7

744 47 4
                                    

Sore ini sepulang dari kantor , Arya mampir ke toko sepatu. Ia membeli sepasang sepatu olahraga yang nyaman dipakai untuk fitness. Ia juga sekalian membeli tiga pasang kaus kaki kece sekaligus. Setelah itu ia langsung pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, ia menjalani rutinitas seperti biasa. Mandi, makan lalu duduk didepan laptop, tidak lain dan tidak bukan yakni menenggelamkan dirinya dalam dunia tulisan, merangkai kata hingga berlembar-lembar jumlahnya.

Di usia yang hampir menginjak 30 tahun, Arya semakin merasa kosong tak punya teman. Satu persatu teman-temannya sibuk dengan kehidupan mereka masing-masing. Apalagi di usia yang sudah matang mereka hampir semuanya sudah membina rumah tangga, sudah menjadi orang tua sehingga waktu untuk berkumpul bersama dengan teman yang lain semakin berkurang frekuensinya.

Pernah beberapa kali ia menemui teman-teman dekatnya yang jumlahnya yang hanya hitungan jari itu. Namun ketika ia berkunjung ke rumah mereka dengan status baru mereka, "rasanya" juga sudah berbeda. Tak sebebas dulu. terkadang diinterupsi sama pasangan mereka atau bahkan diganggu oleh buah hati mereka. Mengobrol pun tidak bisa lama seperti dulu. terkadang mereka harus mengantar istri mereka pergi entah kemana, di tengah pembicaraan terkadang ponsel mereka berdering diminta pulang karena anak rewel nyari ayahnya lah, pernah juga kedatangan mertua dari luar kota lah, dan sederet gangguan lain. Dari beberapa pengalaman itu membuat Arya pun segan untuk mengganggu dan menghubungi mereka karena ia merasa tidak sebebas dulu untuk mengajak mereka berkumpul atau menemui mereka dengan status mereka sebagai seorang suami atau ayah. Sehingga menulis cerita adalah salah satu cara ampuh bagi Arya untuk membunuh waktu, mengobati kejenuhan dan kekosongan dalam hidup.

Cerita romansa yang ditelurkan Arya cukup memiliki banyak penggemar. Ia cukup lihai membuat cerita  yang bisa menghayutkan para pembaca setianya dengan tokoh-tokoh yang memilki konflik dan intrik yang enak untuk dikuti. Namun sebenarnya di kehidupan nyata, kehidupan asmara Arya berbanding terbalik dengan semua cerita yang ia buat. ia tidak lihai dalam urusan asmara. Kehidupan percintaannya begitu hampa dan kosong hampir tak memiliki lembaran kisah yang bisa diceritakan. Semua cerita yang ia tuangkan lewat kata-kata hanyalah fiktif dan buah imajinasi semata tanpa pernah ia alami. Semua cerita-cerita itu hanyalah pelampiasannya dalam mengisi kejenuhan dan kekosongan hidupnya. Berisi keinginannya akan memilki sosok pacar yang sampai saat ini tetap sebatas angan yang lantas diwujudkan dalam karya-karyanya.

Adakalanya ia berharap bisa merasakan keindahan romansa percintaan ketika membaca kisah asmara orang-orang di media sosial yang begitu romantis. Timbul rasa iri di hatinya. Tapi mengapa ia tidak mendapatkan keberuntungan itu? Bahkan jangankan dari kekasih, kasih sayang dari keluarga saja tak ia dapatkan. Hatinya begitu gersang akan kasih sayang.

Di tengah lamunannya, tiba-tiba notifikasi Gula Jawa muncul di layar ponselnya. Sebelum ia membuka notifikasi itu, ia bergumam, "Kirimkan aku satuuu aja sosok seperti ini ya, Tuhan..."

Tentu saja meskipun ia menginginkan doanya itu terkabul, tapi ia tak terlalu berharap. Sebab ia sadar diri. Bukanlah perkara gampang bagi dirinya yang memiliki wajah yang biasa-biasa saja bisa bersanding dengan spesifikasi sempurna seperti Mas Gula Jawa. Sebab di dunia ini tak bisa dipungkiri fisik adalah penilaian nomor satu, terutama di dunia pelangi. Itulah sebabnya Arya tak mau larut. Ia berusaha untuk tidak terlalu perduli dengan sosok tampan rupawan yang kerap berseliweran di media sosial manapun. Sebab menurutnya, dia bukanlah terget mereka, dan mereka pun bukan marketnya. Ia lebih suka mengikuti akun base, informasi bahkan akun bokep sekalian yang jelas-jelas menyuguhkan "hiburan" buat dirinya. Apalagi di zaman sekarang kita tidak bisa membedakan mana akun asli atau fake. Sekarang ini banyak sekali orang-orang menggunakan foto orang lain demi keuntungan pribadi. Fakta demikianlah yang membuat Arya tidak bisa begitu saja mempercayai akun alter atau semacamnya. Tapi entah mengapa, ketika ia melihat wajah Mas Gula Jawa untuk pertama kali, ia langsung tertarik. Meskipun saat itu ia masih diliputi keragu-raguan apakah akun tersebut real atau fake orang Indonesia asli atau seperti kebanyakan akun lainnya yang mengaku-ngaku orang Indonesia padahal aslinya mencomot foto orang Thailand atau Filipina. Sembari membaca komentar orang-orang, Arya ikut pula meramaikan membubuhkan komentar. Namun setelah menyelam lebih dalam, melihat satu persatu postingan Mas Gula Jawa, lewat cuitan orang-orang pula yang menuliskan bahwa mereka pernah bertemu dengan sosok Mas Gula Jawa di mall, di jalan, di tempat gym, bahkan ada yang mengenal sosok tersebut secara pribadi, membuat Arya yakin bahwa di balik akun Mas Gula Jawa yang menghebohkan jagat pertwitteran itu adalah sosok asli. Fakta tersebut pun membuat Arya semakin tergila-gila pada Mas Gula Jawa tanpa bisa ia kendalikan.

***

Hari pertama workout pun tiba. Sepulang kerja ia langsung menuju gym di mana Tommy sudah menunggunya di sana. Arya mengganti seragam kantor dengan outfit workout dan mengikuti arahan Tommy.

Arya bisa menyelesaikan latihannya dengan baik. Tidak ada kesulitan yang berarti yang ia rasakan kecuali rasa capek karena energinya terkuras. Namun ia merasa bersemangat mengikuti semua gerakan yang diajarkan.

Selesai sesi latihan, Tommy menyampaikan bahwa kemungkinan malam harinya saat tidur ia akan merasakan seluruh tubuhnya pegal karena otot-ototnya baru saja ditempa setelah sekian lama dibiarkan tertidur.

Benar saja. Malam harinya saat ia baru saja hendak memejamkan matanya, bagian tubuh yang ia latih sore tadi terasa pegal. Namun ia mencoba mengabaikan hal tersebut dengan terus memaksakan matanya terpejam.

Sejak hari pertama itu, Arya rutin ke gym empat kali dalam seminggu untuk berlatih mengolah tubuh di bawah pengawasan Tommy. Ia menikmati segala prosesnya. Sebab setelah ia mulai rutin olahraga, secara otomatis membawa kebiasaan yang bagus pula untuk dirinya. Seperti jadwal tidurnya teratur, ia tidur lebih awal dari biasanya agar durasi tidurnya sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuhnya sekitar 7-9 jam perhari. Ia juga banyak mengkonsumsi air putih untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuhnya. Dua contoh kebiasaan bagus itu membawa dampak positif bagi tubuhnya. Ia merasa tubuhnya lebih ringan, kulitnya jadi lebih segar dan tidurnya jadi lebih berkualitas.

Perubahan ke arah yang lebih baik itu membuat Arya semakin semangat melatih ototnya. Lama-kelamaan workout menjadi suatu kebiasaan rutin dalam kehidupan Arya.

Hingga tak terasa sudah satu bulan terlewati. Kadar kolesterolnya sudah normal kembali. Ia merasa hidupnya lebih sehat sekarang. ia menemukan dunia baru yang membuatnya lebih bersemangat. Kenalan baru dan lingkungan baru di dunia gym memberinya pandangan hidup yang lain, menbambah wawasan serta membuka pikirannya akan pentingnya menjaga tubuh serta kesehatan sebab kesehatan dan fisik yang prima adalah aset yang harus dijaga. Kesehatan salah satu kunci untuk mencapai bahagia.

Suatu hari, Arya pergi ke gym seperti biasanya. Beberapa anggota tetap yang latihan satu waktu dengan dirinya rata-rata sudah familiar ia lihat. Namun hari itu ada satu sosok yang belum pernah ia lihat sama sekali. Saat ia masuk, ia melihat sosok berperawakan gagah, tegap dan berotot itu sedang mengonrol dengan Tommy. Sosok itu berdiri membelakanginya sehingga saat ia sedang cardio sebelum latihan inti tidak bisa mlihat rupa sosok tersebut. Begitu selesai kardio selama lima menit barulah ia kemudian menghampiri Tommy.

"Hari ini kita latihan chest ya, Bang," kata Tommy yang setahun lebih muda darinya itu.

"Oke," jawab Arya singkat.

Sosok yang sedari mula jadi pertanyaan Arya siapa gerangan itu langsung menoleh. Ternyata dia pemilik akun alter Mas Gula Jawa!

MAS GULA JAWA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang