Bab 18: Bahagia?

937 137 36
                                    

My Precious Top Star
Naruto belong to Masashi Kishimoto
Naruto & Hinata Fan Fiction
Don't Like, Don't Read
Tulisan ini tidak sempurna
Semua latar, tempat, penamaan dalam cerita ini hanyalah fiksi
Happy Reading~







Hari ini merupakan hari yang besar dan membahagiakan bagi dua keluarga. Pesta pernikahan Naruto dan Hinata digelar secara tertutup dengan keamanan yang super ketat. Tidak ada satupun media yang boleh masuk mengabadikan momen untuk dikonsumsi publik.

Pesta tersebut dihelat di Agoyama Reception Hall, merupakan salah satu gedung resepsi mewah dan mahal di pusat Tokyo. Setelah sebelumnya melakukan pemberkatan secara adat dan istiadat dengan mengenakan pakaian tradisional kimono yang senada, kali ini keduanya mengenakan pakaian pengantin internasional.

Hinata mengenakan gaun pernikahan berwarna putih tulang polos yang mengeskpos bahu dan sebagian punggungnya, dipadu lengan bunga lonceng yang terputus. Tak banyak asesoris, ia mengenakan kalung berbandul permata kembar safir biru dengan rangka yang membentuk simbol infinity.

Ia juga mengenakan anting berlian yang tak mencolok, senada dengan cincin solitaire miliknya, pemberian Naruto setahun yang lalu. Riasan wajahnya yang minimalis dihiasi dengan senyuman yang menawan, Hinata terlihat begitu anggun saat melangkah di sepanjang aisle ditemani oleh Hiashi dan Neji. Semua tamu saat itu dibuat terpana oleh kecantikannya yang murni, bak dewi.

Sementara untuk mempelai pria, rambutnya disisir rapi belah samping menggunakan pomade, mengekspos dahi, membuatnya terlihat berkarisma dan begitu tampan. Naruto mengenakan setelan jas hitam berhias korsase bunga mawar putih, serasi dengan hand bouquete digenggamannya, menunggu Hinata di ujung aisle.

Menikah adalah salah satu keinginan besarnya, namun dengan Hinata adalah satu hal yang tak ia rencanakan sebelumnya. Tapi entah kenapa, sejauh ini ia menikmatinya. Sudahkah dirinya terlena dengan sandiwara yang terlalu sempurna ini? Hingga terkadang membuatnya lupa jika semua ini hanyalah pura-pura, dan tanpa disadarinya, Naruto menjadi tak tahu lagi kemana pernikahan kontrak ini akan bermuara.

Di mata Naruto, saat Hinata berjalan semakin dekat, setiap langkahnya seperti angsa putih yang merayu. Sementara dirinya seperti elang yang terpedaya. Bohong jika Naruto tak menjadi sangat gugup sekarang, padahal ia tak perlu melakukan prakata, tak ada juga kalimat khusus yang harus di hapal.

"Lihat, tampangmu seperti orang bodoh sekarang." Komentar Neji saat mereka telah saling berhadapan.

Naruto hanya tersenyum simpul menanggapi komentar paman Hinata yang juga telah menjadi pamannya itu.

"Ehem, Neji jaga ucapanmu." Tegur Hiashi pada adiknya itu. Lalu kedua pria tersebut melepaskan tangan Hinata, diraih oleh Naruto menggantikan mereka.

Lalu, kedua mempelai berjalan beriringan dengan senyum bahagia, entah, tidak ada yang tahu bagaimana isi hati masing-masing. Setelah mengucap janji saling setia, Naruto dan Hinata bertukar cincin. Beda dengan sebelumnya, cincin kali ini sepasang dan memiliki model yang tiada beda, khas cincin pengantin.

Seluruh rangkaian penting telah dilakukan dengan khidmat dan lancar, penuh doa. Semua yang datang, termasuk kedua keluarga tampak begitu bahagia. Naruto dan Hinata kemudian melenggang menyusuri aisle dengan bergandengan tangan. Menyapa para tamu dengan senyum bahagia.

Mereka juga bisa melihat Kushina, Tenten, Hanabi dan Hiashi yang menangis terharu, Neji dengan senyum leganya, Minato dan Jiraiya dengan tatapan bangga. Tak hanya mempelai, semua orang hari ini bahagia.



My Precious Top StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang