Di dunia yang terhubung secara digital namun sering kali terasa begitu dekat, dua jiwa yang tak saling mengenal bertemu dalam keheningan anonimitas. Sebuah aplikasi anonim menjadi tempat perlindungan bagi mereka yang mencari jawaban, pelipur lara, a...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sepulang Anna dari perpustakaan tadi sore, dia memutuskan untuk tidur sebentar karena merasa cukup lelah dan pusing. Anna tahu jika tidur setelah ashar tidak baik, namun rasanya kepalanya sangat pening dan tidur adalah solusinya. Tiga puluh menit sebelum azan maghrib berkumandang, Anna bangun dari tidurnya dan sekarang sudah merasa lebih baik. Ia memutuskan untuk pergi mandi agar badannya lebih segar lalu dilanjutkan dengan menunaikan sholat Maghrib.
Setelah selesai sholat, Anna diajak oleh teman kos nya pergi membeli nasi goreng langganan mereka untuk makan malam. Tidak membutuhkan waktu lama untuk keduanya tiba di tempat itu, karena jaraknya dengan kos cukup dekat. Seperti biasa, Anna akan memesan nasi goreng bakso kesukaannya.
Saat pulang ke kos, tepat sekali azan isya berkumandang dan Anna segera melaksanakan kewajibannya. Setelahnya, Anna memilih untuk menonton YouTube sejenak, disana menampilkan dua muda mudi yang sedang kasmaran dan asik bermain di Dufan. Mereka adalah Arief dan Tipang. Anna sangat menyukai gaya kencan mereka berdua. Video itu sudah di upload dari beberapa tahun lalu, sekarang keduanya sudah menikah dan memiliki dua buah hati yang sangat menggemaskan. Anna menyukai bagaimana cara Ka Tipang menenangkan Ka Arief yang sedang ketakutan saat menaiki wahana kora-kora, dan Ka Arief yang meskipun takut setengah mati, namun tetap berusaha memberanikan diri karena itu adalah permintaan dari kekasih tersayangnya itu.
Entah mengapa, tiba-tiba air mata Anna keluar. Dalam hatinya, Anna sangat ingin menjalin hubungan sehat dengan pasangan hidupnya seperti keduanya. Merayakan hari-hari istimewa mereka dengan jalan-jalan keluar negeri dan bermain salju bersama.
~drrtt drrtt
Ka kembang kol Mungill, lagi apa kamu
Annaa unyuu Lagi nonton YouTube Terus tiba-tiba nangis huhu
Ka kembang kol Kenapa unyuu Kamu kok nangis terus gak capek apa, Kaka aja capek liat kamu wkwk
Annaa unyuu Hm? Sorry
Entah mengapa, pesan balasan Dion itu membuat hatinya sakit dan air matanya kembali mengalir dengan deras.
Ka kembang kol Kok sorry sih unyuu Yaudah gapapa nangis aja dulu ya
Annaa unyuu Iya
Anna tidak berniat membahasnya lebih lanjut. Anna rasa, memang dirinya yang terlalu sensitif dan cepat menangis. Ya, ini memang salahnya. Di seberang sana, Dion menyadari perubahan dari balasan Anna. Gadis itu tiba-tiba menjadi cuek dan tidak se-excited biasanya. Apakah ada yang salah dari balasannya?
Ka kembang kol Kaka ada salah unyu?
Annaa unyuu Nothing Aku yang salah Aku yang terlalu sensitif dan gampang banget nangis ka Aku juga capek dengan diriku yang kayak gini, dikit-dikit nangis Kaka gak akan ngerti gimana jadi aku ka Kemarin Kaka bilang, bahkan Kaka lupa kan kapan terakhir kali nangis? Sedangkan aku? Aku bisa kali tiap hari nangis karena hal sepele doang Wkwkwk aneh ya
Ka kembang kol Unyuu maaf Kaka gak bermaksud gitu Maafin Kaka kalo udah buat kamu tersinggung
Annaa unyuu Ketikan kamu jahat ka
Ka kembang kol Iya Kaka sadar sekarang Kaka minta maaf
Annaa unyu Dimaafkan Dah ya aku mau tidur Kamu juga tidur Ka, gausah begadang terus
Setelah mengirim pesan itu, Anna merasa lega sejenak. Tetapi kesedihannya masih menghantui, dan air mata yang telah dia tahan kembali mulai mengalir perlahan-lahan. Dia mencoba keras untuk mengendalikan diri, tetapi emosinya sulit untuk ditahan.
Meskipun Anna berusaha menyembunyikan perasaannya, namun kepedihan yang menggebu itu sulit untuk ditutupi. Dalam diamnya, Anna merenungkan kata-kata Dion. Dia tidak ingin menjadi gadis yang mudah menangis. Dia ingin menjadi kuat, tegar, dan tidak mudah terpengaruh oleh emosi. Tetapi di dalam hatinya, Anna menyadari bahwa sensitivitasnya adalah bagian dari dirinya. Itu adalah sifat yang membuatnya peduli dan empati terhadap orang lain.
Namun, bagaimanapun juga, kata-kata Dion telah menyentuh titik sensitifnya. Anna merasa seperti dia dihakimi atas sesuatu yang tidak bisa dia kendalikan sepenuhnya. Dia berjuang dengan perasaan campur aduk dari sakit hati dan kebingungan.
Di sisi lain, Dion membaca balasan Anna dengan perasaan bersalah yang mendalam. Dia menyesal telah membuat Anna menangis, bahkan jika itu tidak dimaksudkan. Hatinya terasa berat, dan dia merasa tidak enak telah menyebabkan Anna terluka.
Melihat pesan dari Anna yang penuh perhatian, Dion merasa terharu. Meskipun dia telah menyakiti Anna, tetapi gadis itu masih peduli dengannya. Pikiran itu membuatnya semakin tidak nyaman. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk lebih berhati-hati dengan kata-katanya di masa mendatang, agar tidak lagi menyakiti perasaan gadis itu.