4

262 40 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


WE ARE


Pesta pernikahan Hyoyeon diadakan secara intimate di pulau kecil korea, mana lagi jika tidak pulau Jeju. Pulau itu menjadi pilihan terbaik karena sang pengantin ingin mengadakan pernikahannya dengan orang-orang terdekatnya termasuk Jennie.

"You are so beautiful babe.." puji Hanbin ketika melihat Jennie keluar dari kamar hotel.

"Of course." Ujar Jennie percaya diri.

"Dimana Rose? Apakah dia belum siap?" Tanya Hanbin karena pasalnya Jennie satu kamar dengan Rose.

"Dia masih bersiap. Nanti dia akan menyusul, katanya dia tidak ingin bareng kita. Takut jadi obat nyamuk." Ujar Jennie degan senyumannnya.

Mendengar itu Hanbin hanya tertawa. Lelaki itu segera menggandeng kekasihnya untuk segera menuju tempat pesta.

Pesta pernikahan di adakan di pinggir pantai dekat penginapan tamu jadi tidak butuh waktu lama untuk sampai. Dimulai di sore hari sambil menikmati indahnya sanset hingga petang kini musik sudah mulai berubah menjadi lebih berdentum.

"Ting... ting.. ting.." denting gelas mengalihkan atensi tamu undangan untuk melihat ke arah depan.

"Good evening guys... again and again I just say thank you so much for cooming. And tonight enjoy with our party oke???" Suara sang pengantin lelaki membuat semua tamu undangan menyaut mengisyaratkan mereka semua agar enjoy dengan malam yang panjang ini.

Jennie yang berdiri bersama Hanbin hanya tersenyum. Lengan Hanbin dengan posesif memeluk pinggang Jennie dari samping. Entah mengapa lelaki itu perlu untuk melakukannya.

"Babe... let's dancing with me?" Ajak Jennie pada Hanbin.

"Of course." Jawab Hanbin.

Kini keduanya menari bersama menikmati alunan musik yang semakin berdentum. Tak hanya mereka karena banyak dari tamu undangan yang melakukan hal sama bahkan saat ini tak jarang sudah ada yang terlalu hilang kesadaran untuk takaran jam 9 yang terbilang masih sore.

Hanbin semakin merapatkan tubuhnya dengan Jennie, mencoba menatap gadisnya dengan dalam hingga ingin sekali ia mendaratkan bibirnya ke bibir gadis di hadapannya. Namun Jennie yang masih menikmati musik tidak begitu mengerti maksud Hanbin hingga tiba-tiba ia beralih melihat ke tas kecil yang ia bawa.

"Ahhh sorry Hanbin, ada telfon masuk." Ujar Jennie memperlihatkan handphonenya yang berdering.

Dengan segera gadis itu menjauh dari kerumunan. Ia menepi mencari tempat yang lebih sepi. Dengan segera ia mengangkat handphonenya karena ibunya jika sudah menelfon wajib untuk di angkat.

"Hallo ibu?"

"Kau sudah pulang dari pesta?" Tanya ibu di sebrang sana.

"Astaga ibu, ini masih pukul 9 pesta baru saja di mulai." Ujar Jennie.

WE ARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang