Are we friends? Yes, we are

1K 68 10
                                    

Oh, mungkin memang sejatinya perasaan manusia itu tidak dapat diteliti dan diukur secara akurat bahkan oleh ilmu science paling canggih di dunia ini. Rasanya baru kemarin Yerim bilang dia tidak sudi dibebani oleh perasaan tidak normal milik Eun Jung, yang jelas-jelas sudah dia anggap seperti sahabat terdekatnya sejak dia menginjakan kaki di sekolah ini.

Sekarang kenapa justru rasanya berat sekali saat Eun Jung tak lagi berada di sisinya? Kenapa rasanya Yerim ingin mengoreksi kalimatnya, tidak apa-apa, tolong repotkan saja aku dengan perasaanmu, asal kamu tetap disini.

Dia juga rasanya ingin menjerit sejadi-jadinya.

"YA SHIM EUNJUNG! Apa maksud lo mau ngundurin diri dan ngelepas karir renang yang udah lo perjuangin selama ini?"

Padahal hal yang ingin dia katakan sebenarnya, apa maksudnya kamu malah berduaan dengan Harin sementara aku sibuk memikirkan alasan dibalik sikap kamu yang seolah tidak ingin memperbaiki kekacauan diantara kita? Tapi yah, Yerim tetaplah Yerim. Gadis remaja normal dengan segala ego dan sifat keras kepalanya.

"Yerim—"

"Lo diem! Ini bukan urusan lo." Ini pertama kalinya dia seberani ini membentak Harin tanpa sedikitpun memberikannya kesempatan masuk ke dalam indera penglihatannya. Bravo! Ternyata mereka sama saja. Bisa jadi sangat out of character kalau itu sudah menyangkut Yerim atau Eun Jung.

Pembelaan Harin atas Eun Jung yang datang setelahnya juga jelas tidak membantu suasana sama sekali. Yerim berharap dia salah dengar.

"Dia tidak ikut lomba karena mau mengajari aku renang." Begitu katanya. Wah, memangnya dia siapa? Berani-beraninya mengambil waktu berharga Eun Jung hanya karena alasan konyol minta diajari berenang?

This bitch. Pikir si gadis dari keluarga Im, gondok.

"Sudah tidak apa-apa, aku akan pastikan dia debut seperti apa yang aku bilang sama kamu."

Oh, Yerim sekarang mulai mengerti situasinya. Faktanya, Eun Jung tidak pernah berubah. Dia selalu menjadi garda terdepan kalau itu sudah menyangkut dirinya. Eun Jung masihlah Eun Jung yang akan memprioritaskan Yerim apapun yang terjadi. Eun Jung yang tidak takut terluka, kalau itu berarti dia bisa memastikan Yerim aman dan tetap bisa melakukan apapun yang dia inginkan.

Eun Jung selalu berpikir kalau Yerim tidak dapat melakukan apapun sendiri, dan itu sangat menyebalkan.

Aku ini kaya, orang tuaku bisa saja membeli sekolah ini kalau mereka mau. Tidak usah sok-sokan berkorban begitu demi aku. Sekelebat pemikiran Yerim saat dia berhasil membuat kesimpulan atas semua keadaan ini di dalam kepalanya.

"YA SHIM EUN JUNG! JANGAN PERGI, GUA BELOM SELESAI NGOMONG!"

Dan begitulah mereka akhirnya berakhir melanjutkan perang dingin yang mereka mulai hanya karena tidak ada yang berani membuka pembicaraan dan meluruskan kesalahpahaman yang selama ini menggayuti atmosfer diantara mereka berdua.

Yerim tidak pernah lagi berbicara dengan Eun Jung, meski dia ingin sekali memastikan kalau apa yang Harin katakan tentang Eun Jung yang menggagalkan pendaftaran namanya dalam perlombaan renang nasional itu tidak benar-benar karena dia ingin mengajari Harin cara berenang. Jelas sekali Harin itu kaya, kenapa dia tidak menyewa seorang instruktur renang profesional yang bisa mengajarinya dengan lebih baik? Atau bahkan kalau dia harus membayar biaya jasanya, Yerim tidak keberatan. Sungguh.

Keadaan aneh itu terus berlanjut, mereka yang seolah ingin menghindari satu sama lain, tapi juga disisi lain tidak segan berdiri untuk membela dan melindungi satu sama lain, seperti saat Eun Jung yang merelakan badannya menjadi tameng tembakan pistol cat yang sebenarnya tidak perlu dia lakukan karena Yerim tidak akan mati hanya karena pistol mainan.

We Can't be Friends | SEJ • IYRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang