Bab 19: Berdua

822 122 29
                                    

My Precious Top Star
Naruto belong to Masashi Kishimoto
Naruto & Hinata Fan Fiction
Don't Like, Don't Read
Tulisan ini tidak sempurna
Semua latar, tempat, penamaan dalam cerita ini hanyalah fiksi
Happy Reading~






"Hmm, enak. Kau lebih berbakat memasak makanan seperti ini daripada dessert." Puji Naruto saat menyantap sarapan yang dimasak istrinya. Meski hidangan tersebut sudah menjadi sedikit dingin karena ia terlalu lama di kamar mandi, tapi tak mengurangi cita rasanya. Bahkan Naruto sendiri sudah tidak ingat kapan terakhir kali Hinata memberinya masakan gagal.

Yang dipuji malah melamun, masih mengulum sumpit meski tak lagi ada makanan di mulut, pun tak kunjung menyuap lagi. Pikirannya penuh dengan banyak pertanyaan. Begitulah, jika wanita sudah kepo.

"Berarti dulu marga Naruto-san adalah Namikaze, tapi kenapa menggantinya menjadi Uzumaki?" Tanya Hinata dalam kepalanya sendiri. Masih lekat dalam ingatannya bahwa dulu saat mereka mendaftarkan pernikahan, ia sempat protes saat Naruto menulis Uzumaki daripada Namikaze. Mungkin memang ada jawabannya, namun hanya saja Hinata belum menemukannya. Bukan urusannya juga karena mereka hanya sebatas pasangan kontrak.

"Gadis yang di foto itu luar biasa cantik. Kurasa bukan seorang public figure karena aku tak pernah melihatnya. Tapi kemana dia? Aku tak yakin, apakah hanya Naruto-san yang membubuhkan tanda tangan atau tanda tangan milik gadis itu memang sudah pudar. Apa Naruto-san seorang duda?" Tanya Hinata dalam hati.

Mereka duduk bersisian, Naruto juga yakin Hinata mendengar apa yang dia ucapkan, namun tak ada satu kata pun yang keluar dari bibir istrinya. Lalu, ia menoleh ke arah wanita yang tampak melamun dan banyak pikiran itu.

Tuk.

Naruto menyentil pelan dahi Hinata, membuat wanita itu tersadar dari lamunannya.

"Huh?" Gumamnya mendadak linglung.

"Apa yang sedang kau pikirkan sampai bengong seperti itu?" Tanya Naruto heran. Karena tak biasanya Hinata menunda untuk mengunyah, istrinya itu bahkan selalu terlihat lebih bersemangat ketika makan daripada latihan.

"Eh? Ohh tidak ada kok. Hanya bingung memilih outfit untuk konser besok, apa aku mengenakan one set, atau midi dress, atau pakai kaos saja ya?" Jawab Hinata berusaha mengalihkan pikirannya sendiri.

"Pakai apapun yang membuatmu nyaman." Sahut Naruto tak menaruh rasa curiga, kemudian mereka melanjutkan sarapan dengan tenang.

"Nee, Naruto-san, hari ini jam berapa mama akan datang berkunjung?" Tanya Hinata. Mama mertuanya itu sudah mengatakan sebelumnya akan berkunjung bersama papa mertua hari ini. Selain akan membawakan banyak stok makanan di kulkas, mama mertuanya itu juga sekalian akan mengantar Kurama.

Naruto melirik jam dinding sekilas, masih jam 8 pagi.

"Sebelum makan siang. Kata beliau ingin makan bersama sebelum kita tidak bisa diganggu lagi mulai besok." Terang Naruto melanjutkan makannya.

"Ohh ... tunggu. Apa maksud kalimat 'kita tidak bisa diganggu lagi mulai besok?" Tanya Hinata tak paham maksud perkataan suaminya itu. Bukankah mereka hanya nonton konser dan berwisata di dalam kota?

"Bukannya kita akan pergi ke konser? Bahkan mama juga sudah memesankan tiket penginapan untuk 2 malam." Terang Naruto mengingatkan.

My Precious Top StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang