BAB 23

365 23 146
                                    

~ Assalamualaikum ~

"hati wanita itu seperti kaca, mudah sekali pecah, walaupun sudah di perbaiki kembali, tapi bekas pecahan nya tak akan pernah hilang"

~ MUHAMMAD AZIM AL FATIH

_ _ _ _ _

"Assalamualaikum um- astaghfirullah!" Kaget gus azim saat tak sengaja melihat ustadzah azira tampa memakai hijab.

Gus azim langsung saja menunduk lalu menutup pintu kamar orang tuanya itu dengan keras, ia terus saja beristighfar karena sudah tak sengaja melihat aurat ustadzah azira.

"Ya Allah, maafkan hamba, hamba tidak sengaja, astaghfirullah..." Ucap gus azim di dalam hatinya sambil terus memejamkan matanya yang sudah ternodai itu.

"Astaghfirullah ya Allah...." Gumam gus azim sambil mengusap wajahnya kasar, dia terus saja beristighfar sampai-sampai matanya ingin menangis.

Ustadzah azira membuka pintu dengan perlahan, "a-azim..." Panggil ustadzah azira, gus azim yang mendengar panggilan dari Ustadzah azira pun langsung pergi dari sana dengan pikiran yang sudah kacau, dan air matanya yang sudah mau luruh.

Gus azim kembali ke kamarnya dengan pikiran yang kacau, ia masuk dengan perlahan lalu air matanya mulai luruh saat ia menutup pintu kamar.

"Gus?" Panggil reisya bingung melihat gus azim masuk ke kamar dengan terisak.

Gus azim pun menoleh, "ASTAGHFIRULLAH, KELUAR SANA!" Ucap gus azim dengan pikiran yang masih kacau dan air mata yang masih luruh. dengan pikiran yang begitu, ia lupa apa-apa, kapan, di mana, dan apa saja, ia tak mengingat nya, karena pikiran nya yang sudah kacau akibat kejadian yang tadi.

Reisya yang tersentak akibat ucapan gus azim yang meninggi pun hanya menunduk, "i-ica ada salah...?" Tanya reisya sedih.

Gus azim pun tersadar akibat mendengar pertanyaan dari reisya, ia pun menghela nafas lalu menunduk, "maaf... Aku gak bermaksud begitu" ucap gus azim masih tetap menangis.

"Gakpapa gus..., emang kenapa?" Tanya reisya yang masih kebingungan dengan gus azim yang tiba-tiba begitu.

Gus azim pun langsung mendekat ke arah reisya lalu duduk berlutut di hadapan reisya, "maaf.." lirih gus azim sambil menunduk.

Reisya semakin bertambah bingung saat itu juga, "maaf buat apa gus?, buat tadi?, udah aku maafin, gakpapa kok" ucap reisya sambil menatap gus azim yang terus saja menunduk.

"Maaf...." Ucap gus azim dengan suara yang bergetar.

"Gus, gakpapa"

"Maaf... Zara..."

"Iya iya, aku maafin, udah, gak usah begitu, bangun gus.." suruh reisya, gus azim terus menunduk sambil menggeleng.

"Maaf..."

"Iya iya, makanya maaf nya buat apa?"

"Maaf..., tadi... hiks Aku gak sengaja liat aurat ustadzah azira.. hiks" tutur gus azim sambil terisak.

"Gak sengaja, atau sengaja?"

"Gak sengaja..."

"Gakpapa mah, kalo gak sengaja.."

"Maaf... Aku gak bisa jaga mata aku buat kamu..."

"Gakpapa, kan itu gak sengaja"

"Maaf zara.."

"Gakpapa kok gakpapa" ucap reisya, namun gus azim tetap merasa bersalah pada reisya dengan kejadian yang tadi.

Gus azim pun menaruh kepala nya di pangkuan reisya, ia terus saja menangis, tak bisa merasa tenang sejak kejadian itu.

KAGUM  Lalu  DIAMLAH [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang