Di pagi buta yang sangat gelap dan dingin, Shani terbangun dengan wajahnya yang banjir oleh keringat.
Ia terduduk dengan wajah panik dan nafasnya yang memburu. Lalu ia menatap ke sampingnya dimana Zee masih tertidur pulas.
Shani menyurai rambutnya ke belakang dan menahannya sambil memejamkan mata.
Shani baru saja mengalami mimpi buruk terkait anak kandungnya. Ia bahkan masih belum merasa tenang setelah bangun dari tidurnya.
Shani turun dari kasur dengan tubuhnya yang bergetar hebat.
Air keran mengalir di wastafel dan ia membasuh wajahnya dengan air itu. Lalu dirinya bersandar di ujung wastafel dan berusaha menenangkan dirinya sendiri.
Setelah merasa cukup tenang, Shani keluar dari dalam kamar mandi dan meraih ponselnya.
Ia menghubungi anaknya lagi melalui saluran telfon. Namun, hasilnya tetap sama, handphone anaknya belum aktif dan ia tidak bisa menyambungkan telfon itu.
Shani kalut dengan keadaan saat ini. Mimpi itu, mimpi yang sangat jelas jika Christy pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.
Jantungnya berpacu dengan cepat bersamaan air matanya yang mulai mengalir.
Karna sudah tidak tahan lagi, Shani nekat akan keluar dari rumah ini.
Saat matahari mulai naik, ia keluar dari kamarnya dengan pakaian rapih. Cio yang curiga melihat gerak gerik sang istri pun menghampiri nya.
"Mau kemana kamu?" Tanya Cio di belakang punggung Shani.
Sedangkan Shani langsung membalikkan badannya.
Ia menggenggam tangan Cio dan memohon padanya. "Mas tolong izinin aku keluar ya.. Sampe sekarang anak buah kamu belum nemuin Angel kan? Biarin aku ikut nyari dia mas"
Cio menggeleng tegas. "Ga, kamu gabole kemana-mana. Sebentar lagi anak buah aku pasti nemuin Angel. Kembali ke kamar" Titahnya.
Cio yang baru melangkah pergi dibuat berhenti dengan ucapan yang dilontarkan oleh Shani.
"Aku mimpi dede ninggalin aku mas. Dia ninggalin aku untuk selamanya" Ucap Shani dengan lirih dan meneteskan air mata.
Tubuh Cio menegang dan kaku. Seketika ia juga takut dengan keadaan Christy saat ini. Anak buahnya pun belum mendapat kabar soal Christy.
"Dari semalam aku khawatir sama dede mas. Perasaan aku ga karuan mikirin dia" Ucap Shani lagi yang semakin lirih.
Cio beranjak menjauhi Shani tanpa mau mengizinkan nya untuk keluar dari rumah sesuai permintaan istrinya.
Dengan kecewa dan pasrah Shani kembali masuk ke dalam kamar.
Ia termenung menatap lurus ke luar jendela kamarnya. Pikirannya dikuasai oleh Christy yang belum juga ia temukan sampai sekarang.
Seorang gadis yang semalam menemaninya tidur pun bangun dengan mengerjapkan matanya berkali-kali.
Ia melihat bundanya yang tengah melamun di depan jendela. Setelah mengumpulkan nyawanya, ia mendekati bundanya dan memeluknya dari belakang.
"Bunda mikirin apa?" Tanyanya dengan menaruh dagu nya di bahu sang bunda.
Shani mengusap pelan kepala Zee. "Ngga mikirin apa-apa ko. Zizi mandi dulu gih nanti kita sarapan bareng. Mau bunda masakin apa?" Tawarnya dengan tersenyum manis.
"Apa aja yang penting masakan bunda" Jawabnya sambil melirik bundanya dari samping.
Lalu Shani mengecup pelipisnya lembut. "Dah mandi sana, bunda mau masak"
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA, BUNDAKU? [END]
FanfictionSeorang ibu yang kehilangan anak semata wayang nya dan sangat rindu dengan panggilan "bunda" untuk dirinya Selengkapnya bisa kalian baca aja ya luuvv <3