Hari terus berlalu dan tanpa terasa genap satu bulan Raina tinggal di kediaman barunya tersebut. Selama satu bulan ini pula kehidupan keluarga Raina terasa begitu tentram karena tidak ada gangguan dari orang-orang menyebalkan lagi, mungkin terkadang anak-anak laki-laki Marcel yang beberapa kali menjahili Raina saat dirinya mengunjungi kediaman mereka
Selama satu bulan ini juga hubungan Raina dan Lula semakin dekat, bahkan beberapa waktu Lula sering ikut Raina ke rumah sakit kalau sedang libur sekolah, keduanya juga sering menghabiskan waktu bersama selayaknya seorang Ibu dan anak. Entah sejak kapan, Raina mulai menyayangi Lula, apalagi setelah mendengar cerita Lula mengenai keluarganya yang tidak utuh. Raina sangat sedih saat mengetahui jika Lula sejak kecil tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ibunya, maka dari itu Raina ingin memberikan apa yang tidak di berikan oleh Ibu kandung Lula
Seperti sekarang, di hari libur Raina dan Lula menghabiskan waktunya untuk membuat kue ulang tahun bersama di rumah Raina. Hari ini adalah hari ulang tahun Marcel dan Lula ingin memberikan kejutan untuk ayahnya, maka dari itu pagi-pagi sekali ia sudah mendatangi rumah Raina untuk meminta bantuan wanita itu
"Tante ini tepungnya seberapa?"
Raina yang sedang membuat krim untuk hiasan kue pun terkekeh melihat Lula yang kebingungan "Sini biar Tante aja yang masukin tepungnya, kamu pegang mixernya aja" Lula mengangguk menuruti perintah Raina
"Ayah pasti seneng kalau nanti aku bilang ini buatanku sendiri" Lula merasa bangga ada dirinya sendiri karena sudah bisa membuat kue hasil tangannya sendiri
Raina geleng-geleng kepala "Kakak-kakak mu nggak ada yang mau bantuin?"
Lula menggeleng "Mereka nggak mau masuk ke rumah Tante katanya"
"Ada-ada aja"
"Belum selesai bikin kuenya?"
Raina dan Lula menoleh ke asal suara, Mira masuk ke area dapur setelah menyelesaikan sinetron kedukaannya. Mira sangat bahagia melihat kedekatan Raina dan Lula, ia sudah menganggap Lula seperti cucunya sendiri. Jika boleh, Mira justru ingin menjodohkan Raina dengan Marcel tapi sayangnya semua anak laki-laki Marcel tidak menyukai Raina
"Nenek lihat! Pokoknya kalau nanti udah jadi, nenek harus cobain kue buatanku"
"Loh bukannya kuenya buat Ayahmu?"
Lula tersenyum "Tenang aja, Aku bikin dua. Satu buat Ayah satu lagi buat Nenek sama Kakek"
Lula terlihat sangat bahagia bisa mengenal Raina dan kedua orangtuanya, akhirnya ia bisa tahu bagaimana rasanya punya keluarga selain Ayah dan kakak-kakaknya. Marcel dan Kaluna sama-sama anak yatim piatu yang sudah tidak memiliki orangtuanya sebelum Lula lahir, keduanya juga sama-sama anak tunggal jadi sama sekali tidak memiliki keluarga
"Ayahmu ada di rumah? memangnya dia nggak curiga kamu di sini dari pagi tadi?" Tanya Mira
"Dia alasan mau belajar sama aku Bu" Jawab Raina
Mira geleng-geleng kepala "Pantas nggak di cariin"
Lula hanya tertawa kecil dan kembali fokus pada adonannya, Raina juga ikut membantu anak itu hingga kurang lebih satu jam sudah berlalu dan kue buatan Lula sudah selesai, Raina juga sudah menghiasnya dengan cantik. Kini tinggal di berikan pada Marcel
"Tante ikut ya? Aku nggak bisa bawa kadonya nanti" Selain kue, Lula juga sudah menyiapkan kado yang ia beli bersama Raina. Padahal kakak-kakaknya juga mengajaknya mencari kado untuk Ayahnya tapi Lula lebih memilih pergi bersama Raina
Raina mengangguk "Tapi sebentar aja ya? Tante belum beres-beres"
"Iya Tante"
Setelah itu keduanya sama-sama berdiri di depan pintu Penthouse milik Marcel. Lula memegang kue, sedangkan Raina membantu membawakan kado yang berukuran sedang