bab 9

228 16 0
                                    



⚛》》》》Happy Reading《《《《⚛

Nara mengusap pelan rambut sang anak yang masih terbaring di kasur rumah sakit.

"Sayang, kapan bangun nya hmm? Kok tidur terus, emang disana lebih seru ya dari pada di sini?" tanya Nara, walaupun tidak mendapat balasan Nara tetap mengajak ngobrol sang anak, sesuai dengan apa yang dokter sarankan.

"Mommy udah lama lo nunggu abang bangun, cepet bangun ya sayang. Mommy kangen sama Teo,"

"Teo tau ga? Mommy itu sayang banget sama Teo jadi tolong jangan tinggalin mommy ya sayang,"

"Teo harus cepat bangun, jangan tidur terus emang Teo ga kasian sama mommy yang tiap hari nunggu Teo buat bangun?"

"Mom- Teo, kamu kenapa sayang," panik Nara saat Teo tiba-tiba kejang-kejang.

Nara langsung menekan tombol darurat beberapa kali, tak lama beberapa orang dokter dan suster masuk kesana dan langsung memeriksa keadaan Teo.

Nara menangis dalam dia melihat itu. "Ibu tolong tunggu di luar ya, pasien biar dokter yang urus," pinta suster itu kepada Nara.

Nara mengangguk lalu menunggu di luar dengan cemas, tak lama anak-anak Nara yang lain datang dengan tergesa-gesa.

"Mom, Teo kenapa?" tanya Arion saat melihat keadaan sang mommy yang sangat kacau.

"Ta-tadi Teo tiba-tiba kejang-kejang," jelas Nara sambil menangis mengingat keadaan sang anak.

Laura dan Aurora langsung memeluk Nara erat. "Mommy tenang ajah, Laura yakin bang teo pasti gabakal kenapa-napa kok," ujar Laura yang memberikan beberapa kata penenang untuk sang mommy.

Tak lama dokter keluar dengan ekspresi yang sulit di artikan, Nara yang melihat menjadi tambah khawatir.

Nara berdiri lalu menghampiri sang dokter. "Bagaimana keadaan anak saya dok?" tanya Nara.

"Mohon maaf, sebelumnya kami sudah berusaha semaksimal mungkin tetapi Tuhan berkata lain. Anak anda tidak bisa kami selamat kan," ujar Dokter itu.

Tubuh Nara langsung melemas untung saja di tahan oleh Arion.

"Ga! Ini ga mungkin, kalian bohong kan! Anak saya masih hidup. Anak saya ga mungkin pergi ninggalin saya," racau Nara.

Mereka yang yang melihat itu ikut menangis. "Mom udah mom," lirih Aurora ia tak kuat saat melihat sang mommy yang begitu rapuh ini.

Nara menoleh kearah Aurora. "Rora billang sama mommy, ini semua bohong kan? Teo masih hidup kan?" tanya Nara menatap penuh harap Aurora.

Aurora menggeleng pelan. "Ini nyata mom," jawab Aurora berat.

"Ga! Gamungkin!" Nara langsung menerobos masuk kedalam ruang rawat Teo. Tubuh Nara mematung saat melihat tubuh Teo yang sudah kaku dengan wajah yang begitu pucat.

Nara berjalan dengan lemas menghampiri tempat sang anak, lalu menggenggam tangan Teo yang begitu dingin. Ia menggeleng pelan, ini pasti mimpi! Anaknya tidak mungking meninggalkan dirinya.

"Teo bangun yuk sayang, jangan ngeprank mommy kaya gini. Ini ga lucu boy," ujar Nara sambil menangis sesenggukan.

"Teo mommy mohon jangan tinggalkan mommy, Teo sayang bangun yuk," bujuk Nara tapi nihil karena Teo memang sudah tidak ada.

Nara menangis histeris melihat itu, Anak-anak nya yang lain pun tidak bisa berbuat apa apa selain menangis dalam diam melihat itu semua.

•••

"TEO!" Nara langsung terbangun dari tidurnya, tadi hanya mimpi? Tapi mengapa begitu terasa nyata?

Nara mengusap pelan air matanya yang tiba-tiba keluar, lalu menatap kearah tempat tidur Teo. Matanya membola saat melihat Teo yang sedang terduduk menyender sambil memperhatikan kearah nya dan tersenyum manis.

Senyuman yang selama ini Nara rindukan, Nara kembali meneteskan air matanya haru saat melihat itu. Dengan cepat ia langsung berjalan mendekati Matteo.

"Teo," Nara memeluk Teo erat seakan-akan takut jika Teo pergi dari nya.

"Ini bukan mimpi kan?" tanya Nara.

"Mom," panggil Teo pelan.

Nara melepaskan pelukan nya lalu menggenggam tangan sang anak sambil menatap nya. "Kenapa hmm? Ada yang sakit? Mommy panggilin dokter ya," ujar Nara khawatir.

Teo menggeleng pelan, tadi dokter sudah sempat masuk dan memeriksa nya. Tapi ia sengaja menyuruh dokternya agar tidak mengganggu istirahat sang mommy.

"Maaf karena Teo udah nyusahin mommy, buat mommy khawatir, buat mommy nangis. Teo mau ngucapin makasih karena udah mau rawat Teo selama Teo koma, Teo beruntung punya mommy yang sayang banget sama Teo. Teo janji akan ngelindungin mommy, maaf udah bikin mommy kaya gini," ujar Teo ia menangis saat melihat kondisi sang mommy yang sangat memprihatinkan, tubuh yang kurus. Terlihat kantung mata yang menghitam, keadaan Nara sangat berubah drastis dari sebelum ia koma.

Nara menangis haru saat mendengar apa yang Teo ucapkan kepadanya. "Teo engga ngerepotin mommy kok, dan seharusnya mommy yang bilang makasih sama Teo karena udah mau bertahan demi mommy," ujar Nara lirih.

•••

Sudah beberapa hari berlalu dan kondisi Teo sudah semakin membaik, dan sudah di bolehh kan untuk pulang atau lebih tepatnya Teo yang memaksa Nara agar dirinya bisa pulang dan rawat jalan.

"Mom, aku mau jalan ajah," pinta Teo karena sedari tadi ia terus berdebat dengan sang mommy, karena Teo ingin jalan sedangkan Nara menyuruhnya memakai kursi roda.

"No no no, kamu harus naik kursi roda Teo," ujar Nara atau yang lebih tepatnya perintah.

"Tapi mom,"

"Udah sih bang tinggal naik doang juga ribet amat," celetuk Aurora karena ia sudah jengah dengan semuanya.

"Huh yaudah deh iyaa," pasrah Teo.

Membuat Nara tersenyum puas begitu pun dengan yang lain.

Mereka pun berjalan beriringan dengan Teo yang duduk di kursi roda dan di dorong oleh Nara.

Disana banyak yang memperhatikan mereka, siapa yang tidak mengenal Kanara? Pengusaha sukses diusianya yang masih sangat muda. Bahkan dikabarkan kini perusahaannya meningkat pesat dan itu semua berkata bantuan si kembar.

Selama Nara mengurus Teo, si kembar lah yang menggantikan Nara di perusahaan. Awalnya Nara tak percaya tapi setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri ia baru percaya.

Sesuai dengan pilihannya waktu itu, kalau si kembar Jenius.

Sesampainya di parkiran mereka langsung disambut oleh bodyguard milik Nara.

Teo satu mobil dengan Nara yang memakai supir pribadi, sedangkan ke lima anak Nara yang lain memakai kendaraan masing-masing.

Sesampainya di rumah Nara langsung menyuruh Teo agar istirahat, padahal Teo di rumah agar tidak terus istirahat. Tapi malah sama saja, kesal Teo.

"Mommy, Teo mau sekolah," pinta Teo.

Nara langsung menggeleng pelan. "Nanti ya sayang, sekarang Teo pokus ajah sama kesehatan Teo. Kalau sudah sembuh total baru mommy izinin Teo buat sekolah," jelas Nara membuat Teo menghela nafas pelan.

"Tapi mom Teo bosen di rumah terus, Teo pengen sekolah. Kangen sama temen-temen" keluh Teo.

"Nanti biar mommy suruh mereka kesini, dan tidak ada sekolah sebelum kamu sehat total," putus Nara yang tidak bisa diganggu gugat, dan Teo hanya bisa menghela nafas pasrah.

















𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙖𝙡 𝙠𝙖𝙣 𝙟𝙚𝙟𝙖𝙠

𝙏𝙚𝙧𝙞𝙢𝙖𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝

Sistem? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang