Bab 15: Naruto dan Hinata

986 134 38
                                    

My Precious Top Star
Naruto belong to Masashi Kishimoto
Based on Naruto The Last Movie
Naruto The Last written by Kyozuka Maruo
Naruto & Hinata Fan Fiction
Don't Like, Don't Read
Tulisan ini tidak sempurna
Semua latar, tempat, penamaan dalam cerita ini hanyalah fiksi
Happy Reading~






Syuting hari ini kembali dilakukan di gedung Kibo. Adegan yang diambil kali ini adalah saat Naruto dan Hinata berciuman dengan latar cahaya bulan purnama yang bersinar terang. Sementara para kru sedang menyiapkan background LED, Hinata dan Naruto sedang didandani oleh tim MUA dan wardrobe.

"Rina-chan, suara apa itu?" Tanya Hinata pada tim wardrobe yang sedang membenahi pakaiannya untuk syuting. Ia sayup-sayup mendengar suara musik klasik dari ruangan sebelah.

"Hinata-san tidak tahu? Mereka sedang membuat musik untuk original soundtrack film ini" Jawab Rina sementara tangannya masih sibuk merapikan outfit Hinata.

"Hmmm hmm hmm🎼." Hinata menunggu Rina selesai dengan pekerjaannya sambil bersenandung mengikuti musik yang ia dengar. Terlihat begitu tertarik karena musik tersebut menenangkan dan memiliki kesan romantis di setiap iramanya.

Setelah semuanya siap, Naruto dan Hinata sudah berada di set, melakukan adrgan sesuai dengan arahan sutradara. Keduanya juga sudah melakukan geladi resik agar lebih mudah untuk melakukannya saat benar-benar direkam.

Entah kenapa, Hinata begitu gugup kali ini. Dadanya berdegup kencang sampai ia sulit untuk bernapas.

"Kau terlihat sangat gugup. Apa latihan kita kurang?" Tanya Naruto saat memerhatikan istrinya yang terlihat cemas. Padahal menurutnya, latihan untuk adegan ini sudah cukup matang karena mereka berlatih tak hanya sekali, Hinata juga melakukannya dengan baik terakhir kali.

Hinata mengangguk dengan cemas, membenarkan perkataan suaminya itu.

"Tapi dibanding gugup, aku lebih merasa panik sekarang." Jawab Hinata berusaha untuk tenang. Hal ini membuat Naruto berpikir, apa yang mungkin bisa menenangkan perempuan dihadapannya itu.

"Lakukan saja seperti terakhir kali kita latihan." Saran Naruto kemudian. Hinata mengangguk kemudian menghembuskan napas berkali-kali. Telah siap dengan posisi masing-masing, lalu...

"Action!"

Jarak keduanya sudah dekat, hanya tinggal beberapa inchi lagi sebelum bibir mereka bertemu, namun Hinata mendorong dada Naruto, membuat laki-laki itu terkesiap.

"Cut! Hinata-san, kenapa?" Tanya astrada. Ini sudah pengambilan adegan ke sekian kalinya, namun lagi-lagi Hinata tak dapat melakukannya.

"Kurasa aku tidak bisa melakukan ini, suasananya terlalu canggung sensei. Gomen." Ungkap Hinata sambil merutuki dirinya sendiri karena merasa tak profesional. Ia tak bisa membayangkan hal romantis sekarang, selain karena tak pernah berada di situasi itu sebelumnya, suasana pun kurang mendukung. Sehingga, untuk menghayati adegan ini lumayan susah.

Tapi, kenapa saat latihan dengan Naruto tempo hari, tidak ada masalah? Apakah karena tidak ada orang lain yang melihat? Ia harus segera membangun suasana, tapi bagaimana caranya? Tak hanya Hinata, semua kru bahkan Naruto sedang mencari solusi sekarang.

Lalu Hinata mendengar sayup-sayup musik klasik itu lagi.

"Ahh sensei, bisakah kita membuka pintu penghubung dengan ruangan sebelah? Sepertinya musiknya membantuku untuk menutupi suasana canggung di ruangan ini." Usul Hinata kemudian.

My Precious Top StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang