1
Arya menutup pintu mobil, kemudian menekan pinggang kirinya sembari meregangkan tubuh sedikit. Pinggangnya terasa sakit dan otot-ototnya terasa tegang. Ia menghela napas dan mencoba mengabaikan rasa sakitnya lantas melangkah masuk ke rumah.
Meskipun begitu, tetap saja saat melangkah ia kembali teringat akan percakapannya dengan beberapa bawahannya di kantor tadi siang.
"Pinggangnya kenapa, Bang?" tanya Ikbal ketika Arya spontan memegangi pinggang ketika bangun dari duduk hendak ke kamar mandi.
"Pinggang abang sakit nih, Bal," terang Arya.
"Emangnya kenapa, Bang?"
Karyawan yang lain langsung tertuju kepada mereka berdua.
"Nggak tahu nih, udah dari tiga hari lalu pinggang kok kayak mau patah. Ngilu di sini," jawab Arya sambil menunjuk titik sakit dan nyerinya.
"Udah diperiksa ke dokter belum, Bang?" tanya Jean.
"Belum. Perlu ya?'
"Kalo sakit berkepanjangan harus diperiksalah, Bang. Takutnya nanti ada apa-apa."
"Apa mungkin cidera, Bang? Pernah jatuh atau apa?" tanya Mareta.
"Nggak pernah. Tiba-tiba aja ini sih..." jawab Arya sambil lalu menuju kamar mandi.
"Bang, masa kata Rere sakit pinggang Abang itu kJawaa faktor U," lapor Ikbal sekembalinya Arya dari kamar mandi.
"Bisa aja kan, Baanggg? Umur abang berapa sekarang?" tanya Rere.
"Masuk kepala tiga nih," jawab Arya sambil kembali ke mejanya.
"Tuh! Kata orang, penyakit itu akan menyerang kita di saat usia kita menginjak usia tiga puluh, loh," kata Rere.
"Kata siapa, Re? Kamu jangan nakut-nakutin Bang Arya deh..." kata Mareta.
"Iya nih, si Rere nggak sopan banget nakut-nakutin Pak Bos," Ikbal ngomporin.
"Tapi bener sih. Usia tiga puluh tahun itu metabolisme .... "
"Abangku kena kolsterol usia 31 tahun padahal badannya nggak gemuk," kata Rere mencoba mencari pembuktian tentang ucapannya.
"Temanku gula darah naik hampir diabetes usia 30 tahun," kata Jean.
"Tuhhh...!" Rere merasa puas dengan dukungan Jean.
"Ngeri juga ya," kata Arya. "Jadi aku harus gimana nih? Perlu memeriksakan diri ke dokter kah?"
"Kalo nggak kunjung-kunjung sembuh ya hukumnya wajib, Bang," kata Rere.
"Tapi besok pagi habis bangun tidur biasanya sakitnya hilang," terang Arya.
"Oh kalo gitu mungkin kJawaa kelamaan duduk, Bang."
"Kayaknya sih gitu. Soalnya kalo udah duduk lima belas menitan aja mulai deh sakitnya balik lagi," kata Arya.
"Kurang olahrga."
"Nggak ada waktu buat olahraga," kata Arya.
"Bukan nggak ada waktu sebenarnya, tapi nggak disempatin buat olahraga," ralat Mareta.
Arya nyengir.
"Iya kaaannn...?" kejar Mareta.
"Nggak sempat karen banyak kerjaan. Pergi pagi, pulang sore. Nyampe di rumah udah capek..." kata Arya.
"Abang aja yang workhaholic," tuding Jean.
"Nggak workhaholic, nggak makan," kata Arya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS GULA JAWA
RomanceArya, seorang pria mapan baik dari segi usia dan ekonomi namun merasa kesepian karena hidup sendirian tiba-tiba merasakan kembali letupan gairah percintaan saat tak sengaja menemukan akun alter seseorang dengan nama Mas Gula Jawa. Ia terobsesi denga...