BAB 17

567 34 7
                                    

                             ~ Assalamu'alaikum ~

"Hidup mu akan terasa berharga jika kamu mempunyai tujuan hidup yang berguna"

~ MUHAMMAD AZIM AL FATIH ~

* * * * *

   "Umma" potong gus azim dari balik telpon tersebut.

"Kenapa sih nak, kan umma cuman mau bilang ke istri kamu" ucap nyai salwa.

"Umma, jangan ya" pinta gus azim.

"Loh, kenapa toh nak?, nak ica" panggil nyai salwa.

"Iya nyai, kenapa?" Tanya reisya yang hanya kebingungan dengan perdebatan anak dan ibu nya.

"Kamu gk ada kah niatan jenguk suami kamu, dia kepikiran kamu mulu loh nak" ucap nyai salwa yang membuat gus azim terkejut, begitupun dengan reisya, ia lebih terkejut dari gus azim sendiri.

"Maksud nyai apa?, suami?, suami ica siapa?, ica kan belum nikah" ucap reisya, seketika nyai salwa menengok ke arah gus azim.

"Loh nak, kamu kan udah nikah sama azim sembilan hari yang lalu, kamu lupa?, atau azim yang belum bilang ke kamau nak?" Tanya nyai salwa.

"O-oh.. itu, hehe, iya nyai, ica sepertinya lupa, ica boleh tidak mengobrol dengan gus azim?" Tanya reisya ramah, walau dalam hatinya banyak sekali pertanyaan yang mengganjal.

"Boleh loh nak, yaudah, kamu ngobrol sama azim ya, umma mau nyamperin abi" ucap nyai salwa lalu menyerahkan hp tersebut kepada gus azim.

"Gus" panggil reisya dingin.

"A-aku bisa jelasin semuanya" ucap gus azim lalu menghela nafas nya, setelah itu mulai angkat bicara.

"Kamu ingat saat kamu di kejar oleh dua laki-laki dan kamu datang ke pesantren, lalu kamu ingat saat kamu pingsan?, jika aku tidak kasihan saat melihat kamu pingsan, mungkin semua ini tidak akan terjadi, waktu itu, pas kamu pingsan, aku gendong kamu ke ndalem, terus abi salah paham dengan semua kejadian itu, dan... Akhirnya, aku di suruh buat nikahin kamu, tapi aku gak mau bilang ke kamu, kalo kita sudah nikah, dan... Cincin yang kamu maksud ada nama ku itu, adalah cincin pernikahan kita"

"Bilang kalo semua ini bohong?" Tanya reisya dengan air mata yang sudah luruh membanjiri pipi nya.

"Tidak, aku berkata jujur zara"

Deg

Seketika reisya merasa jika dunia ini berhenti berputar, ia menangis tersedu-sedu sambil terus mengatakan jika itu semua bohong, itu semua hanya candaan, itu semua hanya permainan gus azim.

"Zara" panggil gus azim lembut.

"Kenapa gus?, kenapa?, hiks gus kenapa diam?, kenapa gus?, hiks" tanya reisya dengan deru tangis yang terus saja luruh.

"Aku takut kamu gk bisa Nerima semuanya, aku takut kamu membenci ku, karna waktu itu kamu sudah mengatakan jika kamu tak akan pernah mau menikah dengan ku, maaf, mungkin ini tak seperti yang kamu inginkan, tapi ini demi kebaikan mu dan a-

Reisya langsung saja mematikan telpon tersebut, Karena merasa sudah muak dengan semua ini.

_ _ _

"Zara, zara" panggil gus azim namun hasilnya sia-sia karena reisya sudah menutup telpon nya terlebih dahulu.

"Ya Allah.... Gimana ini" gumam gus azim merasa khawatir jika reisya marah padanya.

Gus azim pun menangis karena terlalu khawatir dengan hubungannya bersama reisya kedepannya nanti.

KAGUM  Lalu  DIAMLAH [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang