02

931 90 3
                                    

"Tuan Park silahkan duduk!" Hoseok menarik kursi di depan Yoongi untuk Jimin duduk dan dibalas senyuman manis dari si mungil.

"Terimakasih."

"Tuan Park, sepertinya anda belum pernah bertemu dengan Tuan muda Min! Jadi perkenalkan, ini Min Yoongi, pewaris tunggal keluarga Min!" Ucap Hoseok dengan tangannya yang mengarah pada Yoongi.

Jimin pun sontak berdiri dari duduknya kemudian membungkuk sekilas memberi hormat. "Selamat sore, Tuan! Saya Park Jimin. Senang bisa bertemu langsung dengan Tuan."

"Hmm."

"Maaf, sebenarnya ada apa Tuan ingin bertemu dengan saya?" Tanya Jimin setelah kembali mendudukkan diri.

"Aku ingin kita menjalin kontrak kerja sama." Pernyataan yang keluar dari bilah bibir tipis itu berhasil memunculkan kerutan pada kening pria manis di hadapannya.

"Kerja sama?"

"Jadi pasangan kontrakku."

Kerutan di kening Jimin semakin jelas dengan tatapan penuh tanya yang ditunjukkan pada si pria pucat.

Yoongi yang menyadarinya langsung merotasikan bola mata disertai decakan kesal. "Ck! Kita akan melangsungkan pernikahan kontrak."

Sontak saja manik coklat milik Jimin melebar dengan bibir penuh yang sedikit terbuka. "Pernikahan kontrak?"

"Yap!"

"Tapi kenapa..?" Ucapannya menggantung. Juga tatapannya yang melirik ke arah Hoseok.

Hoseok yang menyadarinya segera angkat bicara untuk menjelaskan kebingungan calon partner sang atasan. "Nyonya besar Min meminta Tuan Min untuk mengenalkan seseorang sebagai calonnya. Karena kalau tidak Nyonya besar akan melakukan perjodohan."

"Tapi kenapa harus saya?"

"Karena hanya anda yang menurut saya sangat serasi jika dipasangkan dengan Tuan Min."

"Aku tidak perlu basa-basi lagi. Bagaimana?"

"Emm..."

"Aku dengar ibumu masuk rumah sakit?"

Manik yang semula bergerak liar itu langsung tertuju pada si penanya. Kepalanya mengangguk dengan rambut yang bergerak naik turun mengikuti gerakan, membuat si pria Min mati-matian menahan gemas. "Eomma memang masuk rumah sakit, Tuan! Jantung bocor dan harus dioperasi."

"Pasti memerlukan donor jantung kan?"

Jimin kembali menganggukkan kepalanya.

"Aku akan menyuruh anak buahku untuk mencarikannya. Asalkan kau menyetujui kontrak ini. Kita mutualisme kan?"

Hening tidak ada respon, karena Jimin yang masih bergelut dengan pikirannya.

"Cepat! Aku tidak suka menunggu."

"Baik Tuan! Saya bersedia."

"Bagus. Sekarang kita ke rumahmu. Kau bersiaplah, kita akan menemui Eomma!"

•••

Sebuah mobil memasuki gerbang sebuah mansion. Yoongi keluar dari balik pintu bagian kemudi diikuti oleh Jimin yang langsung berjalan menghampirinya.

Sudah menjadi kebiasaan, seorang security mengikuti mobil sang atasan untuk menerima kunci yang disodorkan kepadanya.

"Tidak perlu dimasukkan ke garasi, Paman! Setelah ini aku akan pergi lagi." Ucap Yoongi. Mendengarnya, security itupun membungkuk sekilas sebelum berlalu kembali ke pos.

Yoongi kini beralih menatap Jimin yang sejak tadi berdiri diam mengagumi bangunan besar di hadapannya. "Ayo masuk! Ingat yang aku katakan tadi, jangan bersikap formal padaku saat di depan Eomma. Buat seolah-olah kita pasangan sesungguhnya." Ujarnya dan dibalas anggukan oleh si manis.

•••

Memasuki ruang tamu, Yoongi berjalan dengan sebelah tangan yang menggenggam tangan Jimin.

"EOMMA!!" Teriak Yoongi, memecah keheningan di dalam ruang luas itu.

Tak lama terdengar suara langkah kaki yang menuju ke arah mereka. Hingga setelahnya muncul seorang wanita paruh baya yang masih terlihat segar dan cantik.

"Astaga! Dasar anak orang, kenapa berteriak?" Ucap wanita tersebut. Min Chaerin, ibu dari seorang Min Yoongi.

"Aku membawakan pesanan Eomma."

Sebuah kerutan muncul di kening Chaerin saat mendengar ucapan putra satu-satunya. "Pesanan? Memang aku pesan apa?"

"Calon menantu kan? Ini aku sudah membawakannya untuk Eomma."

Dengan masih mempertahankan wajah kebingungan, Chaerin beralih menatap seseorang yang kini tengah berdiri di belakang tubuh sang putra.

Jimin yang mendapat tatapan dari si ratu Min sontak membungkukkan badannya. "Selamat malam, Nyonya!"

Chaerin menelisik penampilan pria manis itu dari atas ke bawah kemudian kembali ke atas.

"Kau!" Sarkasnya yang membuat Jimin langsung menundukkan kepala.

"I--iya Nyonya?"

Kaki berbalut high heels itu berjalan menghampiri sosok mungil yang masih betah dengan posisinya.

Jimin pun sudah mati-matian menahan rasa gugupnya. Bahkan dia sampai tidak sadar telah menggigit bibir bawahnya kuat.

Kerutan kembali muncul di kening sang ibu membuat Yoongi menatapnya khawatir.

"ASTAGA, MANIS SEKALI!!" Hingga teriakan keras dan tiba-tiba terdengar dari bibir merah merekah itu disertai dengan pelukan erat yang diterima Jimin membuat si manis terkejut dan Yoongi yang langsung menghela nafasnya lega.

"Siapa namamu hmm?" Tanya si ratu Min setelah melepas pelukannya.

"S--saya Park Jimin, Nyonya!"

"HEIII!!" Kedua manusia mini tersebut harus kembali merelakan telinganya untuk mendengar suara menggema yang kembali keluar.

"Kenapa panggil Nyonya? Kau calonnya setan pucat ini kan? "

Mendengar pertanyaan Chaerin, Jimin hanya mengangguk pelan dan melirik ke arah Yoongi.

"Panggil Eomma saja ya?" Jimin kembali mengangguk.

"Astagaaa YOONGI!"

"Ck! Apalagi?"

"Darimana kau mendapatkan anak itik ini? Menggemaskan sekali."

Yoongi hanya bisa menahan diri untuk tidak tertawa mendengar perkataan sang ibu yang menyebut pria manis di belakangnya dengan sebutan 'anak itik'.

"Jiminie, apa yang dilakukan anak nakal ini sampai kau mau menurunkan seleramu untuk menerimanya?"

"Eomma!" Ucap Yoongi yang tidak terima dengan perkataan sang ibu yang terkesan meledeknya.

"Diam! Aku tidak berbicara denganmu."

"Emm... Jimin tulus Eomma menerima Yoongi!" Sahut Jimin.

"Benar?" Chaerin mencoba memastikan dan mendapat anggukan mantap dari si mungil.

"Dia tidak memaksa atau mengancammu kan?" Lagi, mencoba untuk memastikan pria manis di hadapannya.

"Memangnya aku Eomma?" Kesal Yoongi.

"Kalian bertemu di mana?"

"Emm... Jimin bekerja di kantor cabang Min Group, Eomma! Kami bertemu saat Yoongi datang berkunjung."

"Pasti dia yang terpikat denganmu kan? Karena kalau kau rasanya tidak mungkin. Secara apa yang mengagumkan dari penampilannya?"

"Eomma!"

"Jadi kapan kalian menikah? Eomma tidak sabar menjadikanmu menantu Eomma."

"Emm..."

"Minggu depan!" Ucap Yoongi lugas yang membuat manik coklat Jimin sontak melebar.






Kontrak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang