Disini Kean sekarang, di ruangan pasien yang baru saja ia periksa keadaannya.
Si pria paruh baya yang ada di sana menatap sendu ke arah brankar rumah sakit yang ditiduri sang sahabat.
Istri dan anaknya meninggalkannya disini, karna dia tak ingin pulang. Dia ingin tetap disamping sang sahabat!
"Paman"panggil Kean yang membuat atensi si pria paruh baya teralihkan padanya.
"Apa?"balasnya
"Paman tak malu?"tanya Kean yang membuat pria paruh baya itu mengernyit kan keningnya bingung.
"Kenapa aku harus malu?"tanya balik si pria paruh baya.
"Sebelumnya, jawab dulu. Siapa nama paman?"Kean tak niat untuk berhenti bertanya
"Zehan Alazka"jawab si pria paruh baya.
Kean menganggukkan kepalanya paham, terdiam sejenak lalu lanjut berujar
"Tidakkah paman malu? Bukannya menjaga keluarga malah menjaga orang asing"Kean mengulti dengan savage
"Dia bukan orang asing! Dia sahabatku!"balas tegas pria yang sudah memiliki istri itu, ketika mendengar ucapan Kean.
"Sahabat? Lebih penting dari istri? Istri yang berjanji akan selalu paman lindungi, saat di altar pernikahan? Istri yang paman ikat secara sah dalam ikatan pernikahan, di depan banyak orang? Istri yang selalu memaklumi keadaan paman? Tidakkah paman berpikir lebih dulu sebelum menjawab!"Kean benar-benar tak habis pikir dengan pria paruh baya di depannya ini.
"...."
Alazka terdiam tak tau ingin menjawab apa.
"Ralam Arsyadi. Dia satu-satunya putra yang paman miliki saat ini kan? Pemuda yang kini hanya berniat untuk melindungi ibunya. Pemuda yang lebih mementingkan kebahagiaan ibunya. Pemuda yang merelakan kesenangannya, demi menjaga senyuman sang ibu. Apakah paman tak memikirkan perasaan pemuda itu? Pemuda yang tetap menganggap paman sebagai ayahnya, meskipun dia tau ayahnya tak bisa seperti ayah orang lain. Ayahnya tak bisa melindungi ibunya, tak bisa memberikan kebahagiaan untuk keluarga. Ayahnya lebih mementingkan orang lain. Tidakkah paman merasa malu ketika memikirkan kesalahan yang telah paman perbuat?"ulti Kean dengan savage
"...."lagi-lagi Alazka hanya bisa diam
*Hening seketika
"Alazka.... Pergilah sekarang. Temui istrimu, sampaikan maafku padanya. Dan jangan lupa untuk minta maaf untuk kesalahanmu juga! Aku tau dia pasti sangat tersakiti selama ini. Ku harap kau mengerti, kedepannya kita tak perlu sampai sedekat ini lagi. Benar kata dokter, kau memang tak tau malu"suara parau seorang wanita yang baru tersadar dari tidurnya akibat efek bius, akhirnya berhasil memecahkan keheningan.
Ia berujar dengan enteng, dan memberikan candaan di akhir kalimat yang ia ucapkan.
"Kau sudah bangun Lia?"tanya Alazka kaget, bahkan Kean juga ikut kaget.
"Seperti yang kau lihat. Sudahlah sana pergi, hus hus! Susah ku bilang, jangan terlalu berlebihan lagi."balas acuh Lia.
Alazka tertegun, ia beranjak dari duduknya bukan untuk mendekati brankar sang sahabat.... Namun untuk berlari keluar dari ruangan itu.
Ia ingin pergi....
Pergi ke tempat dimana Miranda Assyifa (sang istri) dan Ralam Arsyadi (sang anak) berada.
Dia ingin memeluk istrinya!
Dia benar-benar merasa bersalah!
Melihat punggung tegap Alazka yang tampak sudah menjauh itu....
![](https://img.wattpad.com/cover/358844686-288-k369519.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
•Alkean Gabrien A.•
AléatoireTentang seorang dokter yang di inginkan oleh banyak orang~ • "Orang-orang kaya itu menyebalkan!" • Sorry kalau ada kesamaan alur/nama tokoh. Itu bukan disengaja. Ini asli karya Syaa. jangan copy-copy ya? Susah loh mikirin alur + nama tokoh dan lainn...