor bingung. "Oh itu emang gue yang nyuruh jangan asal masuk kamar gue atau ganggu gue." Jawab Ray disertai kekehan.

Vicktor mengangguk mengerti. "Gue tadi dihukum, baru jalan 5 menit udah dibolehin masuk." Ray memasang wajah bingung. "Oh ya? Bagus kalau gitu." Ucap Vicktor disertai seringai. "Hhmm..." Ray menatap curiga Vicktor.

Vicktor terkekeh lalu mengusap rambut Ray.

Flashback

Setelah melihat Ray, Vicktor segera menelpon kepala sekolah. "Selamat pagi tuan muda." Sapa kepala sekolah. "Saya memiliki permintaan." Ucap Vicktor. "Permintaan apa tuan muda?." Tanya kepala sekolah.

"Guru yang menjaga lobby sekolah siapa?." Tanya Vicktor. "Sebentar... Bu Rani dan pak Edward tuan muda." Jawab kepala sekolah. "Tolong beritahu keduanya untuk memberhentikan hukuman atas nama Ray Alexavier." Perintah Vicktor. "Baik saya segera memberitahu keduanya." Jawab kepala sekolah.

"Terimakasih, anda boleh kembali bekerja." Ucap Vicktor. "Baik tuan muda." Sambungan telepon dimatikan oleh Vicktor.

Flashback off

Ray cemberut "Kenapa harus diberhentiin? Gue kan emang salah, mau gue anak donatur atau Lo anak pemilik sekolah, gue gamau dapat perlakuan yang berbeda.". Vicktor menurunkan tangannya dari mengelus rambut Ray "No. Gue gamau liat Lo kecapean berdiri." Ucap Vicktor.

Ray hanya memutar mata malas, selalu saja kakak dan Vicktor memanjakannya.
"Udah ga usah ditekuk gitu mukanya. Ayo jajan." Ajak Vicktor ia berdiri menarik lengan Ray. Ray hanya mengikutinya tanpa berbicara.

Helaan nafas terdengar Vicktor melirik Ray, ia berhenti Ray juga ikut berhenti. "Kenapa?." Tanya Vicktor lembut. "Gue cuman lagi ke inget sama bokap, nyokap, dan kakak pertama gue.". Jelas Ray.

"Pulang sekolah mau mampir?."

"Boleh udah lama gak ke sanah."

"Yok kantin" Ray menarik lengan Vicktor.

___________________________
_____________

"Apa bedanya aku sama kamu." Tanya Vicktor iseng. "Bedanya apa bos?." Sahut Rio. "Kalau kamu manusia." Jawab Vicktor. "Terus kalau aku?." Tanya Alvin. "Babi." Jawab santai Vicktor.

Alvin ngeleg sebentar "Bangsat Vicktor!!!." Vicktor menatap tajam ke Alvin ia langsung bersembunyi dibelakang Ray. "Ray Vicktor nya kayak taik." Ray melirik Alvin sekilas lalu menatap Vicktor hanya menatap tapi entah kenapa Vicktor langsung kembali datar wajahnya.

Kini mereka sedang berjalan menuju parkiran. "Jimmy pesan kue best seller ditoko Lo dong~." Ray merangkul Jimmy, Jimmy tersenyum lalu menjawab "Oke, gue kirim malam jam 7?.". "Oke ditunggu Jimmy." Ray berbinar, Jimmy hanya terkekeh.

"Oh ya Ray, adek saya pengen ketemu kakak pangeran cantik yaitu kamu Ray." Ucap Jimmy. "Wah~ gue terkenal. Kapan mau ketemunya gue siap." Jawab Ray dengan senyuman sombongnya.

"Sebisa kamu aja Ray." Ucap Jimmy. "Malam jam 7 gue ke rumah Lo aja, gue makan kuenya disanah dah." Putus Ray. "Oke boleh." Ucap Jimmy. "Weh gue ikut!." Sahut Alvin "Gue juga lah gabut dirumah." Rio ikut-ikutan.

"Kalian semua datang aja saya tunggu." Ucap Jimmy. "Siapin kue yang banyak Jim." Ucap Alvin. "Wealah gundul enak banget ngomongnya." Sahut Rio. "Tamu adalah raja." Jawab Alvin sambil mengusap kasar rambutnya.

"Lo mah rakyat jelata." Ejek Vicktor. "Eh Vik Lo kalo punya dendam ma gue ayo gas kita berantem." Tantang Alvin dengan wajah kesalnya. "Yakin? Dulu Lo ajak gue duel aja pulang-pulang masuk RS.". Alvin mengigat kejadian dulu ia memaksa untuk duel dengan Vicktor dan berakhir ia yang babak belur! Vicktor benar-benar memukulnya mengerikan.

Alvin menggeleng ribut, Vicktor memutar mata malas. Ray terkekeh "Lagian Lo salah nantangin orang.". "Ya gue penasaran aja sekuat apa si Vicktor." Ucap Alvin dengan nada mengejek.

"Gue cabut." Menarik Ray untuk segera menaiki motornya. "Ehh... Duluan, kalian hati-hati." Ucap Ray. "Iya hati-hati juga." Jawab Rio. "Hati-hati mazehh." Ucap Alvin. "Hati-hati." Ucap Jimmy.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Makasih udah baca-!!
Jujur kyora masih bingung untuk alurnya mau dibawa kemana~
Karena ini first time kyora bikin cerita🙏🏻

Doakan semoga alurnya bener😭 wkwkwk...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Disguised?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang