11 - Sakit

127 11 0
                                    

"Jisoo, bagaimana kondisi Jihoon?"

"Kenapa kamu datang ke sini?"

"Aku ingin melihat putraku."

"Dia bukan putramu!!!"

"Jisoo, aku tahu dia anakku."

"Lalu kenapa? Kau mau mengambilnya? Aku tidak akan sudi jika anakku tinggal bersamamu."

"Jisoo, kenapa kamu jadi seperti ini?"

"Kamu lupa siapa yang bikin aku seperti ini? Itu kamu, Mas. Karena kamu yang menceraikan aku secara tiba-tiba dan menghilang setelahnya."

"Jisoo, aku minta maaf dan aku bisa jelasin."

"Apa yang mau kamu jelasin? Aku nggak butuh penjelasan kamu. Jadi, pergi dari sini dan anggap aja kita nggak pernah ketemu."

"Jangan egois, Jisoo. Anak kita butuh aku."

"Nggak, dia udah bahagia sama aku. Tanpa kamu ada pun kami udah bahagia."

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan mengalihkan perhatian mereka.

"Maaf, kondisi pasien makin kritis dan stok darah di rumah sakit juga habis. Kami butuh donor darah dari orangtua kandung pasien."

"Ambil darah saya, Dok." pinta Jisoo.

"Apa golongan darah, Ibu?"

"Saya A."

"Maaf, Bu. Kami butuh darah O."

"Ambil darahku, Dok. Aku O."

"Baik, mari kita periksa dulu."

Jisoo ingin menghentikannya tapi tangan Sehun langsung membungkam mulutnya.

"Jadi bajingan itu Ayahnya Jihoon, Kak?"

Jisoo berusaha melepas tangan Sehun dengan menggigitnya.

"Aw, sakit sekali. Kenapa digigit, Kak?"

"Bodoh, kenapa kau biarkan dia menolong Jihoon?"

"Itu sudah menjadi tugasnya, Kak."

"Tapi bagaimana jika dia mengambil Jihoon? Aku tidak mau kehilangan putraku."

"Tidak akan, aku yang menjaminnya."

~

~

~

To Be Continue

Orang Ketiga [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang