4

870 49 2
                                    

Malam itu Ira dan Ari menginap di rumah Arya. Ia menelepon orang tua kakak beradik tersebut untuk meminta izin. Sebenarnya ia tidak perlu ditemani, namun keduanya khawatir dengan keadaan Arya. Arya pun basa-basi kepada mereka untuk menginap saja di rumahnya karena hari sudah semakin larut. Akhirnya dikarenakan basa-basi antara kedua belah pihak, maka ketiganya malam itu tidur di bawah atap yang sama, tepatnya di ruang tengah.

Awalnya Ira dan Ari mempersilahkan Arya untuk istirahat di kamarnya, namun Arya merasa tak enak hati membiarkan mereka tidur di ruang tengah. Apalagi Ira pun tidak mau tidur di kamar tamu dan memilih tidur bersama Ari di sofa ruang tengah. Akhirnya Arya memutuskan agar mereka bertiga tidur di ruang tengah semuanya.

Ari yang belum mengantuk memilih menonton TV, Ira membuka aplikasi tiktod dan Arya sendiri mencari tahu informasi tentang penyakit kolesterol di internet lewat ponselnya.

Tiba-tiba masuk notifikasi dari akun Gula Jawa. Arya langsung membukanya. Akun itu memposting sebuah foto naked dengan bagian vital disensor tentu saja yang justru semakin membuat penasaran dengan caption "Janji gak lama kok, cuma sampai kamu minta ampun aja." Arya spontan membalas cuitan tersebut, "Jangan dulu, Mas. Lagi gak enak badan nih...". Tanpa disangka beberapa menit kemudian, saat Arya sedang membaca artikel tentang kolesterol dan cara penanganannya, ia mendapatkan notifikasi Mas GulaJawa membalas komentarnya. Balasannya : "cepat sembuh ya kamu..."

Dada Arya terasa sesak saking senangnya. Entah mengapa dinotice Mas Gula Jawa jadi terasa sebahagia itu. Ia ingin berteriak jika saja tidak ada Ira dan Ari di sana. Ia benar-benar geregetan dan serasa ingin jejingkrakan. Mood-nya langsung naik meskipun perasaan sakit kepala itu masih ada. Dinotice Mas Gula Jawa serasa memenangkan lotere. Aryapun kembali membalas komentar Mas Gula Jawa:

"Wahhh dinotice masse. Thanks. Mood booster banget."

Tentu Arya berharap komentarnya kembali mendapatkan balasan dari yang bersangkutan meskipun nyatanya tidak. Tapi kebahagiaan itu masih bercokol di hati Arya. Sudah berapa lama ia tidak merasakan sensasi sebahagia ini. Ia merasakan malam ini ia bisa tidur dalam damai....

###

Pagi harinya di waktu subuh, Bu Hermi yang merupakan asisten rumah tangga yang membantu Arya mengurus rumah dan memasak makanan untuknya datang. Beliau adalah tetangga Arya sendiri yang rumahnya hanya berjarak beberapa meter saja dari rumahnya. Beliau datang ke rumah dua kali sehari, yakni pagi dan sore hari. Pagi untuk membereskan rumah dan memasak sedangkan sore untuk menghangatkan lauk dan membereskan rumah lagi. Sebenarnya beliau bisa dipanggil kapan saja jika Arya membutuhkan. Arya sudah dekat dengan keluarga Bu Hermi. Bahkan suaminya pula yang kerap membersihkan taman, kolam, atau orang yang Arya andalkan jika ada kerusakan di rumahnya karena suami Bu Hermipun sosok yang serba bisa. Sangking percayanya Arya dengan ART yang sudah bekerja dengannya sudah tahunan itu, Arya memberikan kunci rumah untuk si ibu agar bisa masuk dan keluar rumah kapan saja tanpa perlu menganggu istirahat Arya. Keluarga sang ART pun juga amanah tidak pernah mengambil kesempatan dalam kesempitan sehingga Arya pun sangat bersyukur. Ia pun memperhatikan kesejahteraan mereka dan menganggap mereka selayaknya keluarganya sendiri di tengah kehidupannya yang serasa sebatang kara.

Bu Hermi kaget begitu melihat ada orang yang tidur di ruang tengah. Beliau langsung istighfar seraya mengelus dada.

Karena Bu Hermi yang berseru cukup kencang, Arya dan Ira pun terbangun. Melihat bahwa yang tidur itu salah satunya perempuan, Bu Hermi lebih kaget lagi. Selama ini ia tak pernah melihat ada perempuan yang menginap di rumah sang majikan.

"Ada apa, Bu?" tanya Arya.

"Ndak apa-apa. Ibu Cuma kaget tadi lihat ada yang tidur di sini. Biasanya nggak ada," jawab Bu Hermi.

"Iya, Bu. Ini Ira, karyawan di toko dan itu Ari, adiknya. Mereka nginap di sini katanya mau jagain aku," terang Arya.

"Tumben minta dijagain? Biasanya sendiri? Ada apa?" tanya Bu Hermi sambil tersenyum membalas senyuman Ira yang masih dengan muka bantal.

"Semalam aku kena sakit kepala lagi, Bu. Sangking sakitnya sampai hampir gak bisa berdiri. Akhirnya aku minta tolong mereka buat antar aku berobat," terang Arya.

"Ya ampun. Terus gimana? Apa kata dokter? Kenapa ndak telepon Bapak saja?" Bu Hermi memberondong Arya dengan pertanyaan.

"Iya juga ya? Aku lupa bener, Bu. Aku nggak kepikiran sama sekali buat telepon Bapak. Aku telepon orang yang terlintas di kepala aja semalam. Sakit kepala sampai muntah, jadi gak bisa mikir jernih," kata Arya.

Bu Hermi menatap Arya dengan ekspresi khawatir.

"Terus gimana? Sakit apa kata dokter?'

"Kolesterol, Bu."

"Kolesterol??? Masa masih muda udah kena kolesterol?" tanya Bu Hermi dengan nada sedikit mengejek.

Ira yang mendengar menahan tawa.

"Iya gimana dong, Bu. Arya aja kaget. Nggak pernah kepikiran bakal kena kolesterol."

"Kok bisa? Padahal nggak gemuk. Kalau gemuk kayak ibu maklumlah. Ibu aja kena kolesterol umur lima puluhan..."

"Ntahlah, Bu..." kata Arya sambil menghela napasnya.

"Itu tandanya Bang Arya diminta untuk lebih memperhatikan kesehatan," celetuk Ira.

"Tuhhh, bener kata Mbak Ira. Coba lari pagi cari keringat, Ar," saran Bu Hermi.

"Iya, Bu. Kayaknya harus luangkan waktu untuk olahraga sekarang," kata Arya. "Terus Arya minta tolong sekarang kurangi makanan bersantan dan berlemak ya, Bu," pinta Arya.

Bu Hermi mengangguk. "Nanti kayak biasa, kamu kasih tahu mau dibikinin menu apa biar ibu yang beli bahan dan masaknya ya..."

Arya mengangguk.

"Jadi pagi ini mau makan apa? Ikannya diapain? Di-sop aja?"

"Iya, Bu. Sop aja. Terus sayurannya nggak usah ditumis. Direbus aja."

Bu Hermi mengangguk. "Kalau gitu Ibu ke dapur dulu ya."

"Iya, Bu."

Bu Hermi pun pergi meninggalkan mereka. Ira melipat selimutnya lalu bangun. Ia berkata ingin membantu Bu Hermi di dapur. Sementara Arya melanjutkan berbaring santai sambil memainkan ponselnya.

###

Arya mengajak Ira dan Ari yang sedang bermain dengan Rocco untuk sarapan bersama. Sementara Bu Hermi sedang menyapu di depan.

"Ayo sarapan dulu. Udah jam setengah tujuh nih. Ari sekolahkan?" tanya Arya.

"Iya, sekolah, Bang," jawab Ari.

"Aku juga mau ke toko," kata Ira.

"Makanya ayo kita sarapan. Abang juga mau ngantor."

Mereka bertiga berjalan beriringan menuju meja makan. Di sana menu sudah ditata dengan rapi oleh Bu Hermi.

"Mulai hari ini kayaknya kegemaran abang sama makanan bersantan, berkuah, berminyak dan kaya bumbu harus ditahan dulu, diganti sama yang bening-bening dan penuh serat," kata Arya.

"Iya dong biar kadar kolesterolnya lekas turun," kata Ira.

"Banyak makan sayuran yang mengandung serat tinggi, konsumsi buah-buahan juga, Bang," saran Ari.

"Wacana abang juga gitu. Mau jaga asupan makanan juga mulai dari sekarang," kata Arya.

"Nge-gymnya gimana, Bang? Jadi?" tanya Ira.

"Oh, iya. Abang mau coba juga kayaknya. Ntar pulang sekolah temenin Abang ke tempat gym kamu dong, Ri?" pinta Arya.

"Oke, siap," kata Ari sambil mengangguk. "Abang chat aja nanti ya kapan mau perginya."

"Oke."

###

MAS GULA JAWA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang