delapan

285 24 1
                                    

"ikut aku, yeo!" wooyoung tiba tiba narik tangan yeosang dan lari masuk kedalam kamarnya terus ngunci pintu.

wooyoung semakin panik sebab orang orang itu tengah berusaha membuka pintu utama walaupun mustahil dilakukan karena seluruh pintu dirumah sudah terpasang keamanan maksimal oleh san.

"kenapa woo? siapa mereka? bisa saja teman hyungmu" jelas yeosang karena bingung tapi tangannya setia menggenggam tangan wooyoung.

"kamu lupa, yeo?" wooyoung menatap yeosang serius, yang ditatap tambah kebingungan.

"ORANG JAHAT!!" teriak yeosang histeris.

"yeo-" handphone wooyoung bergetar, ia bernapas lega setelah mengetahui siapa yang menelponnya.

"wuyo, hyung akan pulang sebentar lagi, kau dan yeosang masih dirumah kan? apa dia sudah pulang?"

"yeosang masih bersamaku hyung, tapi"

"tapi kenapa? wuyo?"

"tiga orang itu ada didepan rumah, hyung. wuyo sama yeosang sembunyi dalam kamar buat jaga jaga"

"apa!? merasa datang lagi!? hyung akan pulang, jangan tutup teleponnya!"

"iya hyung, tapi jangan sendiri, setidaknya bawa hongjoong hyung"

"iya, dia emang lagi sama hyung, kami udah dijalan. kalau takut, wuyo bisa peluk yeosang"

"udah"

.

semakin lama semakin terdengar seakan mereka segera berhasil membuka pintu rumah itu. tapi untung saja, san dan hongjoong datang tepat waktu. san langsung saja menahan pergerakan salah satu dari mereka. semantara hongjoong tetap diam disamping san seraya menjaganya.

"kalau kalian menginginkan uang, jangan sakiti wooyoung!"

"ba-baiklah, lalu dimana uangnya??" tanya satu orang lagi.

"berapa yang kalian inginkan!?" tanya hongjoong.

dan orang terakhir menyerahkan surat perjanjian yang berisi jumlah uang yang harus dibayar.

"cepat hyung, berikan saja lebih pasa mereka agar tidak lagi menganggu wuyo!"

hongjoong mengangguk, ia menyerahkan sebuah tas besar yang berisi uang tunai dengan jumlah banyak, bahkan lebih 20% dari uang yang orang orang gila ini inginkan.

pembayaran selesai, ketiga orang itu pergi secepat mungkin dengan mobil van mereka dan diikuti satu mobil van lagi yang membuat san dan hongjoong terkejut.

sebenarnya mereka membawa lima orang lagi, lima orang tersebut tengah bersembunyi disekitar rumah san. kalau mereka tidak muncul atau bahkan tidak membayar hutang orang tua wooyoung lunas dalam waktu yang sudah mereka targetkan, maka kelima orang itu akan muncul untuk membantu mereka berkelahi.

"what the fu-" - hongjoong.

.

san menekan pin rumahnya dan masuk dengan tergesa. sesampainya didepan kamar wooyoung, ia pun mengetuk pintu kayu tersebut.

wooyoung yang senang mendengar suara san dari balik kamarnya segera membukakan pintu.

"hyung!" wooyoung memeluk san.

"wuyo gapapa? hyung minta maaf karena terlalu lama, tidak! seharusnya hyung memang tidak boleh ninggalin wuyo kerja. wuyo masih takut?" san mengusap surai simanis, sedangkan yang ditanya menggeleng.

"gapapa hyung. wuyo baik baik aja, yeosang udah bantu nenangin wuyo"

"makasih yeosang, udah mau jagain wuyo" ucap san sambil melihat kearah yeosang.

"sama sama hyung, aku bakal selalu jagain wooyoung kok" jawab yeosang sambil menepuk bahu wooyoung.

"maaf kalau ngerepotin kamu, yeo" - wooyoung.

"gapapa woo, aku ga ngerasa direpotin kok"

karena merasa sudah larut malam, yeosang pamit pulang dengan dijemput seonghwa.

.

beberapa minggu kemudian, wooyoung juga sudah kuliah dengan damai, ia dan yeosang memilih fakultas yang sama, mereka juga sekelas. wooyoung merasa sangat aman karena tidak akan ada lagi gangguan dan masalah yang menimpanya. rencana wooyoung, setelah kelasnya selesai ia akan langsung ke perusahaan untuk menemui san.

sementara itu diperusahaan, hongjoong memasuki ruangan san dengan wajah cemas.

"san-ahh, pamanmu datang dan dia ingin bertemu denganmu" ucap hongjoong.

"apa yang dia mau? katakan saja padanya aku sedang sibuk, hyung" balas san dengan malas.

"choi san! kau tidak mau bertemu dengan pamanmu sendiri?" tiba tiba sang paman sudah berada di samping hongjoong.

"paman? siapa yang menyuruhmu masuk?" tanya san dengan nada kesal.

"tidak ada. kenapa banyak sekali halangan, aku hanya ingin menemui keponakanku"

terakhir komunikasi antara paman dan keponakan ini adalah lima bulan lalu. saat itu san sangat marah karena pamannya tidak pernah bisa menerima wooyoung didalam hidup san.

pamannya selalu saja berkata buruk dan kasar terhadap wooyoung. awalnya san memaklumi dan berharap pamannya bisa berubah pikiran dan menerima wooyoung. namun tetap saja, sepupu dan kerabat satu satunya ayah san tersebut sangatlah keras kepala, ia masih membenci wooyoung sampai sekarang.

sebenarnya san masih sangat marah dan kesal pada sang paman, namun san masih memiliki rasa hormat pada pamannya itu karena ia lebih tua dari pada san.

"duduklah paman". san berbisik pada hongjoong untuk menyuruhnya meninggalkan mereka berdua. tapi san berpesan untuk tidak pergi terlalu jauh dari ruangannya. karena ia ingin hongjoong menguping pembicaraan mereka.

"kedatangan paman kesini ingin memberimu kabar bahagia, san"

wooyoung yang kebetulan baru saja datang dan sudah berada didepan pintu ruangan san, dibuat bingung dengan keberadaan hongjoong.

hongjoong yang sadar melarang wooyoung untuk masuk kedalam terlebih dahulu, ia pun menarik simanis untuk menguping bersama.

"paman menjodohkanmu dengan anak perempuan dari kolega bisnis ayahmu dan juga paman"
.
.
.
tbc

my hero [woosan] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang