10

254 21 8
                                    

Sejak kejadian di cafe, Jisoo selalu menghindari Seungcheol. Perkataan Seokmin selalu terngiang-ngiang di telinganya. Sejak saat itulah Jisoo memutuskan untuk menjauhi Seungcheol, toh sekarang apa yang diinginkan Jeonghan sudah terwujud, Jisoo sudah memberikan apa yang Jeonghan mau untuk Seungcheol yaitu seorang anak.

Jisoo memandang perutnya yang semakin membesar, anak Seungcheol dan dirinya sudah tumbuh sangat cepat didalam rahim Jisoo. Jisoo ingat dengan janjinya pada Seokjin, setelah anak itu lahir maka Jisoo harus menyerahkan anaknya pada Jeonghan da pergi meninggalkan keluarga Choi.

Tak bisa dibayangkan bagimana Jisoo akan hidup setelah dirinya berpisah dari anaknya, anak yang Jisoo kandung dan Jisoo lahirkan. Tapi bukankah itu yang harus Jisoo terima, sebab tujuan pernikahan nya dengan Choi Seungcheol adalah demi memberikan pria itu keturunan yang tidak bisa istri pertamanya berikan, jadi saat bayi itu lahir amaka tujuan pernikahan dan tugas Jisoo untuk membalas kebaikan Jeonghan sudah selesai.

Sadarkan Jisoo bahwa sejak awal anak itu bukan miliknya, dirinya hanya dititipkan rahim untuk mengandung anaknya.

"Maafkan aku karena aku sudah berfikir sejak awal untuk meninggalkan mu. Aku bukan ibu yang baik untukmu tapi percayalah eomma Jeonghan jauh lebih baik untuk menjadi ibu nak" Tangisan Jisoo pecah dirinya tak sanggup memikirkan lagi bagaimana  dia akan meninggalkan bayi mungilnya nanti. 

"Jisoo ayo keluar kita sarapan dulu sejak tadi malam kau selalu menolak makan apapun kasihan baby" Jeonghan berdiri didepan kamar Jisoo membujuk pria itu yang sejak semalam menolak untuk makan.

Jisoo buru menghapus air matanya, dirinya berjalan membuka pintu kamarnya. Disana sudah ada Jeonghan yang berdiri memagang nampan berisi susu ibu hamil dan beberapa buah buahan serta roti. 

Jeonghan dengan cepat menarik Jisoo ke dalam kamar mendudukan pria manis itu di sofa, dirinya langsung memberikan susu itu pada Jisoo. Jisoo dengan cepat menerima gelas berisi susu yang setiap hari dia minum. 

"Nah lihat nak pria bernama Jisoo ini sangat lucu sekali, semalam dia mengurung diri dikamar dan tidak mau makan atau minum apapun tapi sekarang lihat dia menghabiskan segelas susu dengan sekali minum" ucap Jeonghan sambil mengusap perut Jisoo.

Jisoo hanya menanggapi obrolan Jeonghan dengan bayinya dengan senyuman. Jisoo terkejut saat Jeonghan memegang tangannya.

"Jisoo, berjanjilah pada ku bahwa kau tidak akan pernah meninggalkan Seungcheol dan juga bayi kalian, berjanjilah untuk selalu bersama Seungcheol apapun keadaannya" ucap Jeonghan tiba-tiba. 

Jisoo terdiam, dirinya sama sekali tidak merespon semua perkataan Jeonghan, hati nya tiba-tiba merasa sakit. Jisoo bingung, Jisoo tidak tau apa yang harus dirinya lakukan diasudah berjanji untuk tak terlalu jauh menanggapi perasaannya yang berujung akan menyakiti orang lain. 

"Apa ada yang mengganggu pikiranmu? kenapa tiba-tiba kau mengatakan hal seperti itu Jeonghan, bukankah seharusnya kau yang pantas untuk selalu bersama Seungcheol" sahut Jisoo.

Jeonghan menggelang "Kau ibunya" Tangan Jeonghan membawa tangan Jisoo pada perut besar Jisoo "dan hanya kau yang pantas untuk bersama mereka, kau ingat aku pernah mengatakan bahwa tidak ada yang tau bagaimana  masa depan Jisoo"

Lagi-lagi Jisoo kalah, Jisoo kalah dengan tatapan memohon Jeonghan, banyak hal yang tidak bisa Jisoo pahami arti tatapan sendu Jeonghan.

Lagi-lagi Jisoo kalah, Jisoo kalah dengan tatapan memohon Jeonghan, banyak hal yang tidak bisa Jisoo pahami arti tatapan sendu Jeonghan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Forgive MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang