Disclaimer: Semua kondisi yang ada di part ini murni karangan penulis dan tidak sama dengan kondisi sebenarnya di dalam ruang persidangan. Harap menjadi pembaca bijak.
_______
Beberapa hari setelah datangnya surat dari pengadilan, Marcel beserta keluarganya hadir untuk menghadapi persidangan pertama mengenai hak asuh Lula, namun berdasarkan keputusan hakim bagi kedua belah pihak di perintahkan untuk melakukan mediasi selama satu bulan. Namun, bukannya berjalan dengan baik, mediasi tersebut justru membuat keadaan semakin memanas dan hari ini akhirnya di adakan kembali persidangan yang kedua untuk melanjutkan gugatan yang di layangkan oleh Kaluna.
Lula juga sudah di beritahu mengenai masalah ini, dan dia tentu saja menolak hal ini. Anak itu memang menginginkan kasih sayang dari ibu kandungnya, namun bukan dengan cara ini, sampai kapanpun ia tidak akan pernah meninggalkan Ayahnya. Karena bagi Lula dan kakak-kakaknya, Marcel sudah lebih dari cukup untuk mengisi kekosongan sosok ibu.
Dengan langkah tegasnya, Marcel memimpin jalan menuju ruang persidangan, ia juga sudah menyiapkan pengacara terbaik untuk ini, ia akan membuktikan pada Kaluna jika dirinya bukanlah orang yang suka bermain-main dengan kata-kata.
Di belakangnya, ada kedua orangtua Marcel dan juga anak-anaknya kecuali Lula dan Shaka, Marcel memang melarang Lula untuk masuk ke ruang persidangan dan meminta Shaka agar menjaga adiknya di luar ruangan. Raina dan Ibunya juga turut hadir di persidangan setelah mengetahui perihal masalah perebutan hak asuh anak antara Marcel dan mantan istrinya. Raina sebagai salah orang yang dekat dengan Lula, tentu saja terkejut, ia kira ibu kandung Lula sudah benar-benar melupakan anak itu, ternyata sekarang ia kembali dan dengan seenaknya ingin mengambil hak asuh Lula. Raina dan ibunya juga sempat tersulut emosi saat Marcel menceritakan segalanya. Maka dari itu, Raina dan ibunya akan berusaha untuk membantu Marcel bagaimanapun caranya, bahkan pengacara yang kini berdiri di samping Marcel merupakan pengacara terbaik yang di carikan oleh Dirga, Ayah Raina.
Setelah memasuki pintu ruang persidangan, hal pertama yang mereka lihat adalah sosok Kaluna yang kini tengah menatap remeh Marcel, di sampingnya ada Kaivan yang tidak menunjukkan ekspresi apapun, entah karena tidak peduli atau dirinya memang berwajah seperti itu, yang jelas terdapat aura gelap di antara kedua keluarga itu.
Semuanya duduk dengan tenang setelah hakim memasuki ruangan, dan ruangan semakin terasa panas saat Panitera memerintah Marcel dan Kaluna duduk di posisi masing-masing.
"Kepada pihak penggugat, yaitu Nyonya Kaluna Phrisa Widuri beserta pendamping dan kepada pihak tergugat, yaitu Tuan Marcello Brivan Astara beserta pendamping, di persilahkan untuk memenuhi tempat yang sudah di sediakan"
Kaluna dan Marcel maju dan duduk bersama Pengacara masing-masing, ketika Hakim mulai membacakan gugatan Kaluna, terlihat jelas ada tatapan permusuhan antara Kaluna dan Marcel. Apalagi setelah mediasi yang mereka lakukan tidak berhasil.
Sidang terus berjalan sebagaimana mestinya.
"Kepada Tuan Marcel, apakah benar selama ini anda tidak memperbolehkan Nyonya Kaluna untuk bertemu dengan putri kandungnya?" Tanya Hakim.
Tentu Marcel tidak menyetujui ungkapan tersebut "Tidak yang mulia, memang benar saya melarang saudari Kaluna untuk bertemu dengan Qailula akhir-akhir ini, namun itu bukan tanpa alasan. Saudari Kaluna sudah meninggalkan dan menelantarkan anak-anaknya selama belasan tahun dan ketika dia tiba-tiba hadir kembali tentu saja saya akan berusaha untuk melindungi anak-anak saya" Jawab Marcel dengan sopan.
"Tapi yang mulia-" Baru saja Kaluna akan membantah, namun Hakim sudah lebih dulu menegur. Baru setelah di persilahkan, Kaluna kembali melanjutkan ucapannya.