21

1.1K 88 28
                                    

"Dan kau memutuskan untuk pergi?"

Jimin mengangguk. Tadi, sesaat setelah mereka tiba di rumah Taehyung, si pria Kim itu langsung mendesaknya untuk bercerita.

"Apa kau tidak memikirkan perasaan suami dan ibu mertuamu?"

"Aku memikirkannya, Tae! Tapi aku juga tidak bisa bertahan. Kehadiranku hanya akan menambah beban mereka. Aku merasa tidak pantas lagi berada di keluarga itu. Aku tidak dapat memberi mereka penerus. Aku__"

"Jimin! Kenapa kau mengatakan itu? Apa mereka mempermasalahkannya? Tidak kan?" Kembali Jimin menggeleng.

"Lalu kenapa kau harus memilih keputusan gila ini? Kalian sama-sama terluka. Seharusnya kalian saling menguatkan.

Coba pikirkan ini, suamimu baru saja kehilangan calon anak dan sekarang dia harus kehilanganmu, bagaimana perasaannya?

Maaf, Jim, bukannya aku tidak ingin membantumu, tapi kau harus kembali pada keluargamu. Ikuti kata hatimu! Jangan egois."

Jimin hanya mampu terdiam mendengar rentetan penjelasan dari Taehyung. Benar, tidak seharusnya dia pergi. Mereka sama-sama terluka. Jadi mereka harus bersatu untuk menyembuhkan luka itu.

"Malam ini kau boleh menginap disini. Tapi aku harap besok kau bersedia kembali ke rumahmu yang sesungguhnya, dimana hidup dan hatimu berada." Ucap Taehyung sebelum melangkahkan kakinya menuju pintu kamar yang ditempati oleh teman manisnya.

"Akan aku pikirkan. Terimakasih, Tae."

"Hmm. Istirahatlah!"

Setelahnya hanya hening yang dirasakan. Menghela nafas sejenak, kemudian Jimin mulai merebahkan tubuhnya di atas ranjang dengan netra yang menatap pada langit-langit kamar. Otaknya kembali memproses semua perkataan pria pemilik senyum kotak itu.

"Apa aku masih pantas di keluarga itu? Yoongi.. Aku masih ingat betapa hancurnya dia saat aku memintanya untuk menceraikanku. Maaf, sayang! Baiklah, besok aku akan kembali."

•••

Keesokan harinya Taehyung benar-benar mengantarkan Jimin pulang. Saat ini mereka telah berada di depan gerbang kediaman Min tanpa berniat untuk keluar dari mobil.

Si pria Kim sibuk meneliti bangunan besar yang terasa tidak asing di ingatannya. Begitupun dengan si manis yang masih ragu untuk masuk ke dalam dan hanya memandang bangunan tersebut.

"Jadi, ini adalah rumah suamimu?" Tanya Taehyung dengan tatapan yang masih terpaku pada objek yang sama.

Jimin bergumam menjawab pertanyaan dari temannya.

"Tapi waktu itu kau mengatakan bahwa ini rumah temanmu."

Mengalihkan pandangan, pria manis itu kini menatap pada sosok di sampingnya. "Hubunganku dengan suamiku sedang tidak baik waktu itu." Dia tidak sepenuhnya berbohong kan?

Anggukan di dapat Jimin atas ucapan yang dilontarkannya. Kini netra yang tidak kalah tajam dari sang suami itu beralih menatapnya.

"Tunggu apa lagi? Masuklah! Ingat, jangan pernah berpikir untuk pergi lagi."

"Hmm. Terimakasih sekali lagi, Tae."

"Hmm."

Akhirnya Jimin keluar dari mobil itu, melambaikan tangan pada Taehyung kemudian melangkahkan kaki menuju gerbang yang sedikit terbuka.

Kontrak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang