|5. Jagain Gledek.

355 38 3
                                    

Taufan sampai di salah satu toko obat, ia masuk kedalam dan melihat obat obat di sana.

"Obat demam mana sih anjir? OH INI DIA." Taufan mengambil 1 botol kecil berisi obat cair rasa strawberry.

Taufan pun berjalan ke kasir dan menaruh obat nya.

"Ini aja dek? Pasti buat adek nya ya?" Tebak penjual itu.

"Hah? Ngga bang, buat Kakak saya."

".. Umurnya berapa?"

"21 bang."

"BOCAH GOBLOK!! OBAT CAIR BEGINIAN TUH BUAT ANAK KECIL! MANA AMBIL YG RASA STRAWBERRY LAGI."

Taufan terdiam beberapa detik. Ia membatin. "Anjing malu banget guee bangsaatt."

"Dek?"

"EH IYA BANG, AMBILIN DONG BUAT YANG DEWASA—"

"Ambil jurusan apa si dek? Miring banget otak nya." Abang abang penjual itu pun mengambil tablet pil demam sebungkus lalu memberikannya pada Taufan.

"18 rebu."

"Hah?"

"Haih, 18 rebu."

"Oh, bilang kek daritadi." Taufan mengeluarkan uang sebesar 20 rebu dan memberikan pada penjualnya.

Taufan mantep ditempat sambil nungguin kembalian. Ia mengambil kembalian 2 rebunya lalu berjalan keluar sambil nyanyi nyanyi gajelas.

Saat di perjalanan, Taufan melihat ada mobil hitam lagi parkir di pinggir jalan.

"Kata Blaze kalo ada mobil warna item itu mobil penculik ya?" Pikir Taufan, Namun ia segera menghapus pikiran nya.

"Alah, penculiknya mah ga bakal berani nyulik gue." Ia berjalan santai melewati mobil tersebut.

Tiba tiba ada suara menyambut telinganya dari belakang.

"Dek, mau permen ga?^^"

".. HUWAAAA JANGAN DEKAT!! ALERGI GUE, JAUH JAUUHH!!" Taufan berteriak sambil berlari kabur.

BACKREST

Taufan sampai di rumah, ia buru buru mengunci pintu dan berlari ke kamar Halilintar.

Brak!

Taufan membuka pintu dengan kasar sambil terengah engah.

"Dih, dikejar setan lo?"

"LIN SUMPAH YA, MASA TADI GUE DITAWARIN PERMEN SAMA OM OM."

"Penculik?"

"PENYANYI! YEUH PAKE NANYA LAGI SI KAMPRET."

"Kok bisa penculiknya mau sama modelan kek lo ya?"

"Lambemu."

"Hm." Halilintar kini fokus pada novelnya.

"Yee si bocah. Lagi sakit bukannya istirahat malah baca novel!" Ucap Taufan.

"Gue tadi dah bilang kalo gue fine. Tapi lo kagak percaya." Balas Halilintar.

"Siniin novel lo." Taufan langsung mengambil alih buku novel yang berada di tangan Halilintar lalu menutupnya.

Taufan meletakkan punggung tangannya di kening Halilintar.

"Masih panas ini mah anjir, makanya jangan sok sok an gwencana!" Taufan langsung njejelin obat itu ke mulut Halilintar dan memaksanya untuk menelannya.

"Uhukk! Uhhukk!" Halilintar tersedak. Obat yang harusnya masuk ke perut kini malah mengganjal di tenggorokannya.

"Telen bener bener!! Jadi ngegganjal kan tuh di leher!" Taufan langsung beranjak ke dapur ngambil air dan langsung memberikannya pada Halilintar.

Halilintar menerima air itu dan langsung meminumnya hingga habis.

"Nah, dah. tinggal tunggu obat nya mulai kasih efek aja." Ucap Taufan watados.

"Anjing lo!" Kesal Halilintar.

"Ya maapp. Habisnya lo masih panas gitu tapi bilangnya gwenchana!" Balas Taufan.

"Hm." Halilintar mengambil kembali buku novelnya dan kemudian lanjut membaca.

"Oh ya, Lin." Panggil Taufan.

"Apa?" Jawab Halilintar.

"Tadi gue ketemu Tante..."

BACKREST

"Se." Panggil Blaze.

"Hm?" Jawab Ice.

"Lo ngerasa gak si kalo ini tuh bukan karna di sengaja??" Tanya Blaze.

Ice menutup bukunya.

"Gue juga berpikir kek gitu. Apalagi kita tau kan sifatnya kek gimana??" Jawab Blaze.

"Apa kita tanya aja ke Thorn kalo dia udah sadar??" Saran Blaze.

"Ide bagus. Nanti–"

"Blaze, Ice jangan MENGOBROL jika sedang pelajarannya Ibu!" Teriak guru mereka yang tengah mengajar di depan.

Blaze dan Ice pun cepat-cepat menutup mulut mereka masing-masing.

Bahaya uy kalo Bu Zeylie udah marah. Bisa-bisa patah tulang gegara di suruh lari sama push up 250 kali.

Paling parahnya lagi di suruh maju ngerjain soal IPA dan gak boleh di bantuin sama siapa-siapa dan gak boleh pulang sebelum tugasnya selesai. Bagi anak yang pinter si it's okey lah yaa. Tapi ini masalahnya tugasnya buat kelas XII!! Sedangkan mereka baru kelas XI!! Mana gak di bolehin pulang lagii kalo papan tulis masih kosong tanpa jawaban.

Emang kon– bet gurunya:)

Bisa ganti guru gak siiii?? Jujur aja Blaze lebih suka gurunya Ice daripada gurunya sendirii.

Untungnya sekarang kelas XI IPS sama XI IPA lagi di gabung. Jadi Blaze sama Ice bisa barengan.

Ada untungnya juga buat Blaze. Mayann, si Blaze kan gak pinter sama IPA. Ntar biarin Ice yang nggarap. Wkwk.

Dan kebalikannya sama Ice, Ice kurang pinter dalam IPS. Palingan kalo dia niat nulis ya dia nanya jawaban ke Blaze terus dia nulis sendiri. Kalo mager ya Blaze yang nulis.

BACKREST

BACKRESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang