9

173 20 5
                                    

Satu bulan berlalu namun belum ada juga kabar dari kehamilan Jisoo, Jeonghan juga selalu mengantar Jisoo kerumah sakit untuk konsultasi ke dokter kandungan. Dokter selalu bilang bahwa keadaan Jisoo sehat juga rahimnya tidak ada masalah sedikit pun.

Akhir-akhir ini Jisoo selalu ikut bersama Jeonghan bertemu dengan teman-teman Jeonghan di tempat biasa yang sudah menjadi tempat berkumpul mereka yaitu cafe Vernon.

Jisoo sudah mulai dekat dengan semua sahabat Jeonghan, itu karena Jeonghan yang selalu mengajak Jisoo berkumpul dengan sahabat-sahabatnya. Seungkwan juga sudah mulai dekat dengan kakak ipar keduanya itu.

Siang ini Jeonghan dan Jisoo pergi ke rumah Seokjin, kakak kesayangan Jeonghan. Awalnya Jisoo menolak ikut, karena dirinya takut Seokjin akan mengungkit tentang hubungannya dengan Seungcheol juga perasaan Jisoo sekarang. Tapi Jeonghan berhasil meyakinkan Jisoo, hari ini kakak laki-laki Jeonghan itu baru kembali dari Jepang bersama istri dan anaknya, Jeonghan juga sudah lama tidak bertemu mereka terakhir saat pernikahan Jisoo dan Seungcheol.

"Eoh..sayang lihat adikmu dan Jisoo datang" itu suara Irene istri Seokjin.

Seokjin keluar dari kamarnya untuk menemui sang adik yang sudah lama tidak mengunjunginya.

Jeonghan memeluk Seokjin, melepas rindu nya pada sang kakak.

"Apa kabar hyung? Kau kembali dari Jepang dan tidak memberitahuku, aku tidak akan tahu jika tidak Irene noona yang memberitahu ku" Jeonghan melipat kedua tangannya dengan wajah cemberutnya.

"Ahh..maafkan hyung lupa memberitahumu, kabar hyung baik-baik saja. Bagaimana kabarmu..dan Jisoo?" Seokjin melirik Jisoo yang hanya diam dengan kepala menunduk seolah dirinya takut melihat Seokjin.

"Aku baik hyung" Jeonghan melirik Jisoo yang hanya diam saja "Jisoo juga baik-baik saja. Kami semua baik hyung"

Seokjin tetap pada Jisoo, pria itu hanya diam saja sejak tadi.

"Jisoo sudah hamil?"

Kini wajah Jisoo terangkat untuk menatap Seokjin yang juga sedang menatapnya dengan sorot tatapan yang penuh tanda tanya.

Jisoo hanya menggeleng, dirinya sama sekali enggan bersuara dihadapan kakak Jeonghan itu.

"Belum hyung, mungkin belum masa subur Jisoo datang, tapi aku selalu berdoa Jisoo bisa secepatnya hamil" Lagi lagi Jeonghan yang menjawab pertanyaan Seokjin ya g mengarah pada Jisoo dan itupun dengan senyuman tulusnya. Jeonghan tau sang kakak belum sepenuhnya menerima Jisoo.

"Sebaiknya kita makan siang bersama, noona sudah memasak banyak makanan tadi" suara Irene memecahkan keheningan diantara mereka.

Semuanya berjalan menuju ruang makan dirumah Seokjin, mereka menikmati makan siang bersama dengan tenang. Di tengah kedamaian itu, tiba-tiba Jisoo berdiri dengan terburu-buru dirinya dengan cepat meninggalkan meja makan dan berlari ke kamar mandi.

Mereka mendengar dengan jelas bahwa Jisoo sedang memuntahkan isi perutnya. Jeonghan berlari menyusul Jisoo, dirinya benar-benar khawatir dengan Jisoo ya g belum juga selesai memuntahkan seluruh isi perutnya.

Jisoo dibawa keruang tamu dengan Jeonghan, Jeonghan memberikan air minum pada Jisoo membuat pria manis itu merasa lega. Irene menghampiri Jeonghan disusul dengan Seokjin dibelakangnya.

"Jisoo cobalah ini" Irene memberikan beberapa testpack pada Jisoo.

Jisoo menatap testpack yang diberikan Irene, dirinya melirik Jeonghan. Jeonghan hanya menganggukkan kepala, seolah menyetujui perintah Irene.

Jisoo pergi kekamar mandi dengan beberapa testpack ditangannya.

"Aku benar-benar gugup, apa benar aku hamil" Jisoo mencoba beberapa testpack dari Irene.

Forgive MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang