Our happy ending

619 60 16
                                    

So, as you know this will be the last chapter and it's finally time to say goodbye to our beloved characters and fav couple.

I know I know, don't worry I ain't giving up on them, you guys. There will be more stories to come and I'm ready to put everything in my head onto this app :v

Ah, I forgot to mention that the timeline here may be a bit confusing for some of you, but I just want you to know that the timeline I made is quite different from the original one. So, while some of you may think weird about it, please just forget about the movie for awhile and follow the one I set up here. Okay guys?

Last but not least, I appreciate all your votes, comments and any type of response. I appreciate you guys putting my story on your reading list, and I appreciate you for supporting this story.

Any advice, criticism and ideas are always welcomed.

Then, Ciao and enjoy the last part of the story!

***

"Selamat atas kelulusan dan debutnya, Im Yerim."

Tebak siapa yang mengatakan hal tersebut? Benar sekali, itu adalah Shim Eunjung. Dengan bangga, dia menyerahkan sebuket bunga untuk gadis yang paling berharga dalam hidupnya itu. Ah, rasanya baru kemarin dia menyaksikan Yerim jatuh bangun membangun karir yang diimpikannya, berlatih tak kenal waktu, mengikuti audisi di banyak sekali agensi dan mencoba tampil di depan publik sesering mungkin untuk melatih stage presence-nya.

Lihatlah dia sekarang, dengan nilai hampir sempurna mampu menyelesaikan sekolah dan berhasil dinyatakan debut di agensi Aol yang cukup bergengsi dengan usahanya sendiri. Sebenarnya ayah Yerim pernah menawarkan bantuan agar anaknya tersebut lolos tanpa bersyarat, namun ditolaknya dengan halus. Yerim bilang tidak ingin menjadi idol tanpa kerja kerasnya sendiri. Dia merasa akan menipu semua orang yang mungkin akan jadi penggemarnya di kemudian hari.

Eunjung nyaris mengernyit melihat pria paruh baya itu merajuk hanya karena dia tidak rela anak kesayangannya tumbuh dewasa secepat itu.

"Kamu juga, selamat ya atas kelulusannya dan juga semangat latihannya. Aku tau kamu pasti bakal berhasil. Kamu yang terhebat!" Yerim berseru kemudian memeluk pacarnya antusias.

Kalau Eunjung memberikan hadiah berupa bunga, Yerim justru memberikannya jaket parasut yang paling disukainya. Dia mengkalim, jaket itu yang nantinya akan menemani Eunjung selama dia berlatih untuk kejuaraan nasional yang akan diikutinya tahun ini.

Kalau dulu Eunjung biasanya tidak pernah mampu melewati babak penyisihan, kali ini dia akan berlatih lebih keras agar mampu menembus semi final atau bahkan mungkin final. Beruntunglah ada salah satu klub besar yang melihat bakatnya dan tak lama langsung merekrut si gadis dengan nama depan Shim itu untuk bergabung dengan mereka.

"Kenapa sih kamu harus nunda satu tahun? Aku kan nanti jadi sendiriii." Yerim merengek tidak terima.

Ah ya, selain akan debut di agensi yang telah disebutkan, Yerim juga masih akan tetap menghadiri perguruan tinggi—sesuai dengan perintah sang ayah yang tidak ingin anaknya tersebut lalai akan pendidikannya. Hal yang sama tidak terjadi pada Eunjung yang memilih ingin fokus mengejar karir dan juga menghabiskan waktunya membantu tuan Im di perusahaan.

Eunjung juga tidak mengerti bagaimana bisa dia malah diminta bekerja di perusahaan keluarga Im, sebagai hukuman karena sudah membuat onar saat itu—katanya. Masih ingat tentang drama mereka nyaris memutuskan hubungan waktu itu? Now, you know.

Im Yejin mengklaim, dia tidak mungkin meminta Yerim mengurus perusahaan mengingat dia yang harus fokus pada sekolah juga karirnya, jadilah pada akhirnya dia yang dijadikan kambing hitam.

We Can't be Friends | SEJ • IYRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang