4 . Tumbuh

611 62 2
                                    

"Sha, are u ok?" Seru zean ketika melihat marsha di pinggir jalan duduk lemas.

"Ada apa?" Tanya zean kembali.

"Mba, kamu tau dia kenapa?" Tanya zean pada wanita yang sejak tadi hanya menonton.

Kebetulan hari ini zean hendak mengisi kulkasnya dan ia memilih pasar biasa, sudah bosen rasanya pergi belanja ke minimarket. Di saat hendak masuk ke dalam, ia melihat kerumunan dan melihat marsha duduk dengan lemas di bawah, tatapannya kosong.

"Tadi mbanya dilecehin, dia teriak, tapi orangnya udah kabur duluan." Ucap wanita yang tadi zean tanya.

"Dilecehin?" Darah lelaki itu seolah mendidih ketika mendengarnya.

"Kamu liat orangnya?" Tanya zean dengan tegas, matanya seolah menatap tajam sekitarnya.

"Liat, dia laki-laki pake jaket hitam, ada tulisan Morning vibes di belakang jaketnya, rambutnya pirang dan cepak, celananya jeans warna biru dan sepatunya garis tiga warna hitam, kalo diliat sih umurnya sama kaya masnya." Jelas wanita tadi dengan detail.

Zean mengangguk, ingatannya langsung menyimpan semua ciri-ciri lelaki tadi. Untung saja ada orang yang melihat dan untung saja marsha teriak, andai dia hanya diam, mungkin orang lain tidak akan sadar.

"Saya titip sebentar ya mba, saya bakal balik ke sini."

Zean bergegas keliling sekitar untuk mencari lelaki dengan ciri-ciri yang tadi disebutkan oleh wanita di sana, matanya tajam dan seolah menyala penuh amarah. Semua lelaki di sana tidak luput dari tatapan zean, ia melihat semuanya dengan detail. Hingga di dekat parkiran motor ia melihat lelaki dengan ciri yang disebutkan hendak menghampiri motornya, dengan langkah cepat zean bergegas menghampirinya.

Tanpa basa-basi, zean langsung menarik hoodie lelaki itu dan langsung memukulnya tepat di rahang kanannya. Aksi zean tentu saja mengundang kerumunan orang, lelaki yang ia pukul pun kebingungan dan duduk tersungkur dengan sudut bibir berdarah. Tetapi zean tidak perduli, meskipun banyak orang yang melihat pada mereka, meskipun tanpa bertanya, ia terus memukul lelaki itu dengan membabi buta.

"Ikut gua!" Seru zean membangunkan lelaki yang sudah lemas karena tidak dikasih ampun oleh zean.

Zean menarik lelaki tadi untuk menembus kerumunan, tidak ada yang berani memisahkan mereka, apalagi melihat tatapan tajam dari zean membuat mereka bergidik ngeri. Zean membawa lelaki itu ke tempat di mana marsha masih duduk dengan ditemani beberapa orang yang tadi membantunya, sesampainya di sana zean langsung mendorong lelaki itu sampai jatuh tersungkur di hadapan mereka.

"Ini orangnya?" Tanya zean pada sekitar dan mereka semua mengangguk.

Orang yang tadi menolong marsha pun terkejut sekaligus salut dengan apa yang dilakukan oleh zean, mereka hanya memberikan ciri-ciri, akan tetapi zean dengan cepat menangkap pelaku pelecehan tadi.

"Berani-beraninya lu lecehin istri gua! Nyari mati lu?!" Seru zean kembali memukul wajah lelaki yang sudah tak berdaya.

Marsha menatap terkejut pada apa yang diucapkan zean, wanita itu memandang wajah lelaki yang tak lain adalah tetangganya dengan penuh kebingungan. Tapi di sisi lain marsha tersentuh, ia melihat bagaimana khawatirnya zean kepadanya, ia juga melihat kemarahan dalam mata zean ketika tau apa yang sudah terjadi.

"Kamu mau aku bunuh orang ini?" Tanya zean pada marsha dan marsha menggeleng.

"Engga, sudah cukup, kasian dia." Sahut marsha dengan lembut.

"Minta maaf ke dia, berlutut atau lu gua bunuh di sini!" Ancam zean pada lelaki itu dan dia hanya menurut karena memang takut pada zean yang sejak tadi sudah hampir membuatnya mati.

PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang