Pagi harinya, halilintar bilang tubuh nya sudah mulai baikan. Jadi ia mau kembali bekerja seperti biasa.Jujur, Taufan agak sedih sebenarnya. Karna halilintar kalau sudah bekerja ia tidak akan segan segan mengambil lembur apalagi pulang malam.
"Kak, beneran udah mau kerja lagi?"
Halilintar hanya mengangguk, "udah ya, gue buru buru." Ucap halilintar sembari mengambil jaket nya dan mulai meninggalkan halaman rumah.
Taufan juga berangkat, ia memakai sepatu sekolah nya dan berjalan kaki ke kampus nya, biasanya ia akan berjalan dengan Gempa, tapi gempa ada kegiatan katanya jadi harus datang awal, toh. Univ nya juga deket, kok.
Taufan sampai di universitas nya dan berjalan melewati koridor kampusnya, kelasnya lumayan jauh, terletak di ujung.
•
•
BACKRESTSiang harinya, pukul 10.00 am. Mahasiswa dan mahasiswi fakultas psikologi mulai berjalan keluar dari kelas mereka dan pulang menuju rumah masing masing.
Taufan juga keluar dari kelas nya, ia menuju bangunan seberang, bangunan fakultas kedokteran, mereka juga jadwal pagi.
Terlihat gempa, berlari kecil ke Taufan sembari sesekali tersenyum.
"Kak upan tau ga!? Tadi Gem disuruh bertahan di kamar mayat selama 2 jam! Disana cuman aku yang berani! Yang lain pada takut, aku dapat nilai tertinggi kali ini kak!" Jelasnya panjang lebar, tidak lupa dengan senyuman yang terus merekah di bibirnya.
"Wah, iya? Gempa hebat." Taufan mengatakan nya sembari menepuk nepuk kepala gempa.
"Kakak bangga, mau apa dari kakak?" Tanya taufan.
"Eumm, gem boleh minta kotak pensil ga kak? Soalnya alat tulis gem suka berserakan."
"Boleh, kita ke toko seberang ya." Taufan menggenggam tangan sang adik dan berjalan keluar dari kampus.
"Kak upan baik, ga kayak kak hali. Aku bilang ginian ke dia cuman disuruh belajar lebih giat lagi supaya dapet nilai yang lebih bagus."
"Gempaa.. Gaboleh gitu ya bicaranya? Kak Hali itu cuman ga pinter merangkai kata kata, tapi, dia sebenernya banggaa banget sama gempa."
"Sekali lagi, Kak hali itu tipe nunjukin lewat aksi bukan perkataan."
Gempa tertegun mendengar pernyataan Taufan, "Tapi dia seakan tidak peduli dengan kita, kakk.."
"Gem tau siapa yang mindahin dan nyelimutin gempa pas gem ketiduran di meja belajar?"
".. Kak upan?" Tebak Gempa.
"Salah, kak Hali yang mindahin dan nyelimutin tubuh gempa. Dia juga yang nyelesain sisa tugas gem yang belum selesai."
Gempa yang mendengarnya tak mampu lagi merangkai kata kata, lidah nya terasa keluh untuk bicara, ia hanya bisa diam sambil terus berjalan.
Setelah lama berjalan, akhirnya mereka sampai di rumah. Mereka masuk kedalam dan melihat Blaze dan Ice sudah berada di sana merebahkan diri di sofa.
"Blaze? Ice? Kok kalian udah pulang?" tanya Gempa heran.
Mereka seharusnya pulang pukul 3 lebih 10 hari ini. Namun baru pukul 2 lebih 5 mereka sudah ada di rumah.
Ice yang melihat kehadiran 2 kakaknya pun langsung bangkit dan bergegas memeluk mereka berdua dengan erat.
Taufan dan Gempa tentunya bingung kenapa Ice tiba-tiba memeluk mereka.
"Ice, kenapa?" tanya Taufan.
"....."
"Ice?" panggil Taufan lagi.
Taufan merasakan punggungnya basah sekarang begitu juga dengan Gempa. Apa, Ice menangis? Tapi kenapa? Itulah yang ada dipikiran mereka.
"Ice, kamu kenapa? Hey? Jawab!"
"Maaf.." lirih Ice.
"Kenapa minta maaf? Kamu ga ada salah." Gempa heran mengapa Ice seperti ini. Padahal hari-hari biasanya tidak begini.
Ice melepas pelukannya lalu menghapus air matanya kasar. Ia berjalan mendekati Blaze yang sedari tadi hanya diam memperhatikan.
Pandangannya kini tertuju pada surat yang berada disebelah Blaze.
Ia mengambil surat itu dan memberikannya pada Gempa, memintanya untuk membaca isi surat itu.
Gempa yang kebingungan pun akhirnya menurut. Dia membuka surat itu kemudian membaca isinya.
•
•
BACKREST
![](https://img.wattpad.com/cover/361533108-288-k426520.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKREST
Novela Juvenil"Li, bahu gue selalu ada buat jadi sandaran lo. Jangan pernah ngerasa lo itu sendiri, u have me. Big brother." - ATJ Fyi, Cerita dibuat oleh 2 Author! 🙏 [Cr fanart = @.edgethund3r]