Agak laen

437 59 11
                                    

Happy Eid Mubarak y'all



***

Memang sepertinya manusia macam Yerim ini khusus dikirim Tuhan ke bumi untuk jenis manusia macam Eunjung, yang kalau sudah menyangkut Yerim, sabarnya bisa jadi setebal dompetnya. Semua bermula dari Yerim yang terlihat bertingkah aneh akhir-akhir ini dan membuat Eunjung hampir menarik rambut saking frustasinya.

Kira-kira begini kejadiannya...

"Eunjung, gua mau pulang bareng Suji ya hari ini. Lu duluan aja." Katanya dengan senyum manis yang nyaris menipu.

Tunggu, apa katanya? 'Gua'? 'Elu'? Oh kalau untuk masalah Suji, Eunjung sudah tidak heran karena memang mereka kebagian tugas kelompok yang harus segera diselesaikan paling telat Minggu ini. Jadi, dia maklum. Tapi masalahnya, kok mereka kaya kembali ke setelan pabrik?

"Iya, boleh. Hati-hati ya. Pulang dari sana mau dijemput?" Dia menjawab hati-hati. Masih sedikit aneh dengan cara bicara pacarnya yang bertolak belakang dengan apa yang dia katakan dulu saat mereka jadian.

"Gak usah, nanti biar dianter Suji aja."

Suji lagi, Suji lagi. Tadinya Eunjung mau berprasangka buruk, tapi dia tidak mau membuat Yerim merasa tidak nyaman dengan pikiran liarnya. Mereka hanya teman, lagipula Suji tau kok mereka sudah berpacaran selama hampir setengah tahun dan masih selengket saat pertama meresmikan hubungan.

Dia melirik pada Suji yang hanya tersenyum kikuk, seolah tidak tahu harus berbuat apa.

Menghela nafas sebentar, dia lalu membuka mulut untuk memberikan tanggapan terakhir sebelum mereka berpisah untuk hari ini.

"Ya udah kalau gitu." Dia meraih kepala Yerim kemudian mencium sisi dahinya sejenak. Tersenyum tipis saat bisa dia lihat wajah gadis itu yang sedikit memerah. Mungkin tidak menyangka akan mendapatkan perlakuan manis tersebut secara tiba-tiba, di depan temannya pula.

Tidak hanya itu, tingkah aneh Yerim masih terus berlanjut hingga beberapa hari ke depan. Sekali lagi, seolah sengaja membuat Eunjung cemburu dan mengharapkan dia meledak. Namun Eunjung selalu berusaha menepis pemikiran itu karena tidak mungkin pacarnya sekonyol ini. Iya kan?

"Kamu gamau nanya aku ngobrolin apa sama Jaeun?"

"Hmm?" Eunjung memiringkan kepalanya, merasa bingung dengan pertanyaan tidak terduga tersebut.

"Enggak?" Jawabnya tidak yakin. Memangnya dia harus tahu semua hal yang Yerim lakukan? Dia tidak segila itu. Memang sih pacarnya terlihat begitu senang mengobrol berdua dengan Jaeun tadi, terkikik bahkan tersenyum begitu lebar dan wajahnya seolah bercahaya saking antusiasnya dia bercerita. Kalau Yerim bahagia, Eunjung sih tidak masalah mau dia melakukan apapun selama dalam batas masih wajar.

"Ish, dasar! Penasaran dikit kek!"

Eunjung hanya tersenyum tipis, "emangnya kamu ngomongin apa sih sampe ketawa lepas gitu?" Lanjutnya dengan geli.

"Gak jadi, udah bete duluan!" Balas Yerim ketus, memalingkan mukanya dengan bibir yang mencebik lucu.

Eunjung menghela nafas gemas. Menghadapi Yerim yang sedang begini memang harus ekstra sabar.

"Kamu pilih aku atau renang?" Muncul pertanyaan kedua yang tidak disangka akan datang secepat itu. Eunjung bahkan tidak perlu berpikir dua kali kalau soal ini.

"Kamu sama renang sama-sama penting."

"Gak boleh! Harus pilih satu."

"Ya udah kamu."

"Kepaksa banget kayaknya. Aku tau kamu sebenarnya pengen pilih renang, kan?"

Eunjung rasanya ingin menghantamkan kepala ke dinding terdekat. Sepertinya ini red-day Yerim. Gadis itu adalah tipe ENFJ, yang seringnya apa-apa selalu mengandalkan perasaan. Gampang melow apalagi kalau sedang datang bulan seperti ini. Berbanding terbalik dengan Eunjung yang bertipe ISTP, yang kalau kata orang lebih rasional dan seringnya mengandalkan pikiran dan logika. Jadi memang, ada beberapa hal yang kadang tidak dapat dia mengerti tentang Yerim. Apalagi kalau itu sudah menyangkut perasaan.

We Can't be Friends | SEJ • IYRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang