BAB 10

559 38 8
                                    

                           ~ Assalamu'alaikum ~

"Saat aku melihat nya, aku sangat ingin menyapanya, namun aku sadar, aku bukan siapa-siapanya"

~ AUTHOR ~

* * * * *

   Satu tahun berlalu, reisya sudah benar-benar ikhlas dengan kepergian orang tuanya satu tahun yang lalu.

Kini, reisya sedang duduk-duduk di taman pondok setelah selesai mengawasi santri yang ujian kenaikan kelas, dan ini adalah hari terakhir para santri untuk ujian, Karena besok, para santri sudah di perbolehkan untuk pulang.

Reisya tersenyum sambil melihat sekeliling pondok, "gak kerasa, besok para santri udah pada pulang" reisya menghela nafas, "kalo aku pulang, aku juga bakal sendirian di rumah" ucap reisya sedih.

"Udah ca udah, nanti bisa ajak leni sama sifa ke rumah, mumpung rumah aku sama mereka berdua deket" ucap reisya senang.

"Assalamu'alaikum " salam seorang laki-laki yang baru saja menghampiri reisya.

"Wa-wa'alaikummussalam ustadz fariz, kenapa ya ustadz?" Tanya reisya lalu bangun dari duduk nya.

"Apa saya menganggu waktu kamu?" Tanya ustadz fariz sambil menunduk, mendengar itu reisya pun spontan menggeleng pelan, "tidak ustadz" jawab reisya, "jadi kenapa ya ustadz" tanya reisya kembali.

Ustadz fariz pun menghela nafas untuk menenangkan pikiran dan juga hati nya, "jadi gini ustadzah reisya, sebenarnya, dari tiga bulan yang lalu, saya sudah menaruh rasa ada ustadzah, dan kini, saya jauh lebih tenang karena saya sudah menyampaikan perasaan yang saya sudah lama pendam, jadi, apa boleh saya ber ta 'aruf dengan ustadzah?" Tanya ustadz fariz to the point.

Mendengar penuturan dari ustadz fariz membuat reisya terkejut, "a-apa ustadz sudah yakin dengan keputusan ustadz?" Tanya reisya gugup.

Ustadz fariz pun dengan ragu mengangguk, reisya yang melihat ustadz fariz mengangguk dengan ragu-ragu hanya menghela nafas, "ustadz, jika ustadz masih ragu-ragu untuk menerima nya, cobalah ustadz renungkan kembali, mungkin saja, rasa itu hanya sebatas kagum, bukan cinta, saya akan menerima nya, jika ustadz sudah dengan pasti menetapkan jika rasa suka itu, adalah rasa cinta" jelas reisya.

Ustadz fariz pun mengangguk, "ustadzah. hati saya itu tertuju pada usta-"

"Assalamu'alaikum " salam gus azim memotong perkataan ustadz fariz.

"Wa'alaikummussalam" jawab reisya dan ustadz fariz.

"Kalian sedang membicarakan apa?" Tanya gus azim merasa penasaran dengan keseriusan reisya dan ustadz fariz dari kejauhan tadi.

"Gini gus, apa boleh kita mengajak ta 'aruf orang yang sudah lama kita suka?" Tanya ustadz fariz.

Gus azim pun manggut-manggut, "tentu itu boleh, jangan di pendam, takut nanti jadi kepikiran, kan jadi zina pikiran, dan itu juga bisa di bicarakan terlebih dahulu dengan orang yang kamu Kagumi, emang kamu ingin ber ta 'aruf dengan siapa?" Tanya gus azim.

"Ustadzah reisya gus, saya sudah lama suka sama dia" jawab ustadz fariz yang membuat gus azim kaget dan kebingungan.

"Reisya shazara, anak dari ibu mawar dan bapak alvin, umur 22 tahun, hobi menulis, memasak, dan bergambar, cita-cita nya itu tergantung takdir, ia hanya mau profesi nya yang Sekarang, dan apapun profesinya nanti itulah cita-citanya, ia tidak bisa di bentak, kalo dia lagi kehilangan seseorang, dia gak mau ada orang yang mendekati nya hanya untuk menenangkan nya sementara saja, ia paling suka makan seblak, es krim dan coklat, ia alergi udang dan cumi, ia kalo marah suka nangis, jadi kalo dia marah siapin tisu aja buat nge lap air matanya " jelas gus azim yang membuat ustadz fariz kebingungan.

KAGUM  Lalu  DIAMLAH [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang